Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono
Dream - Presiden Keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diterbangkan ke Amerika Serikat untuk menjalani perawatan. SBY akan berada di Negeri Paman Sam selama 1,5 bulan setelah hasil diagnosa adanya penyakit kanker prostat.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan SBY akan dirawat di Rumah Sakit Mayo Clinic, Minneapolis. Dia mengatakan SBY masih harus menjalani sejumlah tahap perawatan.
" Memerlukan check-up, kemudian perawatan, check-up lagi, kurang lebih 1,5 bulan," ujar Syarief.
Selama menjalani perawatan, SBY ditemani anak-anaknya. Keluarga akan memantau perkembangan kondisi SBY secara rutin.
" Kan harus perawatan, harus dimonitor dan sebagainya, dan dokter yang meminta supaya mempersiapkan sedikit waktu untuk evaluasi dan sebagainya," kata dia.
Syarief menjelaskan indikasi kanker prostat sudah muncul pada SBY sejak beberapa tahun terakhir. Meski begitu, dia menilai gejala tersebut tergolong awal.
" Kemarin saya ketemu, beliau banyak ngomong, relatif kesehatannya seperti biasa aja, hanya sedikit gangguan prostat aja, dan itu masih gejala awal," kata dia.
Staf Pribadi SBY, Ossy Dermawan, mengungkapkan SBY memang menderita kanker prostat. Itu didasarkan pada hasil diagnosis tim dokter.
" Sesuai dengan diagnosa dari Tim Dokter, Bapak SBY mengalami kanker prostat," kata Ossy.
Ossy mengatakan tim dokter telah memeriksa SBY dengan sejumlah metode. Mulai dari MRI, biopsi, Positron Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan, maupun pemeriksaan lainnya.
" Tim dokter menyimpulkan semua opsi terbuka untuk melakukan pengobatan dan penyembuhan Bapak SBY.
Kabar ini, kata Ossy, sudah sampai ke Istana Negara. Menurut dia, Presiden Joko Widodo sudah merespons dengan segera mengirim tim dokter Kepresidenan.
" Presiden Jokowi memberikan respons yang baik dan menyampaikan satu-dua anggota Tim Dokter Kepresidenan akan mendampingi dalam pengobatan tersebut," kata dia.
Lebih lanjut, Ossy mengungkapkan SBY tetap menjalankan aktivitas sehari-hari. Pihaknya memohon doa untuk kesembuhan SBY.
" Bapak SBY memohon doa dari para sahabat khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya agar medical treatment yang dilakukan dapat berjalan baik," kata Ossy, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Pada 1992, Bosnia-Herzegovina mengalami perang setelah menyatakan diri berpisah dengan Yugoslavia. Konflik tersebut berujung pemberantasan etnis di kawasan Semenanjung Balkan.
Di tengah perang yang begitu panas, Indonesia mengirim pasukan untuk membantu mencapai perdamaian. Pasukan TNI dikirim setelah adanya permintaan dari PBB untuk menurunkan pasukan United Nations Protection Forces.
Pasukan Garuda XIV kala itu akhirnya terjun ke medan perang dan dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
" Perserikatan Bangsa-Bangsa pun menurunkan pasukan United Nations Protection Force. Indonesia menjadi bagian dari misi ini, dengan mengirimkan Pasukan Garuda XIV," dikutip dari akun Instagram @sbyudhoyonoachvs.
" Brigadir Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, yang baru saja meninggalkan pos Komandan Komando Resor Militer Pamungkas/Yogyakarta, ditunjuk menjadi komandan pasukan ke Bosnia-Herzegovina ini," tambah keterangan akun tersebut.
Bersama pasukan Garuda, SBY mengambil mandat untuk bertugas selama enam bulan mulai November 1995 hingga April 1996.
" Di Semenanjung Balkan, Brigadir Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono bertugas enam bulan, sejak November 1995 hingga April 1996," tulis akun tersebut.
Dalam salah satu potret yang diunggah, terlihat SBY mengenakan jaket panjang loreng ditemani dua prajurit lokal dan satu prajurit TNI. Mereka bereempat terlihat seperti memantau pasukan di balik bangunan pertahanan.
" Ia memimpin 650 pemantau militer dari sejumlah negara. Kontingen Garuda XIV terdiri atas batalion zeni, batalion kesehatan, tim pemantau militer, dan beberapa staf," lanjut keterangan unggahan.
Akhir bulan Oktober 1995, Kolonel Inf SBY saat itu masih menjabat Komandan Korem 072/ Pamungkas Yogyakarta mendapat panggilan telepon dari Wakil Asisten Operasi KASUM ABRI, Brigjen Fahrur Rozi. Saat itu, Fahrur Rozi memberikan tugas SBY untuk menjadi CMO di Bosnia
" Perserikatan Bangsa - Bangsa meminta kepada Indonesia untuk mengisi jabatan " Chief Military Observer" (CMO) di Bosnia-Herzegovina. Tugas itu seakan - akan harus diemban oleh SBY," tulis keterangan unggahan lain di akun @sbyudhoyonoachvs.
Hal ini serta- merta mengantarkan SBY naik pangkat luar biasa. SBY seketika sukses meraih pangkat bintang satu atau setara dengan Brigadir Jenderal.
" Penugasan ke Bosnia - Herzegovina mengantarkan ia mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi bintang satu/ Brigadir Jenderal, karena seorang CMO haruslah seorang Pati. Momentum itu dinilai sangat penting dalam perjalanan karier militer Presiden ke 6 RI di luar bidang militer, yakni diplomasi," lanjutnya.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati