Sekolah Orangtua, Program Kolaborasi PKK-Muslimat NU Jatim Pemenuhan Hak Anak

Reporter : Ahmad Baiquni
Sabtu, 10 April 2021 11:14
Sekolah Orangtua, Program Kolaborasi PKK-Muslimat NU Jatim Pemenuhan Hak Anak
Orangtua harus menjadi nomor satu dalam pengasuhan dan pemenuhan hak anak, terutama soal gizi dan kesehatan reproduksi.

Dream - Orang tua memiliki peran penting pada pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menciptakan generasi yang baik dimasa depan. Sementara, stunting masih menjadi salah satu persoalan dalam tumbuh kembang anak.

Dalam penanggulangan stunting, Pemerintah telah mengupayakan sejumlah program. Di antaranya pemberian makanan tambahan (PMT), pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamil, peningkatan cakupan imunisasi pada bayi dan balita, serta pemberian viamin A.

Walau program tersebut berjalan dengan baik, masih banyak orangtua yang kurang peduli akan pertumbuhan anak. Kurangnya pengetahuan orangtua menjadikan kasus stunting masih banyak dialami anak-anak.

Menanggapi persoalan ini, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) berkolaborasi dengan Muslimat Nahdlatul Ulama Jawa Timur meluncurkan program Sekolah Orangtua. Program ini bertujuan untuk memberikan informasi serta pengajaran dalam mengurus anak yang baik dari bayi hingga remaja.

" Orangtua yang sedang hamil atau baru saja melahirkan harus disekolahkan lagi secara intensif sampai 14 kali pertemuan," ujar Ketua Tim Penggerak PKK Jatim Arumi Bachsin.

 

1 dari 1 halaman

Materi Sekolah Orangtua

Arumi menjelaskan materi Sekolah Orangtua meliputi teori dan praktik untuk ayah dan ibu dalam membesarkan buah hati. Seperti pembelajaran akan hak-hak anak yang harus dipenuhi, serta pembelajaran mengenai reproduksi.

Para orangtua yang telah selesai mengikuti program ini dan dinyatakan lulus maka akan mendapat ijazah dan diwisuda. Dengan programi ini diharapkan para orangtua dapat mendidik anak dengan baik dari mulai pemberian gizi serta pemenuhan hak anak tersebut,

Terutama pada anak saat usia remaja yang harus banyak diperhatikan, juga diberikan pengetahuan dan pengertian lebih terutama mengenai reproduksi. Meski bagi sebagian pihak materi kesehatan reproduksi dianggap tabu namun itu sangat penting agar anak tidak terlibat dalam praktik nikah usia dini.

" Orangtua harus menjadi penjaga anak nomor satu, sehingga harus lebih tahu segalanya dari siapapun," kata Arumi.

Laporan : Radhika Nada

Beri Komentar