Perjuangan Pebasket Muslim Amerika Hapus Larangan Hijab

Reporter : Sandy Mahaputra
Jumat, 22 Agustus 2014 08:03
Perjuangan Pebasket Muslim Amerika Hapus Larangan Hijab
Larangan itu telah menghancurkan mimpi pemain wanita muslim yang dilarang berpartisipasi dalam pertandingan di luar negeri.

Dream - Demi mengejar impian mereka menjadi pemain basket profesional, dua wanita muslim meminta International Basketball Federation (FIBA) mencabut larangan memakai hijab selama pertandingan. Permintaan serupa juga diserukan oleh para pemain Sikh yang memakai turban.

" Basket telah menjadi bagian integral dari kehidupan saya. Dan saya berharap itu akan terus berada di tahun-tahun mendatang," kata Indira Kaljo, pemain basket Muslim, menulis dalam sebuah surat kepada FIBA, yang dikutip OnIslam.

" Ia telah membuka pintu dan melapangkan jalan saya menuju mimpi yang belum pernah saya capai."

" Sayangnya, aturan diskriminatif FIBA yang melarang penutup kepala dalam basket mencegah saya dan banyak orang lain di seluruh dunia. Seperti Bilqis, dari mengejar mimpi," tambahnya.

Menurut aturan FIBA, hijab dilarang di pertandingan. Larangan itu diberlakukan FIBA sebagai cara untuk tetap netral secara agama. Larangan itu telah menghancurkan mimpi pemain wanita muslim yang dilarang berpartisipasi dalam pertandingan di luar negeri.

" Mengenakan hijab selama olahraga sama sekali tidak berbahaya bagi pemain atau pemain lain yang berpartisipasi. Justru itu memberikan keselamatan karena rambut tertutup. Menjaganya agar tidak terurai yang mungkin akan menjadi penghalang," tulis Bilqis Abdul-Qaadir dalam suratnya kepada FIBA.

" Saya pribadi bisa membuktikan bahwa saya tidak pernah mengalami cedera yang disebabkan oleh hijab. Hal ini benar-benar menyelamatkan saya dari gegar otak selama permainan bola basket."

Bilqis mengatakan ia menulis surat ini bukan untuk kepentingan pribadi semata. Dia justru mencoba membantu membuka jalan bagi pemain basket wanita muslim di masa depan. " Saya tidak ingin mereka terus menahan setiap perjuangan ketika mengejar impian mereka. Saya ingin semua orang dalam dewan itu mengetahui bahwa wanita muslim juga ingin bermain basket" . (Ism)

 

1 dari 1 halaman

Panen Dukungan

Panen Dukungan © Dream

Dream - Kasus Bilqis mendapat dukungan dari kelompok advokasi Muslim Amerika terkemuka, Council on American-Islamic Relations (CAIR), yang menyerukan hijab dipakai dalam pertandingan basket.

" Tanpa merubah kebijakan diskriminatif ini, perempuan muslim dan laki-laki Sikh akan terus terisolasi dari bermain basket saat mengikuti keyakinan dan praktik keagamaan mereka," kata Direktur Komunikasi Nasional CAIR Ibrahim Hooper.

" FIBA harus memperluas akses internasional dengan mencabut larangan memakai hijab dan turban."

Permintaan serupa agar pakaian keagamaan diperbolehkan di pertandingan basket disuarakan oleh dua politisi AS. Mereka menuntut pemain Sikh mengenakan turban.

" Kami prihatin tentang laporan terbaru di mana Sikh tidak dapat berpartisipasi dalam pertandingan FIBA sambil mengenakan turban. Kami meminta Anda untuk mengubah kebijakan diskriminatif ini," Yvan Mainini, anggota Kongres Amerika yang menulis surat terbuka kepada FIBA bersama Joe Crowley dan Ami Bera dan dikutip Al-Jazeera.

" Basket adalah olahraga tim yang bisa menyatukan orang dari berbagai latar belakang, terlepas dari sejarah, budaya, bahasa, dan agama."

Tuntutan untuk memakai turban selama turnamen FIBA mengemuka setelah dua pemain India, Amritpal Singh dan Amjyot Singh, diminta melepas turban mereka di FIBA Asia Cup bulan lalu di Tiongkok.

Surat itu mengatakan para pemain diberitahu turban mereka melanggar aturan FIBA. Dalam surat Mainini disebutkan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa turban berbahaya. Badan sepakbola dunia, FIFA, mengizinkan pemain untuk memakai turban.

Mei lalu, seorang mahasiswa muslim New York berjenggot berhasil memenangkan pertarungan gulat. Sebelumnya, dia mendapat sanksi tidak boleh mengikuti turnamen selama satu musim penuh karena memelihara jenggot.

Federasi sepak bola internasional FIFA mengizinkan pemain muslim memakai hijab dan Sikh memakai turban pada Maret lalu.

Pada Juni 2011, seorang wanita muslim Atlanta diizinkan untuk bersaing dalam turnamen angkat besi internasional sambil mengenakan hijab. Organisasi dunia yang mengatur cabang olahraga angkat besi menguba aturannya untuk mengakomodasi keyakinan atlet yang beragama Islam.

Beri Komentar