© MEN
Dream - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemerintah daerah serta masyarakat mewaspadai potensi tsunami akibat meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan, imbauan tersebut bukan berarti waktunya melakukan evakuasi, namun siaga mempersiapkan evakuasi untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
" Jadi bukan pada level evakuasi. tapi memberikan informasi ke semua pihak bahwa mulai siap siaga. Yang artinya misalnya sudah siapkan dan evakuasi, siapkan tempat evakuasi dicek, karena kalau lama enggak dipakai terakhir 2018, rambunya mungkin sudah pada hilang," ujar Dwikorita dikutip dari Merdeka, Selasa 26 April 2022.
Karena itu, ia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai memasang kembali rambu-rambu evakuasi dan shelter yang sudah tidak jelas terlihat oleh masyarakat.
Serta mempersiapkan jaringan komunikasi, meskipun peralatan untuk memantau aktivitas Anak Krakatau sudah canggih. Sebab tanpa jaringan tersebut maka penyampaian informasi akan terhambat.
Dream - Status Gunung Anak Krakatau (GAK) naik ke level III atau siaga setelah meletus dan memuntahkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari atas puncak pada Minggu 24 April 2022.
Kepala Balai Geologi, Eko Budi Lelono, menerangkan, karakter letusannya berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara 1–6 tahun.
Pemantauan sudah dilakukan sejak 1-24 April 2022 melalui pos pantau di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, dan pos pantau di Kalianda, Lampung.
" Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental serta pantauan emisi SO2 bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau ada kecenderungan meningkat dan belum menunjukkan adanya penurunan aktivitas vulkanik," jelasnya.
Erupsi-erupsi ini menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar serta aliran lava.
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, Deny Mardiono, mengatakan, abu vulkanik Gunung Anak Krakatau sudah sampai ke permukiman warga di pesisir Banten.
Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau dirasakan oleh warga di Kecamatan Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Panimbang, Kecamatan Cigeulis, dan Pesisir Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Abu vulkanik berwarna hitam itu mengotori lantai hingga tumbuhan yang ada di luar rumah. Bahkan mata warga terasa perih ketika beraktivitas di luar rumah.
" Lagi hujan abu, sayuran saja tadi banyak kotor. Perih ke mata, baru sadar kalau itu dari Gunung Anak Krakatau yang lagi erupsi," kata Soffy Shovia, warga Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten dikutip dari Liputan6
Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau yang berada di perairan Selat Sunda kembali meletus pada Senin 18 April 2022. Petugas pos pantau GAK Pasauran, Kabupaten Serang, Fahrul Roji, mencatat erupsi pertama terjadi pukul 07.14 WIB.
Ketinggian abu Gunung Anak Krakatau mencapai 700 meter dari atas puncak dan berwarna hitam. Amplitudo maksimumnya 60 mm dengan durasi 1 menit 37 detik.
Selanjutnya, Anak Krakatau erupsi pada pukul 11.04 WIB dengan ketinggian abu mencapai 700 meter dari puncak. Abu berwarna kelabu itu mengarah ke Barat Daya, dengan amplitudo maksimum 45 mm dan berdurasi 1 menit 45 detik.
Erupsi terakhir terjadi pukul 12.46 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 700 meter dari puncak. Amplitudo maksimum 47 mm dan berdurasi 53 detik itu mengeluarkan abu berwarna kelabu mengarah ke Barat Daya.
Kemudian pada 22 April 2022, Gunung Anak Krakatau (GAK) meletus dengan ketinggian abu mencapai 1.500 meter. Letusan pertama terjadi pukul 00.49 WIB, dengan ketinggian abu mencapai 500 meter dari puncak.
Kemudian letusan ketiga pada H-10 Idul Fitri terjadi pukul 01.45 WIB, dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 600 meter dari atas puncak.
Letusan gunung anak krakatau ketiga terjadi pukul 02.37 WIB, jelang umat muslim menjalankan sahur. Ketinggian kolom abu mencapai 1.500 meter di atas puncak.
Advertisement
Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari