Saudi Luncurkan Teknologi VR untuk Lihat dan Sentuh Hajar Aswad

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 15 Desember 2021 12:00
Saudi Luncurkan Teknologi VR untuk Lihat dan Sentuh Hajar Aswad
Teknologi ini diluncurkan untuk memperkenalkan situs suci Islam kepada dunia.

Dream - Departemen Urusan Tanah Suci Islam Arab Saudi meluncurkan inovasi digital baru berupa Inisiatif Hajar Aswad Virtual. Teknologi berbasis Virtual Reality (VR) ini memberikan pengalaman digital bagi pengguna untuk melihat dan menyentuh replika digital Hajar Aswad.

Presiden General Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syeikh Abdul Rahman bin Abdulaziz As Sudais sempat menjajal teknologi tersebut saat peluncuran pada Senin, 13 Desember 2021. Dia mengapresiasi inisiatif yang dijalankan Biro Museum dan Pameran atas peluncuran inovasi tersebut.

Syeikh Sudais mengatakan inisiatif Hajar Aswad Virtual. diluncurkan oleh Biro Museum dan Pameran mewakili Administrasi Umum Pameran Digital bekerja sama dengan Institut Riset Haji dan Umroh Penjaga Dua Masjid Suci dari Universitas Umm Al Qura.

 

 

 

1 dari 5 halaman

Syeikh Sudais menekankan pentingnya 'menciptakan lingkungan simulasi virtual, untuk mensimulasikan sebanyak mungkin indra, seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, bahkan penciuman, untuk mencapai semua hasil kepresidenan yang berkaitan dengan Dua Masjid Suci.

" Kami punya situs keagamaan dan sejarah yang hebat yang harus kami digitalisasi dan komunikasikan kepada semua orang melalui sarana teknologi terkini," kata Syeikh Sudais, di akun Facebook Haramain Sharifain.

Teknologi ini akan tersedia di pusat pameran arsitektur dua masjid suci di Mekah. Otoritas Penjaga Dua Masjid Suci juga menyatakan teknologi ini hanya untuk kebutuhan pameran digital dan tidak dapat menggantikan aktivitas melihat dan menyentuh Hajar Aswad secara nyata.

2 dari 5 halaman

Visa Elektronik Belum Terbaca Sistem Saudi, Umroh Indonesia Terhambat

Dream - Meski sudah dibolehkan oleh Arab Saudi, proses pemberangkatan jemaah umroh Indonesia belum bisa dilakukan. Ini lantaran visa elektronik (e-visa) belum terbaca pada sistem yang digunakan Saudi melalui aplikasi Tawakalna.

" Informasi terakhir bahwa e-visa ini walaupun sudah dibuka oleh Arab Saudi, tapi teman-teman di travel belum bisa meregistrasi jemaahnya pada saat mereka memilih vaksin," ujar Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Eko Hartono.

Saudi telah mengembangkan aplikasi Tawakalna untuk pendaftaran jemaah umroh. Aplikasi ini dilengkapi database tentang kondisi kesehatan calon jemaah serta riwayat vaksinasi.

Sayangnya, vaksin dari China seperti Sinovac dan Sinopharm belum masuk pada database vaksin yang dibolehkan untuk jemaah umroh. Vaksin yang dibolehkan baru Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson&Johnson.

 

3 dari 5 halaman

E-Visa Umroh Belum Bisa Terbit

Demikian halnya dengan registrasi e-visa umroh. Sistem yang dipakai Saudi belum terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.

" Tanpa e-visa, mereka enggak bisa umroh," kata Eko.

Beberapa hari lalu, kata Eko, otoritas kesehatan Indonesia dan Saudi sudah bertemu untuk proses integrasi antara aplikasi PeduliLindungi dengan Tawakalna. Diharapkan pengintegrasian sistem segera berlangsung sehingga e-visa bisa diterbitkan.

" Kedua belah pihak sedang bekerja keras, tapi sepertinya belum connect (terintegrasi) juga. Mudah-mudahan bisa," kata dia, dikutip dari Merdeka.com.

4 dari 5 halaman

Gus Yaqut: Kunci Terbukanya Haji Bergantung Pada Pelaksanaan Umroh

Dream - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, sangat berharap penyelenggaraan umroh dapat berjalan dengan baik. Sebab, umroh akan menjadi bahan penilaian Arab Saudi untuk memutuskan pembukaan haji bagi Indonesia.

" Jadi kunci terbuka atau tidaknya haji pada 1443 Hijriah nanti itu tergantung bagaimana kita mampu melaksanakan umroh ini dengan baik," ujar Gus Yaqut, disiarkan kanal DPR RI.

Gus Yaqut mengungkapkan dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat Kerajaan Arab Saudi di akhir November 2021, dia bersama Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto juga menyampaikan kesiapan Indonesia menggelar ibadah haji. Sejumlah pejabat tersebut menyatakan masih akan meninjau bagaimana pelaksanaan umroh untuk jemaah Indonesia.

" Mereka (Saudi) masih mengelak. 'Nanti, kita lihat dulu umrohnya bagaimana'. Jadi, masih belum ada kejelasan," kata Gus Yaqut.

 

5 dari 5 halaman

Belum Ada Undangan Bahas MoU Haji

Hingga saat ini, Gus Yaqut, pihaknya belum mendapat undangan pembahasan Nota Kesepahaman (Master of Agreement/MoU) dari Saudi terkait penyelenggaraan haji. Padahal, MoU tersebut sangat penting untuk keberlangsungan haji.

" Memang belum ada jawaban yang pasti karena tergantung bagaimana kita mampu menyelenggarakan umroh ini dengan baik," kata dia.

MoU tersebut memuat sejumlah kesepakatan terkait teknis pelaksanaan haji. Di dalamnya termasuk ketentuan mengenai manasik haji di masa pandemi serta kebijakan protokol kesehatan selama prosesi ibadah berjalan.

Beri Komentar