Setan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan, Mengapa Masih Ada Maksiat?. Ilustrasi (foto: Shutterstock)
Dream - Banyak orang yang mengatakan setan dibelenggu selama bulan Ramadhan. Sebagai penggoda utama manusia untuk melakukan perbuatan tercela, seharusnya kemaksiatan tak lagi terjadi di Bulan Suci ini. Namun kenyataannya berbeda.
Meski setan telah dibelenggu selama Ramadhan, kita masih sering menemukan berbagai kemaksiatan dan kejahatan dilakukan manusia selama Ramadhan.
Informasi tentang setan dibelenggu selama bulan Ramadhan tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi seperti Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad, Imam Ibnu Majah, Imam Nasa’i, Imam Ibnu Hibban dan lain-lain dengan beragam teks. Dalam teks hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“ Apabila (tiba) bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, serta setan-setan dibelenggu (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).”
Dalam lafazh lain disebutkan,

“ Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibukan, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079).
Selanjutnya, kita kembali ke pertanyaan di atas. Mengapa masih ada maksiat, jika setan telah dibelenggu?
Ulama berpendapat bahwa makna dibelenggu adalah makna dzahir bukan kiasan. Artinya setan benar-benar dibelenggu akan tetapi tetap ada maksiat, maka ulama juga menjawab hal ini.
Abdullah bin Imam Ahmad bin Hambal berkata kepada bapaknya, ‘manusia tetap melakukan maksiat di bulan Ramadhan’
Maka imam Ahmad berkata, ‘ hadits tidak membicarakan tentang hal tersebut (tidak ada lafadz jelas bahwa dengan dibelenggu akan berkurang maksiat, pent). Dzahir hadits ini adalah setan dibelenggu dari menyesatkan manusia.”
Al-Qurthubi rahimahullah berkata maka apabila ditanyakan,
“ Mengapa kita masih melihat banyak kejelekan dan kemaksiatan terjadi di bulan Ramadhan padahal jika memang setan-setan telah dibelenggu, tentunya hal itu tidak akan terjadi?
Maka Jawabannya adalah:
Pertama, sumber maksiat tidak hanya setan. Karena hawa nafsu manusia di sana berperan.
Keterangan disampaikan Imam as-Sindi dalam Hasyiyah-nya (catatan) untuk sunan an-Nasai. Beliau mengatakan,

Hadis ‘setan dibelenggu’ tidak berarti meniadakan segala bentuk maksiat. Karena bisa saja maksiat itu muncul disebabkan pengaruh jiwa yang buruk dan jahat. Dan timbulnya maksiat, tidak selalu berasal dari setan. Jika semua berasal dari setan, berarti ada setan yang mengganggu setan (setannya setan), dan seterusnya bersambung. Sementara kita tahu, tidak ada setan yang mendahului maksiat Iblis. Sehingga maksiat Iblis murni dari dirinya. Allahu a’lam. (Hasyiyah Sunan an-Nasai, as-Sindi, 4/126).
Kedua, setan dibelenggu tapi dia masih bisa mengganggu. Hanya saja, dia tidak sebebas ketika dilepas. Karena makhluk yang dibelenggu hanya terikat bagian tangan dan lehernya. Sementara kakinya, lidahnya masih bisa berkarya. Atau bisa juga maksudnya adalah pengurangan kejelekan-kejelekan di bulan Ramadhan, dan ini sesuatu yang dapat disaksikan, yaitu terjadinya kemaksiatan di bulan Ramadhan lebih sedikit dibanding bulan lainnya. Karena dibelenggunya seluruh setan pun tidak dapat memastikan kejelekan dan kemaksiatan hilang sama sekali, sebab terjadinya kemaksiatan itu juga karena banyak sebab selain setan, seperti jiwa yang jelek, kebiasaan yang tidak baik dan godaan setan-setan dari golongan manusia.
Kita simak keterangan Imam al-Baji ulama Malikiyah dalam Syarh Muwatha’,

Sabda beliau, ‘Setan dibelenggu’ bisa dipahami bahwa itu dibelenggu secara hakiki. Sehingga dia terhalangi untuk melakukan beberapa perbuatan yang tidak mampu dia lakukan kecuali dalam kondisi bebas. Dan hadis ini bukan dalil bahwa setan terhalangi untuk mengganggu sama sekali. Karena orang yang dibelenggu, dia hanya terikat dari leher sampai tangan. Dia masih bisa bicara, membisikkan ide maksiat, atau banyak gangguan lainnya.
Ketiga, sejatinya setan tidak dibelenggu secara hakiki. Sifatnya hanya kiasan. Mengingat keberkahan bulan ramadhan, dan banyaknya ampunan Allah untuk para hamba-Nya selama ramadhan. Sehingga setan seperti terbelenggu.
Masih kita lanjutkan keterangan al-Baji,

Bisa juga kita maknai, bahwa mengingat bulan ini bulan pernuh berkah, penuh pahala amal, banyak ampunan dosa, menyebab setan seperti terbelenggu selama ramadhan. Karena upaya dia menggoda tidak berefek, dan upaya dia menyesatkan tidak membahayakan manusia… (al-Muntaqa Syarh al-Muwatha’, al-Baji, 2/75)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
“ Maksiat yang terjadi di bulan Ramadhan tidak menafikan bahwa setan dibelenggu. Karena dibelenggunya setan tidak mencegah mereka dari bergerak.. bukanlah yang dimaksud setan tidak bisa bergerak sama sekali bahkan mereka tetap bergerak, sesat dan menyesatkan. Akan tetapi gerakan mereka selama bulan Ramadhan tidak sama dengan gerakan mereka selain Ramadhan.”
Keempat, yang dibelenggu tidak semua setan. Tapi hanya setan kelas kakap (maradatul jin). Sementara setan-setan lainnya masih bisa bebas. Terjadi maksiat, disebabkan bisikan setan-setan kelas biasa.
Dalam fatwa syabakah islamiyah dinyatakan,

Sebagian ulama berpendapat bahwa setan yang dibelenggu hanyalah setan kelas kakap. Berdasarkan pendapat ini, adanya maksiat, disebabkan bisikan setan yang belum dibelenggu. (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 40990).
Allahu a’lam
Advertisement

Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK



Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget