Tata Cara Sholat Gerhana dan Hukumnya Ketika Tidak Melihat Peristiwa Langsung

Reporter : Arini Saadah
Rabu, 16 Desember 2020 15:12
Tata Cara Sholat Gerhana dan Hukumnya Ketika Tidak Melihat Peristiwa Langsung
Fenomena gerhana tidak terjadi secara menyeluruh di permukaan bumi. Biasanya gerhana hanya dialami oleh beberapa wilayah tertentu yang dilewatinya.

Dream – Gerhana merupakan fenomena astronomi yang terjadi apabila benda-benda di angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lainnya. Gerhana yang pernah terjadi di bumi adalah gerhana matahari dan bulan.

Ketika terjasi fenomena gerhana matahari, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan sholat sunnah kusuf, baik gerhana matahari maupun bulan. Anjuran sholat gerhana telah disampaikan dalam sebuah hadis dari Al Muhirah dalam Kitab Bulughul Maram no. 526 yang menjelaskan tentang gerhana berikut ini:

“ Pada zaman Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari yaitu pada hari wafatnya Ibrahim. Lalu orang-orang berseru, terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “ Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak terjadi gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya berdo’alah kepada Allah dan sholatlah sampai kembali seperti semula.”

Fenomena gerhana tidak terjadi secara menyeluruh di permukaan bumi. Biasanya gerhana hanya dialami oleh beberapa wilayah tertentu yang dilewatinya. Misalnya masyarakat Indonesia bagian barat mengalami gerhana matahari, sedangkan masyarakat di Indonesia bagian timur tidak mengalaminya.

Lantas apakah kaum muslimin di bagian Indonesia Timur tersebut disyariatkan sholat gerhana ataukah tidak? Berikut keterangannya.

1 dari 3 halaman

Saat Tidak Melihat Langsung Gerhana

Hadis shahih yang memerintahkan kepada umat muslim untuk menjalankan sholat gerhana adalah sabda Nabi Saw ketika beliau berkhutbah selepas sholat gerhana.

“ Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kebesaran Allah. Mereka tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang atau lahirnya orang tertentu. Namun Allah menciptakan peristiwa gerhana matahari dan bulan itu agar membuat para hamba-Nya takut. Karena itu jika kalian melihat peristiwa gerhana, lakukanlah sholat dan berdoalah sampai gerhana itu selesai.”

Dalam riwayat lain juga dijelaskan:

“ Jika kalian melihat gerhana maka segeralah mengingat Allah, berdoa, dan memohon ampunan kepadanya.” (HR. Ad-Darimi, An-Nasai, dan Shahih Al-Albani).

Kedua riwayat di atas telah memberi penegasan bahwa Nabi Saw menganjurkan sholat gerhana ketika seseorang melihat peristiwa itu.

Sedangkan bagi kamu muslim yang tidak melihat peristiwa gerhana itu maka tidak disyariatkan untuk melakukan sholat gerhana.

Sementara itu Imam Ibnu Baz mengatakan, “ dari hadis ini diketahui bahwa tidak disyariatkan bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak melihat gerhana untuk melakukan sholat gerhana. Karena Rasulullah Saw mengkaitka perintah untuk melaksanakan sholat gerhana dan memperbanyak dzikir dengan rukyatul kusuf (melihat peristiwa gerhana).

Bukan sebatas informasi dari ahli hisab yang memprediksi akan terjadi gerhana, tidak pula mengacu pada peristiwa gerhana yang ternyata terjadi di belahan bumi lainnya. Allah berfirman, ‘Apa saja yang diberikan Rasul kepada kalian maka ambillah dan apa yang dilarang oleh Rasul untuk kalian maka tinggalkanlah.’ (QS. Al Hasyr: 7)” (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 13:31).

2 dari 3 halaman

Tata Cara Sholat Gerhana Matahari

Ilustrasi

Dari 'Abdullah bin 'Amru berkata: " Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Saw, maka panggilannya dengan seruan, " ASSHOLATU JAAMI'AH (Marilah mendirikan sholat secara bersama-sama)'." (HR. Bukhari).

Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat dengan empat kali rukuk dan sujud. Sholat gerhana juga bersifat sunnah. Dan diawali dengan niat serta diakhiri salam dan khotbah pada akhir ibadah.

Berikut tata cara sholat gerhana matahari lengkap yang dikutip dalam Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag):

  • Niat Sholat Gerhana Matahari Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala’.
  • Takbiratul Ihram
  • Membaca doa iftitah yang dilanjutkan Al-Fatihah dan surat lain dengan ayat yang panjang dan suara yang keras
  • Rukuk sambil memanjangkan bacaannya
  • Bangkit dari ruku (itidal)
  • Tidak langsung sujud namun kembali membaca Al-Fatihah dan surat dengan ayat yang lebih pendek
  • Kembali ruku yang bacaannya tidak sepanjang yang pertama
  • Itidal
  • Sujud yang lamanya seperti ruku dilanjutkan duduk di antara dua sujud serta sujud kembali
  • Bangkit dari sujud dan mengerjakan rakaat kedua dengan bacaan dan gerakan seperti sebelumnya namun lebih singkat
  • Salam

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jam'ah yang berisi anjuran meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta memperbanyak amal shaleh dan bersedekah.

3 dari 3 halaman

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

Ilustrasi

Niat untuk imam gerhana bulan: ‘Usholli sunnatal khusuufi rokataini imaaman lillahi ta'alaa’.

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah ta'ala."  

Niat makmum sholat gerhana bulan ‘Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini ma'muuman lillahi ta'aalaa’.

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."

Niat sholat gerhana bulan sendirian ‘Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini lillahi ta'alaa’

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta'ala."

  • Niat
  • Takbiratul Ihram.
  • Membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan surat yang panjang.
  • Ruku'.
  • Disunnahkan waktu ruku' lama, seperti waktu berdiri.
  • Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan lebih pendek daripada sebelumnya.
  • Ruku' lagi. Disunnahkan waktunya lebih pendek dari ruku pertama.
  • I'tidal.
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Sujud kedua.
  • Berdiri lagi (rakaat kedua), membaca surat Al Fatihah dan lainnya
  • Ruku'. Disunnahkan waktu ruku' lama, seperti waktu berdiri.
  • Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya.
  • Ruku' lagi. Disunnahkan waktu ruku' lebih pendek dari ruku' pertama.
  • I'tidal
  • Sujud
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Sujud kedua.
  • Duduk Tahiyah akhir.

Begitu salam selesai diucapkan, disunnahkan pula untuk kamu berdoa. Berdoa di waktu setelah sholat gerhana bulan adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa.

 

Sumber: Konsultasi Syariah, berbagai sumber.

Beri Komentar