Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Menyuruh anak untuk sholat dan berpuasa saat Ramadan mungkin jadi hal biasa bagi pasangan orangtua Muslim. Tujuannya untuk mendidik anak-anak agar mau menjalankan perintah agama.
Sayangnya, nasib buruk dialami pasangan suami istri asal Malaysia yang tinggal di Norwegia. Keduanya menghadapi tuduhan pelecehan anak.
Mereka kini tengah menunggu persidangan yang dijadwalkan berlangsung antara 4-6 November. Pasangan suami istri yang keduanya sama-sama berusia 45 tahun telah dipisahkan dari kelima anaknya yang berumur antara lima hingga 15 tahun sejak Mei lalu.
Kelima anak tersebut dititipkan kepada tiga keluarga berbeda. Mereka hanya dibolehkan bertemu dengan kedua orangtuanya sebulan sekali selama tiga jam
Dikutip dari The Star, kakak laki-laki sang ayah mengatakan kasus ini bermula ketika satu dari kelima anak tersebut merasa tertekan lantaran diharuskan menjalankan puasa Ramadan. Anak itu kemudian mengeluhkan kondisi yang dialaminya kepada gurunya di sekolah.
Keluhan itu diteruskan ke Pusat Layanan Kesejahteraan Anak Norwegia di awal Mei tahun ini. Saudara dari sang ayah juga mengatakan kelima anak itu kini dalam pengasuh tiga keluarga yang kesemuanya non-Muslim.
Pria itu bercerita adiknya hanya berusaha mendidik anak-anaknya untuk sholat, belajar Alquran dan berpuasa sepanjang Ramadan.
" Adik saya membatasi kehidupan sosial mereka dan akses internet dan mungkin ini tidak bisa diterima oleh anak-anak," kata dia.
Dia mengklaim tidak ada unsur kekerasan fisik dalam kasus ini. Ini senada dengan laporan kepolisian yang tidak menemukan bukti kekerasan seperti tongkat di rumah mereka.
" Inilah mengapa adik saya tidak ditahan dan dia dapat bekerja seperti biasa. Salah seorang anaknya mengklaim sudah dipukuli," kata pria itu.
Kasus yang menjerat pasangan orangtua Malaysia ini sempat ramai di Facebook setelah diunggah oleh adik perempuan sang ayah. Harapannya untuk mendapatkan bantuan atas jeratan hukum yang dialami keduanya.
" Adik saya dan istrinya merasa tertekan karena merasa peluang menang dalam kasus ini sangat rendah. Anak-anaknya hanya ingin berkumpul dengan orangtuanya," kata dia.
Dalam pernyataan pada Selasa lalu, Wisma Putra yang merupakan kantor Kementerian Luar Negeri Malaysia membenarkan pasangan tersebut tengah menghadapi dakwaan hukum. Kasus ini akan terus dipantau oleh Kedutaan Besar Malaysia untuk Swedia.
Selain itu, Kedubes juga telah menghubungi pasangan orangtua tersebut dan memberikan layanan konsuler.
" Kedutaan Besar Malaysia bekerja sama dengan agensi setempat untuk memastikan hak dan kesejahteraan keluarga ini diperhatikan setelahnya, termasuk memastikan anak-anak dititipkan pada keluarga Muslim," kata juru bicara Kemenlu Malaysia.
Sumber: The Star
Dream - Pada umumnya, khitan hanya menghilangkan atau memotong kulit depan kelamin pria. Kulit penutup itu dibuang agar kelamin menjadi bersih.
Namun yang terjadi di Brazil ini tidak demikian. Menurut laman World of Buzz, seorang bocah berusia tiga tahun mengalami kejadian mengerikan karena sang dokter diduga salah prosedur.
Bocah tiga tahun, anak Alberthy Camargos, itu semula diperiksakan ke dokter. Dalam pemeriksaan itu, sang dokter menyatakan balita itu mengalami phimosis.
Kondisi itu menyebabkan kulit penutup kelamin bocah itu sangat kencang dan tidak bisa ditarik ke atas. Kondisi itu juga menyebabkan sang bocah bakal tidak nyaman saat dewasa kelak.
Jalan satu-satunya untuk mengatasi kondisi itu adalah dengan menyunatnya. Camargos setuju dengan opsi yang ditawarkan sang dokter. Bocah itu kemudian disunat.
Namun, sepertinya ada yang tak beres saat operasi berlangsung. Prosedur yang seharusnya sudah selesai dalam waktu 30 menit, menjadi operasi empat jam.
Tapi Camargos tetap percaya dengan kemampuan dokter bernama Pedro Abrantes tersebut. Setelah empat jam, operasi selesai. Sang dokter pun muncul bersama putranya. Sang dokter mengatakan putra Camargos baik-baik saja.
Curiga dengan kondisi yang terjadi, Camargos membuka perban putranya. Di titik inilah dia menyadari alat vital putranya mengalami kondisi mengerikan.
Abrantes diduga telah memotong seluruh alat vital bocah tersebut.
Sembari terkejut, Camargos menandatangani surat untuk mengeluarkan putranya dari rumah sakit. Dia memindahkan putranya ke rumah sakit lain.
Dokter yang berbeda menyebut, operasi plastik alat vital putra Camargos tak bisa diselamatkan. Sebagai gantinya, operasi plastik dilakukan untuk melindungi apa yang tersisa dari uretra anak itu. Sehingga, dia tidak perlu kateter untuk buang air kecil.
Upaya operasi ulang pun dilakukan dokter berbeda kepada putra Camargos. Beruntung operasi yang berupaya membuat 'penis realistis' untuk bocah itu diklaim sukses.
Bocah itu disebut kembali punya penis yang terbuat dari lengan atau paha. Jaringan ereksi bocah itu pun tetap dipertahankan sehingga kelak bocah itu bisa hidup dengan fungsi seksual yang normal, bahkan menjadi ayah.
Lantas bagaimana nasib Abrantes yang gagal melakukan operasi sunat? Dia ditemukan meninggal tidak lama setelah insiden itu karena serangan jantung.
Selama kariernya di dunia kesehatan, Abrantes sebenarnya punya catatan cemerlang sebagai seorang dokter.
Dream - Rehan Anta Maulana, 3 tahun, mengaku mengalami peristiwa aneh dalam hidupnya. Bocah yang tinggal di Lingkungan Krajan, Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi, mengaku telah menjalani khitan alias disunat saat terbangun dari tidurnya.
Uniknya, Rehan merasa tak pernah diberitahu sebelumnya akan melakukan khitan. Begitu pula dengan keluarga yang memang tak memiliki rencana membawa anaknya khitan.
Pihak keluarga meyakini Rehan telah disunat jin.
Putra satu-satunya Riski Amalia dan almarhum Doni Indra Irawan itu awalnya hanya bermain di bawah pohon mangga, Senin, 15 Juli 2019, pukul 11.30 WIB. Lokasi pohon tersebut tak jauh dari rumahnya.
" Waktu itu Rehan saya ajak tidur, tapi dia enggak mau. Dia malah keluar rumah dan bermain sama tiga orang temannya," kata Riski Amalia, kepada Liputan6.com, Jumat, 19 Juli 2019.
Dari dalam rumah, Riski sempat mendengar gurauan Galang, kawan anaknya, dan Rehan. Galang sempat bertanya ke Rehan mengenai keberanian disunat.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi