Dream - Arab Saudi membuat sejarah dengan meresmikan masjid cetak 3D pertama di dunia. Masjid yang dibangun di kota Jeddah itu diberi nama Abdulaziz Abdullah Sharbatly.
Masjid ini dibangun sebagai penghormatan kepada mendiang Abdulaziz Abdullah Sharbatly oleh istrinya, Wajnat Abdulwahed, pengusaha properti Fursan Real Estate.
Terletak di pinggiran Al Jawhara Jeddah, masjid ini dibuat menggunakan teknologi pencetakan 3D mutakhir. Printer 3D yang digunakan untuk proyek inovatif ini diperoleh dari Guanli, produsen terkemuka di bidang percetakan.
Abdulwahed mengatakan, masjid megah ini memilik luas 5.600 meter persegi. Desain masjid dirancang untuk memberikan ketenangan kepada para jemaah, yang didukung oleh prinsip keramahtamahan.
Menara-menara masjid dirancang untuk menjadikan bangunan ini sebagai landmark khas di lingkungan tersebut.
Selain itu, desain area outdoor terbuka terinspirasi dari Hijr Ismail di samping Kabah di Masjidil Haram, yang berfungsi sebagai perpanjangan bagi jamaah di luar masjid saat mengerjakan sholat Jumat, tarawih di bulan Ramadan, dan Idul Fitri.
Abdulwahed mengatakan tantangan terbesar adalah konstruksi yang menggunakan teknologi pencetakan 3D.
" Karena ini adalah teknik baru, kompleks, dan sangat tepat untuk menciptakan bangunan nyata dari file komputer. Tentu saja, pekerjaan dan pelaksanaannya dilakukan dengan cara yang sangat berbeda dari metode tradisional, yang harus dipertimbangkan selama desain bangunan," kata dia.
Meski menggunakan teknologi modern, dia sangat memperhatikan esensi yang harus diwujudkan oleh masjid.
Selain itu tetap berpegang pada kondisi umum seperti menekankan nilai-nilai Piagam Perkotaan Raja Salman, detail arsitektur dalam warisan budaya arsitektur Hijazi, dan menyajikannya dalam format kontemporer.
Bertepatan dengan dimulainya Ramadan, peresmian masjid ini sejalan dengan Visi Saudi 2030, yang bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian negara dan memanfaatkan teknologi inovatif.
Visi Saudi 2030, serupa dengan Strategi Pencetakan 3D Dubai, mewujudkan komitmen negara untuk merangkul teknologi transformatif. Dengan mengurangi ketergantungan pada minyak dan mendorong diversifikasi ekonomi, Arab Saudi ingin memposisikan dirinya sebagai pusat investasi global.