Dream - Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Hal ini mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang sejarah masa lalu yang sarat makna. Tak terkecuali perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan tanah air.
Perjuangan para pahlawan hendaknya diteruskan oleh generasi sekarang dan selanjutnya. Karena perjuangan itu tidak akan pernah berhenti meski bangsa ini telah merdeka.
Jika dahulu para pahlawan berjuang mengusir penjajah, maka saat ini generasi muda berjuang untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, serta membawa bangsa ini menuju bangsa yang lebih baik dan maju.
Nah, di dalam menyambut Hari Pahlawan, ada banyak cara yang bisa sahabat Dream lakukan. Salah satunya mempersembahkan puisi Hari Pahlawan di tanggal 10 November nanti.
Berikut adalah puisi yang sarat makna dan ampuh mengobarkan semangat para generasi muda sebagaimana dirangkum Dream melalui merdeka.com.
Perjuangan pahlawan di masa lalu sangatlah besar. Jiwa dan raga dikerahkan demi bangsa. Rasa terima kasih yang begitu besar dipersembahkan kepada para pahlawan melalui puisi Hari Pahlawan berikut ini yang berjudul 'Terima Kasih Pahlawan':
Kuucapkan terima kasih untuk kalian yang di sana. Yang mati karena berani. Yang mati karena yakin. Yang mati karena benar.
Kuucapkan terima kasih untuk jasad yang sekarang menjadi abu. Karena kalian kami merdeka. Karena kalian merah putih tegak di pucuk langit garuda. Menjulang menjadi bukti darah dan nyawa telah tertaruh.
Kuucapkan terima kasih untuk keberanian kalian. Keberanian yang tumbuh di dasar hati. Menjalar merenggut darah. Tiada takut kalian berperang. Bahkan matipun mau dikau.
Kuucapkan terima kasih untuk setiap doa. Doa yang setiap hitam terbang ke langit. Doa yang tiada henti-hentinya kalian tasbih. Untuk kami, Indonesia mendatang.
Kuucapkan terima kasih untuk tanah yang kami injak. Air yang kami minum. Adalah darah dan nyawa yang dulu melayang.
Kuucapkan terima kasih sekali lagi. Kuucapkan terima kasih untuk kalian yang sekarang sudah di surga. Tersenyum melihat garuda terbang tinggi.
Tak bisa dibayangkan betapa berat perjuangan para pahlawan demi membela bangsa. Rasa takut setiap waktu kalah dengan keberanian. Kini saatnya generasi muda yang bergerak. Persembahkanlah puisi Hari Pahlawan ini untuk mereka.
Peluh bercucuran dari tubuhmu. Darah tak hentinya mengalir dalam nadimu. Api semangat seakan berkobar abadi. Tidak berhenti walau terluka.
Semangat juang meliputi. Demi tercapainya harapan dan kemerdekaan. Segenap jiwa ragamu bertekad membara.
Dengan tegap dan gagah kau berdiri di barisan terdepan. Tak penting semua kesakitan kau alami. Demi bumi Ibu Pertiwi.
Kini kau telah tiada. Beristirahat tenang dialam berbeda. Engkau dapat melihat senyum anak bangsa. Terbebas dari belenggu kaum penjajah.
Kini dari atas sana. Engkau mungkin hanya bisa memanjatkan doa. Agar semua tetap aman dan sentosa.
Sudah banyak pengorbanan yang dilakukan pahlawan dahulu. Fisik, batin, hingga nyawa. Menyambut Hari Pahlawan 10 November, menjadi waktu tepat untuk mengenang mereka. Salah satunya dengan membacakan puisi Hari Pahlawan berjudul 'Pengorbananmu' berikut:
Tak terhitung kubik darahmu bercucuran. Dari luka belati hingga senapan. Hasil perjuangan melawan penjajah. Peluh membasahi tubuhmu. Tak kau hiraukan.
Anganmu tak tentu arah. Bulatkan tekat pada satu tujuan. Tak lelah di medan perang.
Walau rindu keluarga kau sembunyikan. Kejam. Itulah gambaran pertempuran.
Jiwa tak dapat berdusta. Tengah dirundung kesedihan. Hanya satu pilihan. Merdeka atau mati di tangan penjajah. Pagi hingga malam. Bulan pun menjadi tahun.
Telah beribu malam menanti. Tetap jua tak terlepas. Pengorbananmu demi bangsa. Akan selalu kami kenang.
Tak kubiarkan tuk dilupakan. Wahai pahlawanku. Ksatria pelindung negeri. Pejuang kemerdekaan.
Generasi sekarang telah menikmati hasil perjuangan para pahlawan dahulu. Menjadi kewajiban kita untuk selalu menjaga keutuhan bangsa ini. Tak lupa, agar tetap mengenang jasa mereka. Salah satunya dengan persembahan puisi Hari Pahlawan berjudul 'Untukmu Pahlawan Indonesiaku'.
Demi negeri engkau korbankan waktumu. Demi bangsa rela kau taruhkan nyawamu. Maut menghadang di depan kau bilang itu hiburan.
Tampak raut wajahmu. Tak segelintir rasa takut. Semangat membara di jiwamu. Taklukkan mereka penghalang negeri.
Hari-harimu di warnai. Pembunuhan dan pembantaian. Dan dihiasi bunga-bunga api.
Mengalir sungai darah di sekitarmu. Bahkan tak jarang mata air darah itu yang muncul dari tubuhmu. Namun tak dapat...
Runtuhkan tebing semangat juangmu. Bambu runcing yang setia menemanimu. Kaki telanjang yang tak beralas.
Pakaian dengan seribu wangian. Basah di badan kering pun di badan. Yang kini mengantarkan Indonesia ke dalam istana kemerdekaan.