Gubuk Yang Ditinggali Amin (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)
Dream - Pandemi virus corona tiap harinya kian mencekik Amin beserta keluarga. Jangankan membeli obat, uang untuk makan sehari-hari saja kesulitan.
Sejak virus corona mewabah, Amin mengungsikan keluarganya ke rumah mertua. Hal ini disebabkan Amin kerap kesulitan mencari nafkah.
Kondisi semakin payah karena keadaan kakinya yang bengkak kemerahan, membuatnya sulit berjalan. Amin sendiri tak tahu penyakit apa yang dia derita, lantaran tak miliki fasilitas BPJS untuk berobat.
Saat ini Amin lebih banyak berdiam di gubuknya berukuran 2x2 meter di Kampung Wedas Nenggang, Desa Sindangsari, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten.
Gubuk tersebut sangat jauh dari kesan mewah. Terbuat dari bahan bekas seadanya.
Dindingnya terbuat dari seng, terpal dan karung bekas. Atapnya dari anyaman daun kelapa.
Tak ada dapur ataupun kamar mandi. Untuk mandi, cuci, kakus, Amin dan keluarga biasanya pergi ke tempat pemandian umum di kampungnya.
" Istananya" itu dibangun dengan kedua tangannya di atas tanah milik sebuah perusahaan. Letaknya bersebelahan dengan empang, kebun kangkung dan pohon bambu.
" Tadinya istri tinggal di sini (gubuk), sekarang dititip ke rumah mertua karena enggak ada beras," kata Amin, dikutip dari Liputan6.com.
Selama ini, Amin bekerja buruh serabutan. Dia kadang menjadi kuli panggul di Pasar Petir dengan penghasilan paling besar Rp50 ribu per harinya.
Sebagai sampingan, dia menjadi petani singkong namu tidak bercocok tanam di tanah sendiri. Tanah yang ditanaminya milik orang lain.
Biasanya, daun singkong tanamannya dijual ketika tidak punya uang. Atau jika ada yang membutuhkan daun tersebut.
Amin bercerita pernah ada yang memesan daun singkong. Tetapi saat dikirim ke rumahnya, sang konsumen batal membeli karena daun sudah layu sehingga terpaksa dibuang.
" Kemarin jual daun singkong untuk beli obat, pas dibawa enggak diterima sama yang mesen," kata Amin nasibnya di tengah wabah Corona.
Entah sudah berapa tahun lamanya, keluarga Amin yang terdiri dari istri, Kesih, 35 anak dan sang anak, Ahmad, 2,5 tahun tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Baik Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu), Program Keluarga Harapan (PKH) hingga Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang khusus diberikan bagi masyarakat terdampak wabah Corona.
" Encan menang (belum dapat) bantuan, PHK Jamsosratu, Corona (JPS). Bantuan dari ABRI (TNI), Polisi, relawan enggeus (sudah dapat). Bantuan beras," kata Amin.
(Sumber: Liputan6.com/Yandhi Deslatama)
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang