Konferensi Pers Temuan Sel Tahanan Di Sebuah Sekolah Di Batam (Dream.co.id/M Ilman Nafi'an)
Dream - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listiyarti, menyatakan keberadaan ruang tahanan di sebuah SMK di Batam dibangun untuk tempat mendisiplinkan anak didik oleh pihak pengelola sekolah.
Kabar soal SMK yang memiliki ruang tahunan sebelum telah viral di media sosial.
" Dalih penahanan anak diduga atas nama mendisiplinkan karena ada pelanggaran yang dilakukan siswa," ujar Retno di Kantor KPAI, Jakarta, Rabu 12 September 2018.
Selain dijebloskan ke tahanan di sekolah, siswa yang dinyatakan bersalah kerap mendapat kekerasan fisik. Seperti dialami salah satu siswa berinisial RS.
RS dituduh mencuri saat sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di sebuah perusahaan. Siswa itu terus menerus dipaksa mengaku telah mencuri.
Merasa tidak melakukan perbuatan itu, RS kemudian melarikan diri. Dia kemudian tertangkap ED di bandara.
Diketahui, ED merupakan pemilik modal sekolah tersebut sekaligus anggota polisi. " ED ini selaku pemilik modal dan merangkap sebagai pembina sekolah," ucap dia.
Retno menduga ED sempat melakukan tindak kekerasan kepada RS dengan mencekik dan menamparnya. Bahkan, RS sempat diborgol oleh ED.
" ED inilah yang diduga menjadi pelaku yang memborgol dan menampar ananda RS," kata dia.
RS kemudian ditahan di sekolah selama dua hari tanpa proses hukum.
Penangkapan RS di bandara direkam oleh siswa lain atas perintah ED. Si perekam membubuhkan keterangan menyudutkan RS dengan berbagai tudingan seperti melakukan pencurian, mengedarkan narkoba dan melakukan pencabulan terhadap pacarnya.
Bahkan, foto-foto penangkapan juga dikirim ke beberapa saudara RS yang ada di Pekanbaru, Singapura dan teman-temannya melalui aplikasi WhatsApp di ponsel korban.
" Ini dikirimnya lewat HP (Handphone) ananda RS. Karena HP-nya kan disita. Profil WhatsApp juga diganti oleh ED saat penangkapan. Ini membuat RS trauma berat," ujar dia.
Selanjutkan, Retno menjelaskan sekolah yang baru lima tahun berjalan ini juga memfokuskan siswanya untuk belajar semi militer. Mereka diajari menembak senapan angin serta mengemudikan mobil dalmas milik sekolah.
" Di sekolah juga dipajang beberapa senjata," ucap dia.
Hukuman serupa pernah dialami F. Menurut Retno, F dihukum oleh para siswa yang mendapat keistimewaan sekolah untuk melakukan kekerasan dengan dalih pendisiplinan.
F kemudian disidang disiplin oleh sekolah dan dimasukkan ke dalam sel. Foto-foto pelepasan atribut F kemudian diunggah ke media sosial, membuat siswa ini dan keluarganya malu.
Komisioner KPAI Bidang Anak Berhadapan dengan Hukum, Putu Elfina, meminta kepolisian segera mengusut kasus tersebut. Terlebih, ada dugaan keterlibatan anggota kepolisian dalam kasus ini.
Menurut Putu, sel tersebut kini telah dibongkar berkat penyelidikan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kepulauan Riau.
" Hari ini ada tim yang diutus oleh kepala Dinas Kepri untuk melakukan kunjungan ke SMK tersebut dan dari berita yang saya terima, bahwa sel tersebut sudah dibongkar," kata Putu.
Advertisement
Unggah Foto Lamaran Teman, Vidi Aldiano Tampak Sangat Kurus dan Pucat
AXIS Nation Cup 2025 Sukses Digelar, Lahirkan Atlet Muda Berbakat Indonesia
Intip Diet Ala Jennie BLACKPINK, Simpel dan Tetap Bisa Makan Enak
Fakta Penelitian Wanita Lajang Lebih Bahagia Dibandingkan Pria
Nonton Jadi Lebih Seru, Ikut Aja 5 Komunitas Film di Indonesia
Merayakan Keanggunan dan Ekspresi Diri Perempuan Indonesia Lewat Tsubaki Blooming Gallery
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia, Saling Membantu dan Memberi Dukungan
Unggah Foto Lamaran Teman, Vidi Aldiano Tampak Sangat Kurus dan Pucat
Meriah! Nobar F1 Singapore di Aphrodite Jakarta Diserbu Fans dari Berbagai Tim