Terminal Pulogadung, Kisah Keramaian yang Berangsur Lesu

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 14 Juli 2015 09:29
Terminal Pulogadung, Kisah Keramaian yang Berangsur Lesu
Di tahun-tahun sebelumnya, Terminal Pulogadung tidak pernah sepi pemudik. Di tahun ini, justru bus yang menunggu penumpang.

Dream - Tiga pria berbaju biru itu sedang mengobrol asyik di bawah sebuah pohon. Di kiri kanan mereka, bus-bus ukuran besar terjajar rapi.

Beberapa bus dalam keadaan terbuka pada bagian bagasi. Di dalam bagasi itu, empat orang tengah berada di sana. Ada yang duduk sembari mengipasi badan, ada yang tertidur pulas, ada pula yang sibuk mengasah batu akik.

" Ramai, Bang. Busnya doang yang ramai, penumpangnya sepi," kata seorang lelaki sembari mengasah batu akiknya.

Dua temannya yang lain diam termangu. Satu pria bertopi memainkan kukunya, sedang yang bersandar di pot menatap tak tentu. Tak ada jawaban dari keduanya.

Hembusan angin menyapu wajah pria yang bersandar. Tiba-tiba saja dia berkata, " Nggak ada penumpang, setoran terus naik," celetuknya.

Menurut pria bernama Tony Gultom itu, setoran menjelang hari H-3 akan naik. Pihak perusahaan biasanya menetapkan dua kali lipat setoran.

" Kalau nggak, penumpang kaya gini, kita bisa rugi. Biaya makan siapa yang nanggung," katanya.

Seorang kawannya yang bertopi berdiri lantas beranjak pergi. Seorang lagi, sembari menyimpan batu akiknya, melenggang lalu sembari mengatakan, " Ramai mas. Ramai busnya aja tapi.”

Semuanya tertawa. Tony kemudian duduk. Wajahnya tampak tak puas. Dia kemudian pergi, " Mau cari penumpang lagi, siapa tahu untung," katanya.

Tak jauh dari Tony, suara pria berperawakan tambun menggelegar. Suaranya makin kuat terdengar karena bantuan megaphone. Pengeras suara berwarna putih itu ditentengnya laiknya senapan.

" Haryanto. Hei, Haryanto! Maju!" katanya lantang. Tangannya menunjuk-nunjuk bus berwarna oranye itu.

" Mau ngeyel kau?" ancamnya. Pria tersebut merupakan petugas yang kerap bertugas mengatur jalur keluar masuknya bus ke Terminal Pulogadung.

Dia terpaksa mengancam supir bus itu. Soalnya, antrian bus di area tunggu Terminal Pulogadung telah penuh.

" Kalau nggak dibeginiin, belakang bisa stuck (lumuh)," kata dia sembari mengatur bus lain.

Beberapa pegawai keamanan terminal diterornya dengan pengeras suara. Mereka diminta menertibkan parkir bus-bus itu.

Menurut data dari Dinas Perhubungan Jakarta Timur per Senin, 13 Juli 2015, dari pukul 08.00-14.00 WIB, ada 45 bus yang membawa setidaknya 500 penumpang dari Terminal Pulogadung. Jumlah bus yang berangkat dari terminal ini memang menunjukkan kenaikan.

Meski begitu, bus yang tiba juga tidak semakin melonjak. Umumnya bus-bus tersebut masih di dalam terminal, menunggu penumpang.

Masalah lain karena beberapa penumpang memilih berangkat dari kios agen di pinggir jalan dekat Terminal Polugadung. Alasan lain yang didapatkan dari supir dan pengurus tiket ialah karena adanya mudik gratis yang diadakan berbagai pihak.

Petugas tiket PO Sido Rukum trayek Pulogadung-Pati Kusnadi mengatakan mudik gratis menyedot penumpang banyak. Yang paling merugikan pihak penyedia mudik gratis menggunakan angkutan wisata.

" Sehari semalam, kita menunggu penumpang. Nggak ada," kata pria asal Pati itu.

Imbasnya, ada pada pihak pengelola terminal. Lidin Simanulang, mengatakan pihak terminal harus keras meminta bus untuk terus bergerak. Meskipun begitu, dirinya kadang tidak tega melihat beberapa bus terkadang harus mengangkut tiga hingga delapan orang saja.

" Ya bagaimana, kalau kita kasih jalan nanti macet. Kalau enggak, ya kasihan penumpangnya sedikit," kata dia. (Ism) 

Beri Komentar