Haji Di Tengah Pandemi Covid-19 (Shutterstock.com)
Dream - Sebagian besar jemaah haji tahun ini telah meninggalkan Mekah pada Kamis tengah hari usai melaksanakan Thawaf Wada' di Masjidil Haram. Ini menandai mulai berakhirnya prosesi ibadah haji 1442 H.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Tawfiq Al Rabiah menyatakan perencanaan kesehatan haji tahun ini sukses besar. Tidak ada satupun kasus infeksi Covid-19 yang terkonfirmasi di antara para jemaah.
" Saya sangat bahagia mengumumkan haji tahun ini sangat sukses, dengan tidak ada satupun infeksi virus corona maupun penyakit epidemi lain," ujar Tawfiq.
Sebelum melaksanakan thawaf tutupan di Kabah, jemaah menjalankan prosesi melempar kerikil pada tiga tiang jumrah di Mina dengan pengawasan ketat dari petugas haji unsur pemerintah. Sepanjang ritual ini, mereka mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.
Untuk memastikan keselamatan, para jemaah melaksanakan prosesi melempar jumroh dalam kelompok-kelompok yang sudah ditentukan.
Normalnya, jemaah menghabiskan waktu sepanjang tiga hari Tasyriq di Mina. Tetapi, jemaah dibolehkan dua hari di Mina dengan syarat pergi dari wilayah itu sebelum matahari terbenam di hari kedua.
Ini disebut dengan Ta'ajul atau haji yang dipercepat. Jika tidak, mereka wajib berada di Mina pada hari ketiga dan harus melanjutkan prosesi melempar jumroh.
Di luar upaya kesehatan dan keamanan, beberapa jemaah merasakan kekecewaan dengan kualitas layanan makan yang disediakan pihak swasta. Penyedia makanan gagal memenuhi harapan para jemaah.
Kementerian Haji dan Umroh sempat menggelar inspeksi dan mendapat temuan layanan makanan di bawah standar pada beberapa kamp haji. Kementerian memastikan bakal menjatuhkan hukuman berat kepada perusahaan yang kedapatan memberikan layanan kelas dua berdasarkan hasil investigasi bersama Otoritas Makanan dan Obat-obatan Saudi serta Pemerintah Kota Mekah.
" Kami juga akan mengevaluasi perusahaan-perusahaan swasta ini. Layanan pemberian lisensi pada kontraktor ini juga akan dicabut," demikian pernyataan Kementerian, dikutip dari Arab News.
Dream - Arafah dan Mina, dua tempat yang tidak asing bagi umat Islam. Tempat ini merupakan situs suci yang berkaitan erat dengan pelaksanaan ibadah haji.
Meski begitu, asal usul nama tersebut ternyata masih menjadi misteri. Mungkin banyak orang yang tidak tahu apa sebenarnya makna di balik nama tersebut.
Menjawab penasaran itu, Komisi Kerajaan untuk Kota Mekah dan Situs Suci menggelar pameran untuk meningkatkan pengetahuan umat Islam mengenai berbagai lokasi yang menjadi basis kelahiran Islam.
Pameran bertajuk " Antara Thabeer dan Al-Sabeh" dibuka pada Selasa dan menyambut ratusan pengunjung yang berharap mendapatkan pengetahuan seputar tempat-tempat suci Islam. Dalam menggelar pameran ini, komisi telah bekerja sama dengan Hadiya Charity Association (Hadiya).
Koordinator penerjemahan dan mantan dekan perguruan tinggi bahasa dan terjemahan di Universitas Raja Khalid Abha, Abdullah Al Malki, menjelaskan asal usul nama " Mina" . Menurut dia, nama " Mina" berasal dari istilah Arab " Al Muna," jamak dari " Omniah" yang berarti " keinginan" .
" Ketika Malaikat Jibril akan meninggalkan Adam, dia memintanya untuk membuat permintaan (Omniah). Adam menginginkan surga. Tempat itu kemudian disebut Mina, jamak dari Omniah. Ada narasi lain yang memiliki penjelasan berbeda untuk maknanya," kata Al Malki.
Al Malki menerangkan pengunjung juga bisa belajar tentang 70 nabi yang telah melewati lembah Mina. " Mina adalah sebuah lembah di sampingnya ada dua gunung, Thabir dan Al-Sabeh, dan diyakini sekitar 70 nabi telah melewati tempat ini, mengenakan pakaian wol putih," kata dia.
Pameran ini juga menampilkan kisah Nabi Ibrahim dengan setan. Kisah tersebut bercerita mengenai upaya setan mengelabui Nabi Ibrahim agar tidak menaati perintah Allah untuk menyembelih putranya, Ismail.
" Perintah surga hanya untuk menguji iman Nabi Ibrahim," kata Al Malki.
Al Malki mengatakan bahwa pameran tersebut mengajarkan pengunjung tentang peristiwa turunnya Surat Al Mursalat di sebuah gua di Mina.
Untuk sejarah " Arafat" , Al Malki mengatakan tempat ini mendapatkan namanya karena peristiwa pertemuan antara Nabi Adam dan Hawa. " Dalam bahasa Arab, kata 'araf' berarti 'tahu'," kata dia.
Al Malki menekankan pentingnya jemaah haji dan umroh serta masyarakat awam untuk mempelajari sejarah tempat-tempat tersebut. Ini karena tempat-tempat tersebut merupakan pusat peradaban Arab, dikutip dari Arab News.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta