Ini Sumber Dentuman Misterius yang Gegerkan Jakarta Menurut Vulkanolog ITB

Reporter : Eko Huda S
Senin, 13 April 2020 10:00
Ini Sumber Dentuman Misterius yang Gegerkan Jakarta Menurut Vulkanolog ITB
Sumber dentuman yang menggegerkan Jakarta itu masih misterius. Namun ahli vulkanologi ITB punya penjelasan soal sumber suara keras itu.

Dream - Sumber dentuman yang terdengar di wilayah Jakarta, Bogor, dan Depok, pada Sabtu dinihari, 11 April 2020, masih menjadi misteri. Namun, ahli vulkanologi Institut Teknologi Bandung, Mirzam Abdurrachman, punya penjelasan tentang dugaan sumber dentuman yang mengegerkan tersebut.

Menurut dia, suara dentuman bisa terjadi salah satunya karena aktivitas magma dari suatu gunung api. Dentuman bisa muncul akibat perpindahan magma secara tiba-tiba dari dapur magma ke lokasi yang lebih dangkal.

Proses itu, kata dia, mengakibatkan terjadinya kekosongan dan ambruknya dapur magma dalam, sehingga menghasilkan dentuman dan getaran di daerah sekitarnya. Fenomena yang sering juga disebut underground explosion tersebut bisa dan tidak selalu diikuti oleh suatu erupsi gunung api.

" Namun hal tersebut masih perlu mendapat dikaji terlebih dahulu dengan data kegempaan serta perubahan temperatur dan pelepasan gas dari gunung-gunung di sekitar Jabodetabek dan juga Gunung Anak Krakatau," ujar Mirzam dikutip laman itb.ac.id.

Suara dentuman itu memang dikait-kaitkan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat, 10 April 2020. Gunung di Selat Sunda itu memang meletus sebanyak dua kali pada hari tersebut, yaitu pada pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB. Letusan itu bertipe strombolian dengan tinggi kolom letusan kurang lebih 500 meter.

1 dari 6 halaman

Peristiwa Serupa

Dugaan Mirzam didasarkan pada pada peristiwa serupa yang terjadi di tiga gunung api di tiga negara yaitu, Gunung Api Miyakejima Jepang pada tahun 2000, Gunung Piton de La Fournaise Pulau Reunion pada 2007, dan gunung di Kepulauan Mayotte Prancis pada 2018.

Namun, Dosen Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB itu menegaskan bahwa dugaan tersebut masih perlu dikaji dan dibuktikan apakah dentuman keras misterius tersebut berhubungan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat lalu.

Letusan gunung yang terletak di antara Pulau Panjang, Sertung, dan Pulau Rakata, di Selat Sunda itu bertipe strombolian dan vulkanian yang memiliki energi letusan tergolong rendah hingga sedang. Berdasarkan data Volcanic Explosivity Index (VEI), Gunung Anak Krakatau miliki nilai VEI 2-3, artinya tergolong rendah hingga sedang.

2 dari 6 halaman

Pola Letusan Gunung Anak Krakatau

Gunung yang kini berstatus Level II atau Waspada itu, tambah Mirzam, baru muncul ke permukaan sejak tahun 1927. " Sejak tahun tersebut, Gunung Anak Krakatau tumbuh besar dan memesona,” ujar dia.

Gunung Anak Krakatau merupakan sisa sejarah panjang letusan Krakatau Purba yang berlangsung sejak abad ke-5, hingga letusan di tahun 1883 yang hanya menyisakan Rakata, Panjang, dan Sertung.

Hampir setiap tahun Gunung Anak Krakatau memperlihatkan aktivitas vulkanisme. Pola letusannya kini tercatat semakin teratur sejak tahun 2008. Letusan eksplosif dan efusi tersebut datang silih berganti setiap 2 tahun sekali dan membentuk sebuah pola.

3 dari 6 halaman

Menguak Asal Dentuman Misterius di Jabodetabek, Ini Penjelasan BMKG

Dream - Sejumlah warga Jakarta dan sekitarnya melaporkan mendengar suara dentuman keras yang membuat jendela dan pintu rumah bergetar hebat pada Jumat malam kemarin hingga Sabtu dini hari tadi.

Hingga siang ini, misteri asal dentuman tersebut belum juga terpecahkan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, dentuman ini tidak ada kaitan dengan letusan Gunung Anak Krakatau (GAK).

Terlebih, letusan gunung yang terletak di Selat Sunda tersebut lebih kecil dari erupsi 22 Desember 2020.

Lalu, dari mana asal dentuman misterius tersebut?

4 dari 6 halaman

Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mengatakan telah terjadi gempa pada Jumat malam 10 April 2020. Gempa tersebut terjadi pukul 22.59 WIB.

" Tadi malam telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo yang tidak signifikan 2,4 terjadi pukul 22.59 WIB ini berlokasi di 6,66 LS 105,14 BT berjarak 70 km arah barat daya Anak Gunung Krakatau dengan kedalaman 13 km," ujar Rahmat Triyono dalam siaran pers BMKG, dikutip dari Liputan6.com.

Namun, Rahmat memastikan tidak ada laporan dari masyarakat terkait guncangan akibat gempa tersebut.

" Dan tentunya dentuman yang dirasakan dan didengar masyarakat sekitar Jakarta kami yakini bukan diakibatkan gempa tektonik dengan magnitudo 2,4," kata Rahmat Triyono.

5 dari 6 halaman

Suara Apa?

Daryono, Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG memastikan, dentuman yang membuat resah masyarakat Jabodetabek tidak bersumber dari gempa tektonik yang terjadi. Hasil mentoring BMKG di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Provinsi Banten, tidak menunjukan adanya aktivitas gempa tektonik dengan kekuatan signifikan.

Daryono juga menyatakan, pendapat Suryono ahli Vulkanologi yang diunggah di channel Youtube Andromeda Mercury, perlu dipertanyakan kredibilitasnya.

6 dari 6 halaman

Dalam video tersebut, Surono mengatakan tidak mengetahui dari mana sumber dentuman berasal. Saat kondisi sepi akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bisa saja suara yang tidak biasa terdengar menjadi terdengar.

" Bisa saja seperti itu," kata Surono.

" Kecepatan suara tergantung pada kerapatan udara, tekanan udara di satu tempat. Saya kemungkinan masih mempercayai (suara dentuman) dari Anak Krakatau, sumber lain apa coba?" lanjut dia.

(Sumber: Liputan6.com/)

Beri Komentar