Satori Dorong Peningkatan Profesionalisme Petugas Haji lewat Sistem Merit

Reporter : Daniel Mikasa
Kamis, 12 Juni 2025 16:26
Satori Dorong Peningkatan Profesionalisme Petugas Haji lewat Sistem Merit
Petugas haji harus dievaluasi. Jangan sampai komunikasi mereka terputus di lapangan hanya karena SDM yang tidak siap.

Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI, Satori, meminta pemerintah—khususnya Kementerian Agama—untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan mekanisme rekrutmen Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Ia menilai, profesionalisme para petugas perlu ditingkatkan dengan menerapkan sistem merit dan seleksi berbasis kompetensi, apalagi jika di masa mendatang penyelenggaraan haji beralih ke Badan Pengelola Haji (BP Haji).

“ Saya lihat, petugas haji kita masih ada yang mengalami kendala komunikasi saat di Arab Saudi, terutama karena keterbatasan kemampuan bahasa. Ada petugas yang tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Arab maupun Inggris,” ujar Satori kepada Parlementaria di Makkah, Arab Saudi, Selasa (10/6/2025).

Ia menekankan pentingnya pembenahan sistem perekrutan serta pemberian pelatihan yang lebih optimal sebelum para petugas diterjunkan. “ Petugas haji harus dievaluasi. Jangan sampai komunikasi mereka terputus di lapangan hanya karena SDM yang tidak siap. Apalagi setelah Armuzna, aktivitas petugas malah cenderung menurun, padahal mereka seharusnya membantu memfasilitasi pengadaan makanan bagi jemaah,” kata legislator dari Fraksi Partai NasDem tersebut.

Menanggapi dorongan dari Komisi VIII DPR RI untuk menerapkan merit system, Satori mengonfirmasi hal itu. “ Ya, kami dari Komisi VIII, sebagai mitra Kementerian Agama, mendorong agar ke depan, ketika penyelenggaraan haji sudah dilakukan oleh BP Haji, pengadaan tenaga petugas dilakukan secara lebih selektif dan berbasis kemampuan,” ujarnya.

Satori menilai, peningkatan kualitas SDM sangat vital agar pelayanan terhadap jemaah semakin maksimal. “ SDM-nya harus ditingkatkan agar pelayanan kepada jemaah lebih optimal. Tahun ini kita bisa melihat, petugas di lapangan masih harus dimaksimalkan lagi dalam mendampingi jemaah, terutama di fase pasca-Armuzna,” tegasnya.

Ia juga menyoroti kurangnya pendampingan petugas kepada jemaah, khususnya saat perpindahan dari Muzdalifah ke Mina. “ Setelah Armuzna, terutama dari Muzdalifah ke Mina, petugas kelihatan kurang aktif memberikan arahan. Banyak jemaah yang akhirnya jalan kaki tanpa difasilitasi kendaraan. Ini harus jadi perhatian ke depan,” pungkasnya.

Beri Komentar