Tangis Adik Brigadir J Pecah di Persidangan Saat Cerita Proses Autopsi: Saya Mau Angkat Abang Terakhir Kali

Reporter : Nabila Hanum
Selasa, 25 Oktober 2022 17:03
Tangis Adik Brigadir J Pecah di Persidangan Saat Cerita Proses Autopsi: Saya Mau Angkat Abang Terakhir Kali
"Ketika saya menunggu, kombes tersebut sempat menghalangi saya untuk melihat (jenazah Brigadir J)," kata Reza.

Dream - Mahareza Rizky, adik Brigadir J, menjadi saksi dalam persidangan terdakwa Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa 25 Oktober 2022.

Reza menceritakan saat dihalang-halangi seorang Kombes untuk melihat jenazah kakaknya, sebelum dimasukkan ke dalam peti. Reza tak kuasa menahan tangis menceritakan kejadian tersebut.

Ia mengaku memohon sekuat tenaga untuk melihat jenazah Brigadir J sebelum dimasukkan ke dalam peti.

" Ketika saya menunggu, kombes tersebut sempat menghalangi saya untuk melihat (jenazah Brigadir J)," kata Reza.

1 dari 6 halaman

" Sempat dihalangi siapa kombesnya?" tanya Hakim.

" Siapa kombes, siapa, saya lupa," jawab Reza.

Lantas kembali terdengar isak tangis Reza saat menceritakan ketika dirinya ngotot ingin melihat jenazah sang kakak. Namun kerap dilarang oleh pejabat kepolisian yang menjaga ruang autopsi kala itu.

Dengan sesekali menyeka matanya memakai tangan, Reza mengatakan baru bisa melihat jenazah sang kakak saat dimasukkan ke dalam peti usai dilakukan autopsi.

2 dari 6 halaman

" Saya hanya bisa melihat abang saya ketika abang saya hendak dimasukan (ke peti). Itupun saya izin komandan ini abang saya dimasukkan biarkan saya yang menggendong, sudah kamu di sini saja," katanya.

" Izin komandan, saya ingin mengangkat abang saya yang terakhir komandan, izin komandan," ungkapnya sambil menyeka air mata.

Karena masih terjadi adu cekcok antara Reza dengan personel yang disebut Komandan, lantas rekannya bernama Hendrik mencoba memenangkan untuk selanjutnya meminta dia bersabar dan menunggu hingga nanti diperbolehkan.

3 dari 6 halaman

" Kemudian almarhum sudah di dalam peti baru saya bisa melihat," kata Reza.

" Melihat almarhum atau petinya?," tanya hakim

" Melihat almarhum jenazah," jawab Reza.

" Masih boleh?," tanya kembali hakim.

" Iya, lalu saya mendengar 'sudah belum sih' ada yang berkata seperti itu. Saya lalu sempat berdoa dan langsung keluar ruangan," ujar Reza.

Sumber: merdeka.com

4 dari 6 halaman

Kamaruddin Sebut Putri Candrawathi Goda Brigadir J di Magelang

Dream - Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengklaim mendapat informasi rahasia dari seseorang yang menyebut Putri Candrawathi menggoda kliennya saat di Magelang, Jawa Tengah. Namun, Yosua ketika itu tidak mau dan pergi.

Hal ini disampaikan Kamaruddin saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) untuk terdakwa Bharada E, Selasa 25 Oktober 2022.

Awalnya, Ketua Majelis Hakim Wahyu Imam Santosa bertanya soal informasi terkait rencana pembunuhan terhadap Brigadir J

5 dari 6 halaman

" Saudara di awal menjelaskan kami mendapatkan informasi tidak boleh disebutkan identitasnya bahwa ini adalah pembunuhan. Boleh anda jelaskan spesifik apa yang anda ketahui?," tanya Wahyu.

" Yang saya ketahui dan teman-teman saya berdasar investigasi bahwa ini pembunuhan berencana yang sudah direncanakan sejak di Magelang. Di Magelang itu ada informasi bahwa terdakwa PC menggoda almarhum," ujar Kamaruddin.

Namun, Brigadir J diklaim Kamaruddin menolak. Sampai pada akhirnya Kuat Ma'ruf disebut menodongkan pisau kepada Brigadir J.

6 dari 6 halaman

" Lalu almarhum tidak mau dan pergi keluar. Kemudian ada informasi lagi kami dapatkan bahwa terdakwa kuat maruf memegang pisau. Ditunjukan kepada almarhum," katanya.

Berdasar informasi yang diterima, kata Kamaruddin, asisten rumah tangga Putri Candrawathi bernama Susi menangis saat kejadian tersebut. Hanya saja, dia tidak mengetahui alasan di balik tangisannya.

" Kemudian ada informasi kami dengar apa namanya asisten rumah tangga bernama Susi menangis nangis tapi tidak tahu tangisannya tentang apa," ungkapnya.

Beri Komentar