Dream - Medan magnet Bumi memiliki peran besar dalam keberlangsungan seluruh kehidupan di dalamnya.
Para ilmuwan mengatakan, radiasi berbahaya dan aktivitas geomagnetik dihadang langsung di lapisan magnetik Bumi.
Namun baru-baru peneliti menyebut medan magnet Bumi telah bergerak hingga berubah poosisi.
Lantas bagaimana dampaknya mempengaruhi kehidupan manusia ?
Menurut sciencealert.com, selama berabad-abad pakar terus mengawasi posisi kutub magnet.
Mereka menyadari bahwa kutub tengah mengalami pergerakan geometri pada medannya.
Bahkan para ahli mengatakan, pergerakan yang terjadi berpotensi menjadi awal dari pembalikan medan antara kutub magnet utara dan selatan.
Seorang fisikawan ahli antariksa menjelaskan bahwa sedikit pergerakan pada kutub magnet utara bukanlah masalah besar.
Namun jika yang terjadi pembalikan medan, sangat berdampak pada kehidupan manusia, terutama mempengaruhi iklim dan teknologi di Bumi.
Bumi punya 2 jenis medan, pergerakan yang dihasilkan juga berbeda.
Gerakan yang lebih besar mengarah ke medan magnet simetris dengan kutub utara dan selatan, mirip dengan konsep magnet mainan.
Penyimpangan kecil saja sebenarnya dapat menyebabkan perubahan medan skala besar dari waktu ke waktu, bahkan berpotensi pembalikan total polaritas medan dipol, utara menjadi selatan dan sebaliknya.
Tetapi pembalikan ini tidak terjadi secara instan, yakni normalnya membutuhkan waktu ribuan tahun.
Proses pergeseran posisi medan ini akan menganggu jalannya gelembung pelindung Bumi.
Hal ini terjadi karena Magnetosfer berkaitan dengan angin matahari yang merupakan aliran gas.
Magnetosfer bekerja sama dengan ionosfer untuk menjaga Bumi dari massa kronal yang bisa menghasilkan badai geomagnetik.
Jika Magnetosfer terbalik, badai tersebut dapat menimbulkan radiasi yang berpotensi merusak satelit, astronot, dan sistem konduksi seperti pipa dan aliran listrik.
Para ilmuwan memetakan dan melacak bentuk dan orientasi keseluruhan medan magnet Bumi menggunakan pengukuran lokal dari orientasi dan besarnya medan.
Kemudian para ahli menyebutkan, lokasi kutub magnet utara telah bergerak sekitar 600 mil (965 kilometer) sejak tahun 1831.
Pergeseran ini meningkat dari 10 mil per tahun menjadi 34 mil per tahun (16 kilometer menjadi 54 kilometer) dalam beberapa tahun terakhir.
Namun pakar belum bisa memberikan kepastian, karena data yang dimiliki masih kurang dari 200 tahun.
Para ilmuwan dapat mengetahui seberapa sering medan magnet berbalik dengan melihat batuan vulkanik di lautan.
Jadi bebatuan ini memberikan gambaran akan bagaimana medan Bumi telah berevolusi dari waktu ke waktu.
Pembalikan yang terjadi akan dinilai cepat dari pandang geologis, sedangkan manusia akan menganggap perputarannya lambat.
Hingga saat ini, para ilmuwan tidak dapat mengetahui dengan yakin kapan pembalikan medan berikutnya akan terjadi.
Namun terdapat peringatan seperti dampak besar yang bakal mengubah struktur di Bumi seperti, berpotensi mengacaukan konsentrasi ozon di atmosfer.
(Laporan: M Bintang Alfan Nur Fauzi)
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas