Presiden Jokowi Tengah Berbincang Dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif (ANTARA FOTO/Panca Syurkani)
Dream - Peran Iran dalam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT-LB OKI) sangat ditunggu. Sebab, selama ini, negara yang dikenal berseberangan dengan Amerika Serikat tersebut kerap terlibat konflik dengan negara petrodolar Arab Saudi.
Dalam pertemuan bilateral di sela-sela KTT, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif untuk memajukan perdamaian di kawasan Timur Tengah dan internasional. Jokowi yang didampingi Menlu RI Retno Marsudi juga ingin mempertegas komitmen kerjasama dalam mempromosikan Islam.
" Indonesia siap bekerja sama untuk menyampaikan pesan Islam yang rahmatan lil alamin," kata Jokowi, Senin, 7 Maret 2016.
Sebelumnya, Jokowi pernah mengutus Retno pada 13 Januari 2016 untuk menyampaikan pesan damai Presiden RI kepada Presiden Iran Hassan Rouhani. Dalam pesan tersebut, Pemerintah Indonesia mengajak Iran untuk pemulihan hubungan diplomatik di kawasan Timur-Tengah.
Bahkan, dalam pertemuan itu, Indonesia menawarkan diri untuk berkontribusi bagi pemulihan hubungan Iran-Arab Saudi.
Selain membahas persoalan Timur Tengah, pertemuan Jokowi dan Zarif juga membahas harapan terhadap hasil KTT-LB OKI. Jokowi sangat berharap isu Palestina dan Al Quds Al Sharif menghasilkan terobosan baru.
Jasa Tunisia untuk Indonesia
Pada kesempatan berbeda, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mendapatkan kunjungan kehormatan dari Menteri Luar Negeri Republik Tunisia, Kheimaies Jhinaoui.
Dalam pertemuan kedua pejabat negara tersebut, dibahas beberapa isu bilateral. Di antaranya, kedua negara saling mendorong untuk membantu pemberantasan terorisme dan ekstremisme. Serta upaya Indonesia untuk mengajak Tunisia dalam menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi.
Jusuf Kalla tak lupa menyampaikan apresiasi terhadap bantuan Tunisia saat relokasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tripoli ke Djerba yang merupakan bagian dari negara Tunisia. " Dan membantu repratiasi WNI dari Libya melalui Djerba," ujar Wapres.
Dalam pertemuan singkat itu juga kedua negara berharap bisa meningkatkan kerjasama ekonom. Indonesia mendorong Tunisia untuk berinvestasi di di sektor minyak dan gas yang bernilai besar.
Sepanjang 2014-2015 perdagangan bilateral dengan Tunisia, pemerintah Indonesia mencatat keuntungan sebesar US 95.542 juta.
Selama ini, komoditi ekspor Indonesia ke Tunisia meliputi oli dan pelumas, kain katun, peralatan optik, peralatan musik, bahan sintetis, karet dan turunannya, produk kertas, bahan kimia, tembakau, plastik dan produk turunannya, furniture, sepatu, kopi serta rempah-rempah lainnya.
Sedangkan Indonesia sendiri, banyak mengimpor kurma, jeruk, pupuk, rock phosphate, kaca, plastik dan minyak zaitun.
" Investasi Indonesia di Tunisia mencapai nilai US 114 juta di sektor migas. Sedangkan investasi Tunisia di Indonesia mencapai nilai 5,1 juta dolar AS pada sektor pariwisata," kata Jusuf Kalla.
Advertisement
Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut

Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025


Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Film `Agak Laen: Menyala Pantiku!` Tembus 2 Juta Penonton dalam 4 Hari


Bae Suzy dan Kim Seon-ho Bikin Geger Vietnam, Joging Santuy Tanpa Masker


YouTube Resmi Luncurkan Fitur 'Recap', Tampilkan Statistik Tontonan dan Profil Kepribadian Pengguna

Waspada! BPOM Rilis Daftar 34 Obat Herbal Ilegal Berbahaya, Ini Daftarnya