Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Banyak yang menganggap kalau kemampuan literasi anak hanya seputar mengenal huruf, membaca dan menulis. Padahal lebih dari itu, kemampuan literasi adalah pemahaman yang baik dan analisis terhadap hal yang dibaca atau dilihatnya.
Bagi anak usia dini, literasi dimaknai juga budaya kelisanan sebagai awal dari kemampuan membaca dan menulis. Budaya kelisanan itu bisa berupa dongeng atau bercerita yang pertama kali didengar anak dari orangtua atau anggota keluarga lainnya di rumah. Salah satu cara yang paling dimengerti anak yang belum bisa membaca adalah dengan dibacakan dongeng.
" Mendongeng pada anak usia dini ini bentuk komunikasi dengan penuh kasih sayang, dalam suasana intim dan penuh kehangatan. Bercerita merupakan semacam simbol cara seseorang mendekatkan diri pada orang lain dengan mengekspresikan kasih sayang, " kata Sofie Dewayani, Ketua Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
© Dream
Ia menganjurkan untuk para orangtua bisa menceritakan isi suatu buku atau menceritakan kegiatan sehari-hari, tentang apa yang dilihat anak, tentang perasaan dan sebagainya. Dampaknya sangat besar bagi tumbuh kembang emosi anak.
" Pada beberapa keluarga di Indonesia, hal-hal seperti ini kurang dilakukan, mereka lebih berkomunikasi dengan perintah, larangan, dan peraturan," ujar Sofie.
© Dream
Penting diketahui pengalaman anak mendengar cerita ini merupakan awal dari kecakapan literasi, sebelum mengenal huruf. Bayangkan, orangtua mengajak berbicara walaupun si anak belum memahami ucapan orangtua. Orang tua bercerita dengan variasi suara, tempo tinggi dan rendah sebagai wujud kasih sayang, mengulang-ngulang kosa kata dan sebagainya.
" Ini semua, budaya kelisanan pada bayi adalah pondasi kemampuan literasi," ujarnya.
Untuk menstimuli kemampuan literasi pada anak usia dini, kata Sofie, orang tua hendaknya terlebih dahulu mengembangkan kemampuan berbicara. Hal itu bisa dilakukan dengan menanyakan pertanyaan terbuka, bercerita, membacakan buku bergambar, mengidentifikasi beragam huruf dan angka, menggambar, atau bermain peran.
Selengkapnya baca di Sahabat Keluarga Kemdikbud.
Advertisement
Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI

7 Rekomendasi Matcha Cafe di Jakarta, Surga Bagi Pecinta Matcha


Raisa dan Hamish Soal Perceraiannya: Bukan Menyerah, tapi Bijaksana
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab


Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo


Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan