Sumber: Live Science
Padre Gustavo Huertas mengumpulkan fosil berbentuk daun di sekitar kota Villa de Leyva antara tahun 1950-an dan 1970-an, dan pada awalnya mengidentifikasinya sebagai tanaman yang telah punah.
Namun, studi terbaru yang dipublikasikan pada 7 Desember dalam jurnal Paleontologi Electronica, mengungkapkan bahwa sebenarnya itu bukan daun, melainkan cangkang kura-kura kecil.
Fosil-fosil itu, dengan panjang masing-masing sekitar 5 cm dan 6 cm, berasal dari masa Aptian sekitar 125 hingga 113 juta tahun yang lalu pada Zaman Kapur (Cretaceous) yang berlangsung dari 145 hingga 66 juta tahun yang lalu. Mereka merupakan kura-kura laut yang pertama kali tercatat dari periode tersebut di utara Amerika Selatan.
Hector Palma-Castro, mahasiswa paleobotani di Universitas Nasional Kolombia.
Pada awalnya, Huertas identifikasi fosil-fosil tersebut sebagai Sphenophyllum colombianum, diklasifikasi dalam kelompok tanaman yang pada umumnya hidup antara Late Devonian sekitar 419,2 hingga 358,9 juta tahun yang lalu dan Permian sekitar 298,9 hingga 251,9 juta tahun yang lalu.
Karakteristik usia dan tempat ditemukannya fosil ini tarik perhatian Palma-Castro dan pembimbingnya, salah satunya Fabiany Herrera, kurator tanaman fosil di Field Museum di Chicago. Mereka putuskan untuk melakukan peninjauan kembali terhadap identifikasi fosil tersebut.
Bentuk dan tepian daun yang seharusnya tidak menyerupai tanaman, bersama dengan garis pada fosil yang lebih menyerupai tulang daripada urat, mendorong Herrera mencari bantuan dari salah satu rekan penulisnya, Edwin Alberto Cadena, seorang paleontolog di Universitas Rosario di Bogotá.
Tim verifikasi fosil itu berasal dari cangkang atas kura-kura laut. Berdasarkan ukuran dan ketebalan cangkang, serta pola pertumbuhan kura-kura yang masih hidup, disimpulkan bahwa hewan tersebut tidak lebih dari 1 tahun saat meninggal.
" Dalam paleontologi, melibatkan imajinasi dan kemampuan untuk kagum selalu diuji," ujar Cadena.
" Kami telah memecahkan misteri paleobotani kecil, tetapi yang lebih penting, studi ini menunjukkan perlunya mengkaji kembali koleksi sejarah di Kolombia," jelas Herrera.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas