Survei: Hampir Setengah Penduduk Jakarta Terdeteksi Memiliki Antibodi Covid-19

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 11 Juli 2021 12:01
Survei: Hampir Setengah Penduduk Jakarta Terdeteksi Memiliki Antibodi Covid-19
Estimasi warga DKI Jakarta yang pernah terinfeksi Covid-19 sebanyak 4.717.000 jiwa.

Dream - Sebanyak hampir setengah dari penduduk DKI Jakarta diklaim saat ini telah memiliki antibodi Covid-19. Ini didasarkan pada hasil survei serologi yang digelar Dinas Kesehatan DKI Jakarta berkolaborasi dengan Tim Pandemi FKM UI, Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, menjelaskan serologi merupakan teknik berbasis imunologi. Teknik ini diterapkan dengan tujuan mengukur respons imun terhadap suatu antigen dari sediaan darah seseorang.

Apabila seseorang pernah terpapar pada agen infeksius tertentu, tubuhnya akan terpicu menghasilkan antibodi spesifik yang dapat dideteksi. Sehingga, dapat diukur tingkat proporsi warga yang pernag terinfeksi Covid-19 yang terkonfirmasi oleh PCR atau tidak.

" Kita bisa melihat juga gambaran lebih utuh tentang situasi pandemi di Jakarta sehingga strategi penanganan dan pengendaliannya pun bisa disesuaikan," ujar Widyastuti melalui keterangan tertulis.

Pakar epidemiologi dari Tim FKM UI, Pandu Riono, menjelaskan dari hasil survei ini terlihat hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi Covid-19. Kasus terbanyak ditemukan pada usia 30-49 tahun.

 

1 dari 2 halaman

4.717.000 Jiwa Warga DKI Jakarta Pernah Terpapar Covid-19

Infeksi pada kelompok perempuan lebih tinggi mencapai 49 persen. Sedangkan lelompok belum kawin memiliki risiko terinfeksi lebih rendah yaitu 39,8 persen.

Penduduk di wilayah padat, kata Pandu, lebih rentan terinfeksi Covid-19 dengan porsi 48,4 pers. Dia juga menjelaskan semakin meningkat indeks massa tubuh, semakin banyak juga yang terinfeksi.

" Dalam hal ini kelebihan berat badan (52,9 persen) dan obesitas (51,6 persen). Orang dengan kadar gula darah tinggi juga lebih berisiko," paparnya.

Selanjutnya, Pandu mengatakan prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi adalah sebesar 44,5 persen dengan stimasi warga 4.717.000 dari total populasi Jakarta sebanyak 10.600.000 orang. Dari jumlah estimasi warga yang pernah terinfeksi, hanya 8,1 persen yang terkonfirmasi.

Sebagian besar yang pernah terinfeksi tidak terdeteksi. Selain itu, sebagian besar yang pernah terinfeksi, baik terdeteksi maupun tidak terdeteksi, tidak pernah merasakan gejala.

" Kekebalan komunal di Jakarta akan lebih sulit tercapai karena Jakarta adalah kota terbuka dengan mobilitas intra dan antarwilayah yang tinggi. Konsekuensinya, semua penduduk yang beraktivitas di Jakarta, baik warga Jakarta maupun pendatang, harus memiliki kekebalan (telah tervaksinasi) yang dapat mengatasi semua varian virus," kata Pandu.

 

2 dari 2 halaman

Pandemi Berpotensi Berubah Jadi Endemi

Dia juga mengatakan tidak menutup kemungkinan pandemi ini berubah menjadi endemi dan diperlukan strategi penanganan secara cepat dan signifikan untuk jangka pendek. Juga diperlukan antisipasi jangka menengah dan panjang.

Vaksinasi, terang Pandu, memang dapat menekan risiko perawatan di rumah sakit dan risiko kematian. Meski demikian, vaksinasi tidak bisa sepenuhnya menghentikan penularan.

Atas hasil survei ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memperkuat 3T (Testing, Tracing, Treatment) agar dapat mengendalikan pandemi ini. Selain terus melakukan percepatan vaksinasi untuk semua warga.

Namun demikian, masyarakat juga harus terbiasa mampu menilai risiko dan menjaga pola hidup sehat dengan kebiasaan 5M. Sehingga siap berkegiatan secara produktif di tengah ancaman jangka panjang endemi Covid-19 dan tentu segera vaksinasi.

Beri Komentar