Suhu Ekstrem Capai 45 Derajat Celcius, April Jadi Gelombang Panas Terparah Di Asia (Shutterstock)
Dream - Gelombang panas yang dikombinasikan dengan asap tebal dari pembakaran lahan pertanian telah menciptakan kondisi terburuk di seluruh daratan Asia Tenggara.
Hal itu diperparah dengan adanya perkiraan musim kemarau tahun ini akan berlangsung lebih lama dari biasanya.
Bahkan, ahli klimatologi dan sejarawan cuaca profesional, Maximiliano Herrera, meyakini bahwa situasi saat ini merupakan gelombang panas April terburuk sepanjang sejarah Asia.
Suhu yang melebihi 40 derajat celcius di Myanmar, Thailand, Laos dan Kamboja memicu kekhawatiran bahwa hujan lebat tidak akan terjadi.
Pada Jumat lalu, otoritas Bangkok, Thailand memperingatkan warga untuk tidak keluar rumah karena suhu panas ekstrem mencapai 45 derajat celcius. Sedangkan indeks panas mencapai rekor 54 derajat celcius.
Somkhwan Tanchan selaku direktur Divisi Pengamatan Meteorologi Thailand, mengatakan bahwa suhu rata-rata pada awal April mencapai 40 derajat celcius.
Hal ini memicu kekeringan yang lebih parah daripada yang terjadi tahun 2019 dan 2020. Pemadaman listrik dan kekurangan air bersih juga kerap terjadi seiring meningkatnya penggunaan AC dan lemari pendingin.
Sementara di Kamboja, kekeringan dan sulitnya air bersih menimbulkan kekacauan mengingat negara tersebut akan menjadi tuan rumah Asean Games pada 5-17 Mei.
Kementrian Sumber Daya Air dan Meteorologi Kamboja telah mengeluarkan prakiraan cuaca jangka panjang kedua untuk tahun 2023.
Cuaca panas akan berlanjut sampai pertengahan Mei dengan antisipasi hujan yang lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
Akibatnya musim hujan akan tiba pada Minggu kedua Mei paling lambat tahun 2023 dengan curah hujan ringan sedang dan terbesar.
Kementerian Kamboja menambahkan bahwa curah hujan diperkirakan 20 hingga 30 persen lebih rendah dari rata-rata selama bertahun-tahun yang secara efektif kembali pada kondisi kekeringan.
“ Pada musim hujan tahun 2023, Kamboja akan menghadapi risiko musim kemarau yang dapat berlangsung dari awal Juni hingga awal Agustus,” katanya.
Prakiraan ini dapat diterapkan secara merata kepada negara Vietnam Selatan, Laos, Thailand dan Myanmar. Jika benar, kekeringan berpotensi buruk bagi 70 juta orang yang bergantung pada Sungai Mekong untuk kehidupan mereka.
Sumber: thediplomat.com