Ilustrasi Wanita Afghanistan (Foto: Shutterstock)
Dream - Aturan-aturan yang pernah diterapkan saat Taliban berkuasa akhirnya kembali dialami para perempuan Afghanistan. Dilaporkan para mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan tinggi diwajibkan untuk menggunakan abaya dan niqab.
Dilaporkan Strait Times, wanita yang berkuliah di universitas swasta Afghanistan diwajibkan mengenakan pakaian khas semasa Taliban itu untuk menutupi sebagian besar wajahnya. Kebijakan ini diwajibkan oleh Taliban.
Dalam sebuah dokumen yang disusun oleh otoritas pendidikan Taliban diatur juga ketentuan soal mahasiswi harus diajar oleh dosen wanita. Namun jika tidak memungkinkan, para dosen yang " berkelakuan baik" diperbolehkan mengajari mereka.
Dekrit itu berlaku sejak pemerintahan pertama Taliban di 2001 bagi perguruan tinggi dan universitas swasta yang tersebar luas di Afghanistan. Diketahui sejak masa itu, banyak pelajar dan mahasiswa yang keluar dari institusi pendidikan akibat aturan tersebut.
Tak hanya kebijakan tersebut, aturan lain juga menyebutkan seorang perempuan keluar harus ditemani keluarga yang berjenis kelamin laki-laki. Aturan tersebut berdampak pada banyaknya perempuan yang selalu berada di rumah, membuat tingkat pendidikan di Afghanistan rendah.
Setelah berhasil menduduki Kabul pada 15 Agustus 2021 lalu, Taliban mengatakan tidak adanya aturan tentang penggunaan burga. Namun dalam peraturan baru yang dikeluarkan pada Sabtu, 4 September 2021 lalu, niqab secara efektif diwajibkan. Pemakaiannya diharuskan menutupi sebagian besar wajah dan hanya menyisakan sepasang mata.
Sedikit informasi, dalam beberapa tahun terakhir penggunaan burqa dan niqab tidak begitu dominan digunakan para wanita di Kota Kabul, biasanya terlihat di kota-kota kecil.
Aturan berbusana bagi perempuan Afghanistan kembali muncul setelah kegiatan belajar mengajar di universitas swasta kembali berlangsung.
Aturan baru itu menambahkan bahwa laki-laki dan perempuan harus menggunakan pintu masuk dan keluar yang terpisah. Tak hanya itu, perempuan harus mengakhiri pelajaran mereka lima menit lebih awal dari pria untuk menghentikan mereka berbaur di luar kelas.
Para pelajar perempuan kemudian harus tinggal di ruang tunggu sampai rekan pria mereka meninggalkan gedung, menurut dekrit yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Tinggi Taliban.
" Praktiknya, ini adalah rencana yang sulit," kata seorang profesor universitas yang meminta namanya tidak disebutkan.
" Kami tidak memiliki cukup instruktur atau kelas perempuan untuk memisahkan para gadis," tuturnya.
" Tapi, fakta bahwa mereka (Taliban) mengizinkan perempuan dan anak perempuan bersekolah adalah langkah positif yang besar."
Selama 20 tahun terakhir, setelah pemerintahan Taliban berakhir, tingkat penerimaan universitas meningkat secara drastis terutama di kalangan wanita. Sebelum Taliban berkuasa, pelajar wanita bisa berada di ruangan yang sama dengan laki-laki dan diajar oleh dosen pria.
Di samping keprihatinan pada norma berpakaian, banyak negara dan kelompok hak asasi yang mengkhawatirkan nasib pendidikan perempuan di Afghanistan dalam periode pemerintahan Taliban.
Suhail Shaheen, juru bicara Taliban, sempat memberi kepastian tentang topik ini. Ia menyebut, " Perempuan bisa menyenyam pendidikan, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, termasuk universitas. Kami telah mengumumkan kebijakan ini di konferensi internasional, konferensi Moskow, dan di sini, di konferensi Doha."
Sumber: Straits Times
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR