Telepon Berdering Saat Bersiap Kremasi, Ayah Terima Kabar Salah Jenazah dan Putranya Masih Hidup

Reporter : Dinda Permata Sari
Kamis, 9 Maret 2023 09:01
Telepon Berdering Saat Bersiap Kremasi, Ayah Terima Kabar Salah Jenazah dan Putranya Masih Hidup
Pria ini sangat kebingungan saat mendapat kabar bahwa anaknya masih hidup, padahal sudah bawa pulang jenazah dari rumah sakit.

Dream - Perasaan orangtua mana yang takkan bercampur aduk ketika menerima dua kabar berbeda di momen berduka. Di saat hendak mengkremasi sesosok pria yang diyakini sebagai anaknya, seorang ayah di Malaysia mendapat pesan telepon berisi pesan mengejutkan.   

Sesosok jasad yang semula hendak dikremasi ternyata bukan putranya yang telah meninggal dunia. Semakin mengejutkan karena anaknya masih hidup. 

Pengalaman penuh perasaan bercampur aduk ini dialami seorang ayah yang tinggal di negara bagian Malaysia, Negeri Sembilan. Namanya hanya ingin dikenal sebagai Mr. Chantren.  

Dilaporkan The Straits Times, seperti mengutip laporan koran lokal Sinar Harian, cerita langka ini terjadi ketika Chantren menerima telepon dari pejabat di otoritas penjara setempat.

Pihak penjara mengabarkan putranya telah meninggal di Penjara Sungai Buloh, Selangor pada Jumat 3 Maret 2023.

Mendengar informasi tersebut, ia awalnya kebingungan karena tidak pernah mengetahui putranya dipenjara.

1 dari 3 halaman

Seorang Ayah Hendak Mengkremasi Anaknya, Ternyata Salah Jenazah dan Anaknya Masih Hidup

Sepengetahuannya, anaknya yang berusia 19 tahun itu hanya tinggal dan bekerja di Kota Selayang, Selangor.

Meski masih dipenuhi kebingungan, Chantren dan keluarganya tetap mengonfirmasi jenazah putranya di Rumah Sakit Sungai Buloh. Di momen tersebut, dia juga merasa wajah jenazah yang dilihatnya berbeda dengan anaknya.

“ Ketika kami melihat (pada jenazah), kami memperhatikan bahwa wajahnya berbeda setelah setelah tiada karena ada bekas jahitan dan rambutnya juga dicukur," ungkap Chantren kepada wartawan di rumahnya.

2 dari 3 halaman

Setelah membawa pulang jenazah dari rumah sakit, Chantren dan keluarganya bersiap untuk menggelar upacara pemakaman. Keluarga juga mengatur proses kremasi jenazah putranya yang telah berpulang.

Namun, beberapa jam sebelum kremasi, Chantren dan keluarga dikejutkan kembali lewat sambungan telepon yang menghubungi. Orang yang meneleponnya adalah otoritas penjara yang sebelumnya mengabarkan anaknya telah meninggal.

Berbeda dengan informasi sebelumnya, kali ini otoritas penjara mengatakan putranya masih hidup.

" Kami menerima telepon dari otoritas penjara sekitar tiga atau empat jam sebelum waktu kremasi - dan mereka memberi tahu kami bahwa putra saya masih hidup," ungkap Chantren.

3 dari 3 halaman

Untuk menunjukan bukti putranya masih hidup, otoritas polisi menghubunginya menggunakan fasilitas telepon video. 

Di tengah kebahagian mendengar putranya masih hidup, Chantren kembali dilanda kebingungan. Kali ini dia bingung karena sudah membawa jenazah dari rumah sakit yang sebelumnya dikira sebagai anaknya.

" Aku bahkan tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaanku. Putra kami masih hidup, tapi jenazah siapa yang ada di rumah kami sekarang," tanya Chantren yang kebingungan.

Menurut Mr. Chantren, petugas penjara telah datang ke rumahnya untuk mengambil jenazah. Selain itu, ia juga meminta agar bisa mengunjungi putranya di penjara.

Beri Komentar