Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Azan mengandung fungsi sangat penting bagi umat Islam. Ia merupakan pertanda bagi Muslim agar melaksanakan sholat fardu lima waktu.
Lafal azan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW kepada para sahabat. Salah satunya adalah Bilal RA.
Bilal kemudian menjadi sahabat yang paling rutin mengumandangkan azan. Dalam catatan sejarah, Bilal dikenal memiliki suara yang begitu indah.
Tetapi, dalam sejarah Rasulullah SAW tidak pernah sekalipun mengumandangkan azan sebelum sholat. Rasulullah pernah berazan hanya pada momen tertentu seperti kelahiran cucunya, Hasan dan Husein.
Mengapa demikian?
Dikutip dari laman bincangsyariah.com, Rasulullah SAW mengumandangkan azan di telinga cucu-cucunya terdapat dalam hadis riwayat At Tirmidzi.
Dari Ubaidillah bin Abi Rafi' dari bapaknya, ia berkata, " Saya melihat Rasulullah SAW mengazani telinganya Hasan bin Ali ketika dilahirkan oleh Fatimah sama seperti azan untuk sholat."
Tetapi, para ulama tidak menemukan adanya dalil Rasulullah SAW berazan sebelum sholat. Para ulama fikih kemudian menafsirkan hal ini bahwa Rasulullah SAW lebih mementingkan menjadi imam daripada muazin.
Imam An Nawawi dalam kitabnya Al Majmu' memberikan penjelasan demikian.
" Dan alasan ulama yang mengunggulkan lebih utama menjadi imam adalah karena Nabi SAW, kemudian Khulafaur Rasyidin menjadi imam dan mereka tidak mengumandangkan azan. Begitu pula dengan ulama-ulama senior setelah mereka... Dan jawaban mereka adalah karena Nabi SAW lebih memperhatikan menjadi imam, begitu pula dengan khalifah-khalifah dan imam-imam setelahnya. Mereka tidak mengumandangkan azan disebabkan mereka sibuk dengan urusan umat Islam yang tidak bisa digantikan dengan selain mereka. Maka tidak ada waktu kosong untuk mengumandangkan azan dan kemuliaan waktunya. Adapun menjadi imam sholat merupakan suatu keharusan bagi mereka. Inilah takwil yang kuat berdasarkan riwayat dengan sanad sahihnya Imam Al Baihaqi dari Umar bin Al Khattab yang mengatakan 'Seandainya saya berkesempatan untuk mengumandangkan azan saat menjadi khalifah, maka saya akan mengumandangkan azan'."
Ada sejumlah hikmah yang disimpulkan para ulama dari tidak pernahnya Rasulullah SAW mengumandangkan azan sebelum sholat.
Pertama, apabila Rasulullah SAW mengumandangkan azan, dikhawatirkan orang yang tidak segera menjawab akan tergolong seperti dalam ayat 63 Surat An Nur.
" Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih."
Imam Al Hithab dalam Mawahibul Jalil menjelaskan Rasulullah SAW meninggalkan azan karena apabila sampai mengumandangkan lafal Hayya Alas Sholah lalu tidak segera dilaksanakan, bisa jadi umat Islam terkena siksa seperti tercantum dalam ayat di atas.
Kedua, Rasulullah SAW adalah penyeru, sehingga tidak boleh bersaksi untuk dirinya sendiri.
Ketiga, jika Rasulullah SAW sampai mengumandangkan lafal Asyhadu anna Muhammadan rasulullah, maka itu merupakan kesaksian ada nabi lain selain Rasulullah SAW.
Keempat, lafal azan muncul pertama kali dari mimpi sahabat Abdullah bin Zaid RA, bukan mimpi Rasulullah SAW sendiri. Sehingga azan diwakilkan kepada sahabat lainnya.
Kelima, sempitnya waktu Rasulullah SAW untuk mengumandangkan azan sebelum sholat karena banyaknya kesibukan.
Advertisement
Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG di Yogyakarta
Alasan Orang Korea Sangat Percaya MBTI Bisa Ungkap Kepribadian
Presiden Prabowo Bertemu Marc Marquez dan Pebalap Tanah Air Bahas Sport Tourism
Ponpes Al-Khoziny Ambruk, Menag Tanggapi Isu Pelibatan Santri dalam Pengecoran Gedung
Cara Mudah Bikin Parfum Bareng Casablanca di Campus Beauty Fair