Pemulihan Dari Covid-19 Menyakitkan Dan Lama. (Foto: Shutterstock)
Dream - Penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona jenis SARS-CoV-2 awalnya sempat dikira seperti penyakit flu atau penapasan biasa.
Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, penyakit yang menyerang paru-paru ini ternyata sangat menakutkan bagi para penderitanya.
Seorang dokter di Inggris mengatakan pasien Covid-19 yang kritis dan kemudian sembuh mengaku lebih memilih mati daripada hidup dengan penyakit tersebut.
Menurut Dr Zudin Puthucheary, pasien yang menderita Covid-19 parah akan mengalami delusi dan halusinasi. Hal ini membuat mereka menderita trauma fisik dan mental yang mengkhawatirkan.
Dr Puthucheary mengatakan, kebanyakan para pasien Covid-19 yang kritis dan kemudian sembuh akan mengalami koma selama menjalani perawatan.
Bagi para pasien ini, proses pemulihan dan penyembuhan dari Covid-19 yang parah terasa sangat lama dan menyakitkan.
Selama dalam keadaan koma, mereka dilanda halusinasi dan disorientasi yang membuat mereka mengalami kebingungan parah.
" Ketika sadar dari koma dan sembuh, sebagian besar justru mengatakan mereka lebih baik mati saja," kata Dr Puthucheary.
Ketika para pasien koma, tantangan terbesarnya adalah kehilangan massa otot. Yang membuat mereka kesulitan menelan makanan atau air.
Pasien Covid-19 usia kerja yang kritis dalam kondisi koma akan kehilangan massa otot yang disusul oleh lemak. Menurut Dr Puthucheary, para pasien kritis ini akan kehilangan sekitar 2-3% massa otot setiap hari.
Artinya, jika seorang pasien kritis yang awalnya berbobot 90 Kg, maka dia akan kehilangan massa otot 1-2 Kg per harinya.
Sebagian pasien bahkan membutuhkan trakeotomi invasif untuk membantu mereka bernapas. Mereka juga memerlukan pipa makanan untuk menyalurkan makanan dan air minum.
Dokter yang juga dosen kegawatdaruratan di Queen Mary University, London, Inggris, itu mengatakan bagi pasien yang koma selama 10 hari saja, proses pemulihannya akan terasa berbulan-bulan lamanya.
Itu karena setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, mereka tetap membutuhkan proses pemulihan yang intensif antara satu hingga lima tahun.
" Ada sebagian yang bahkan tidak bisa melakukan aktivitas seperti sebelum terinfeksi virus corona. Mereka kesulitan bangun dari tempat tidur atau hanya sekadar berjalan ke kamar mandi
" Beberapa bahkan tidak bisa bekerja lagi setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit," kata Dr Puthucheary.
Menurut Dr Puthucheary, banyak sekali pasien Covid-19 yang berasal dari warga yang mengandalkan fisik untuk bekerja. Mereka akan mengalami berbagai masalah saat kembali bekerja.
" Mereka akan mengalami delusi, halusinasi dan stres. Mereka juga menderita depresi dan kecemasan yang berlangsung tahunan," ujar Dr Puthucheary.
Sampai saat ini para ahli medis terus melakukan penelitian tentang efek Covid-19 terhadap fisik dalam jangka panjang.
Sebab beberapa pasien Covid-19 menderita kerusakan permanen pada paru-paru, ginjal dan jantung mereka. Sebagian bahkan mengalami kerusakan otak dalam kasus-kasus ekstrem.
Sumber: DailyStar
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati
Bahaya Duduk Terlalu Lama di Toilet, Wasir Hingga Gejala Kanker
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya