Korban Serangan Teror Paris Mencoba Menyelamatkan Diri Di Gedung Konser. (Youtube)
Dream - Singapura teridentifikasi akan menjadi target serangan ekstrimis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) berikutnya setelah Perancis beberapa hari lalu. Hal ini terlacak dari postingan kelompok ekstrimis ini di akun media sosial milik mereka.
" Pendukung ISIS di kawasan itu juga mencatut Filipina dan Amerika Serikat yang akan menjadi target serangan berikutnya," ujar pengamat dari S Rajaratnam School of International Studies Jasminder Singh.
Perkembangan informasi ini datang dari Malaysia. Setelah sebelumnya ditemukan telepon seluler dengan bahan peledak, yang ditargetkan kepada pusat pemerintahan Putrajaya dan Parlemen Federal.
Selain itu, Kementerian Dalam Negeri Singapura telah mengumumkan penahanan terhadap mahasiswa usia 19 tahun, yang berencana bergabung dengan ISIS di Suriah dan akan melakukan serangan di Singapura.
Ini bukan pertama kalinya Singapura menjadi target ekstrimis. Tahun lalu, majalah ekstrimis berbahasa Inggris Resurgence membuat laporan mengutip Phillip Channel dan Sembawang Naval Base, tentang potensi serangan ekstrimis di laut.
Ancaman kepada Singapura dan kawasan di sekitarnya dikembangkan oleh unit pertempuran laut Melayu ISIS, Katibah Nusantara, yang dibentuk di Suriah. Tujuannya, untuk memudahkan anggota kelompok ini berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dan Melayu daripada menggunakan bahasa Arab.
Terdapat lebih dari 700 anggota ISIS berasal dari Indonesia dan lebih dari 200 anggota berasal dari Malaysia yang turut beraktivitas di Irak dan Suriah, berdasarkan laporan Strait Times pekan lalu. Sementara mereka membentuk satuan lebih kecil sebanyak 30.000 anggota dari 90 negara. Unit ini diklaim berhasil melakukan serangan di lima kawasan basis Kurdi di Suriah bulan lalu.
Unit ini menjadi daya tawar penting dalam tujuan strategis ISIS untuk membentuk kekhalifahan dunia, dengan menggerakkan sejumlah anggota melakukan serangan bahkan menyatakan cabang baru di kawasan ini.
Singh juga mengatakan anggota ISIS di Malaysia juga telah bermain pada isu-isu lokal seperti menekan penerapan hukum pidana Islam demi meraih dukungan. Baru-baru ini, simpatisan ISIS secara online meminta penduduk Rohingya meninggalkan Myanmar dan pergi ke Suriah.
Kepala Singapore International Center for Political Violence and Terrorism Research. Profesor Rohan Gunaratna mengatakan unit ini merupakan ancaman berat bagi Singapura dan Asia Tenggara.
" (Unit) ini punya beberapa fungsi: melatih kemampuan orang untuk melakukan serangan di Irak dan Suriah, untuk menghasut orang-orang Asia Tenggara melakukan serangan di negara mereka, serta untuk meradikalisasi jaringan Asia Tenggara, merekrut dan memfasilitasi mereka untuk masuk ke Irak dan Suriah," ungkap Gunaratna.
Lebih lanjut, dia mengatakan strategi menghadang pengaruh ISIS harus dijalankan di seluruh bidang, mulai dari melibatkan masyarakat untuk mengekspos kejahatan-kejahatan ISIS. Para pemimpin muslim di seluruh dunia memimpin upaya untuk melawan ISIS.
Sebagian di antara para pemimpin ini antara lain Mufti Singapura Fatris Bakaram. Dia mengatakan merupakan kewajiban bagi para muslim untuk melaporkan mereka yang membuat ancaman kepada pihak yang berwenang.
(Ism, Sumber: straitstimes.com)
Advertisement
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025
Belajar Sejarah Nggak Lagi Boring Bareng Komunitas Jelajah
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu