Dream - Gadis muda itu berdiri mematung. Wajahnya sama sekali tak terlihat. Hanya sosok hitam di pinggir panggung yang temaram.
Tujuh hiasan kain berbentuk tiang menjuntai memanjang di tengah panggung. Di depan kain hitam besar yang menutupi seluruh latar. Di tengahnya dua baris tulisan terpampang jelas. Miss USA Confidently Beautiful. Ajang kecantikan di Negeri Paman Sam.
Dan gadis di pinggir panggung itu tak sendiri. Dari balik layar besar itu, dua sosok wanita terlihat. Sama buram. Meski berselebung kain, sorot lampu membentuk bayangan dua wanita itu.
Sorot lampu perlahan mengarah ke sisi panggung. Wajah gadis itu mulai terlihat. Dia melenggok, berjalan bak model ke tengah panggung. Menjelajahi panggung sampai sisi kanan panggung. Berpose sejenak sambil melempar senyum.
Terikan membahana di ruangan itu. Mengelukan gadis yang berumur 19 tahun itu. Tapi ada yang janggal dari penampilannya.
Gadis itu berbusana biru serba tertutup. Tak terlihat sama sekali lekuk tubuhnya. Rambut tertutup rapi kerudung berwarna kuning. Padahal hari itu ajang kencantikan itu tengah menggelar kontes busana renang. Ajang para pemuas nafsu melihat kemolekan tubuh wanita.
Penampilan busana tertutup gadis itu membuat tercengang. Bayangan molek tubuh kontestan ajang ratu-ratuan mendadak sirna. Tak ada bagian tubuh terlihat. Beda dengan dua kontestan di belakangnya. Meski samar-samar, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Hanya berbusana renang serba mini.
Ya, gadis berkulit hitam manis itu bernama Halima Aden. Dan dia baru saja mengguncang ajang kecantikan Minnesota, Amerika Serikat. Bahkan dunia. Aden seorang wanita muslimah. Dengan burkini, busana renang khusus muslimah, dia berlenggok di ajang Miss Minnesota USA.
(Baca kisahnya: Pesona Halima Aden Membetot Dunia)
Tak butuh waktu lama video penampilan Aden ber-burkini di ajang kontes kecantikan menyebar luas. Viral di jagat sosial media. Kisahnya meluas usai terpampang di berbagai media mainstream Amerika.
*****
Aden, seorang gadis yang lahir di kamp pengungsian Somalia memang tak dinobatkan ratu cantik dari Minnesota. Tapi jejaknya di kontes kecantikan itu mengguncang dunia.
Menjadi muslimah, ikut kontes kecantikan Amerika selama ini jadi hal muskil. Kecantikan fisik selalu jadi tolak ukur. Belum lagi ajang umbar aurat yang wajib dijalani setiap kontestan. Hal yang mustahil dilakukan muslimah berhijab.
Namun Gadis yang pindah ke Amerika di usia 6 tahun itu membalikan pandangan itu. Tampil berhijab, Aden melawan pandangan miring yang menimpanya dan orang lain yang berpenampilan seperti dia.
Aden juga mengubah standar cantik seorang wanita. Sosok cantik yang seolah hanya milik wanita berkulit putih dengan tubuh seksi. Aden berbicara lebih dari itu. Wanita cantik tidak melulu soal fisik. Tapi juga soal kecerdasan dan kepribadian.
Meski ikut ajang kecantikan, Aden tetap memegang teguh prinsipnya sebagai muslimah. Menutup aurat dan berhijab di depan umum. Baginya, menjadi cantik tak harus mengorbankan jati diri. Apalagi sampai melepaskan hijab.
(Lihat Video: Ratu Hijab Dunia)
Mahasiswi The St. Cloud State University ini hanya satu contoh Muslimah Amerika yang berjuang mempertahankan hijabnya. Apalagi di tengah isu Islamophobia yang belakangan tumbuh menjamur.
Tak hanya perjuangan di ajang kencatikan, hidup sebagai Muslim di Amerika bukan urusan mudah. Meski jumlahnya banyak, umat Islam Amerika tetap dianggap sebagai minoritas. Dianggap warga negara kelas dua, seperti warga berdarah Amerika Latin atau berkulit hitam.
Dan kondisi itu semakin memburuk belakangan. Entah sudah berapa banyak kekerasan pada kaum muslim terjadi. Korbannya pun kebanyakan muslimah yang mengenakan hijab.
Tengok saja Data statistik Federal Bureau Investigation (FBI). Kasus kekerasan terhadap Muslim di seluruh negara bagian Amerika mencapai 67 persen pada 2015. Persentase ini merupakan level tertinggi sejak tragedi 11 September 2001. Di tahun yang sama, terjadi sekitar 257 insiden penyerangan dilandasi bias anti-Muslim. Jumlah serangan ini meningkat hampir 100 persen dibandingkan 2014, dengan 154 insiden.
Dengar juga laporan lembaga pemikir Demos. Hampir 7.000 cuitan 'Islamofobia' dikirimkan dalam bahasa Inggris setiap hari pada bulan Juli di dunia.
Puncaknya terjadi pada bulan April lalu setelah terjadi serangan truk Nice dan usaha kudeta militer di Turki, dengan jumlah cuitan 2.500. Sebanyak 49 kata dan tagar digunakan sebagai ukuran cuitan anti-Islam.
***
Aden tak sendiri. Banyak muslimah pejuang di seluruh dunia. Mempertahankan hijab sebagai jati diri umat Rasulullah. Tak perlu jauh-jauh. Lihat saja di Indonesia.
Kisah sedih dialami atlet basket Indonesia, Raisa Aribatul Hamidah. Dua tahun silam, airmatanya tumpah usai keluar dari ruangan pelatih. Dia harus mengubur dalam cita-citanya menjadi atlet basket tingkat dunia.
Raisa bukan atlet sembarangan. Kemampua mengolah si kulit bundar jauh di atas rata-rata. Disetarakan dengan pebasket dunia lainnya. Talenta yang membawanya masuk tim nasional bola basket Indonesia.
Tetapi talenta itu seolah tertutup. Masalah sepele. Kerudung lebih jadi perhatian dari kemampuan driblingnya. Empunya basket dunia, Federation Internationale de Basketball (FIBA) bersikukuh atlet basket tak boleh berhijab. Alasannya, penutup rambut itu dikhawatirkan mengganggu penampilannya.
(Baca perjuangannya: Raisa, Srikandi Hijab Lapangan Basket)
Tak cuma Raisa yang merasakan pil pahit itu. Sejumlah atlet berhijab lain dari sejumlah negara termasuk Amerika, India, Qatar, hingga Bosnia.
Merasa punya teman bernasib sama, Raisa memutuskan membuat petisi online, mendesak FIBA merevisi aturannya. Petisi itu berhasil mengumpulkan 80.000 tanda tangan.
FIBA pun terdesak. Mereka berjanji akan merevisi aturan yang selama ini sudah berlaku itu. Tetapi, tidak bisa dalam waktu sekejap. FIBA meminta waktu maksimal dua tahun untuk mengkaji dan merevisi aturan itu.
Aden dan Raisa telah menunjukkan pada dunia, sebuah keyakinan tidak harus tunduk pada kesempatan. Memperjuangkan keyakinan jauh lebih penting, ketimbang harus menyerah pada kebencian. Inilah kisah tentang para pembela hijab.
Advertisement
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation