Kisah Pilu Elmiyati: Selamat dari Tragedi Kanjuruhan, Harus Kehilangan Suami dan Anak Balitanya di Pintu 13

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 11 Oktober 2022 11:00
Kisah Pilu Elmiyati: Selamat dari Tragedi Kanjuruhan, Harus Kehilangan Suami dan Anak Balitanya di Pintu 13
Elmiyati selamat karena ditarik oleh seseorang dari atas. Dia terpisah dari suami dan anaknya.

Dream - Sebanyak 131 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan bukan hanya sekadar angka. Ada duka yang sangat dalam. Termasuk bagi mereka yang selamat dalam tragedi 1 Oktober 2022 itu.

Elmiyati, 33 tahun, wanita ini berhasil selamat bahkan setelah melewati tragedi mengerikan pintu 13 di Stadion Kanjuruhan. Dia bisa mengungkapkan kisah ini berkat pertolongan dari seorang pria yang saat itu mengira Elmiyati adalah saudaranya. 

Namun di sisi lain dia juga kehilangan orang-orang tercintanya. Sang suami Rudi Harianto, 35 tahun, dan putranya yang bahkan masih berusia 3 tahun. Mereka ikut meregang nyawa pada tragedi usai pertandingan sepak bola antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu.

1 dari 5 halaman

Menonton Ingin Bahagiakan Anak

" Baru tiga kali ini nonton, PSIS Semarang, Persija, baru ini. Niatnya itu menyenangkan anak saya. Pikiran saya kan suporter Persebaya tidak ada di sini, kan aman. Ternyata seperti itu," ungkap Elmiyati.

Niat yang hanya ingin membahagiakan sang anak justru menjadi momen terakhir perjumpaan Elmiyati dan keluarganya. Saat kerusuhan terjadi dan gas air mata mulai ditembakkan di lapangan, dia mulai bergeser.

Elmiyati mengaku selama pertandingan menonton dari tribun selatan berdekatan dengan Gate 13.

" Waktu itu suami saya ngajak keluar, biar anak saya enggak terkena. Ternyata dampaknya gas itu, terasa saat mau turun ke gerbang. Ditambah desakan para suporter lain yang juga ingin menyelamatkan diri," cerita Elmiyati.

2 dari 5 halaman

Terpisah dengan Suami dan Anak

Bersama ribuan penonton lainnya, Elmiyati berdesak-desakan menuju pintu 13 yang menurutnya hanya terbuka sebagian. Bahkan hanya dapat dilalui oleh beberapa orang.

" Suami posisi menggendong anak saya dan saya di belakangnya, tapi gara-gara didorong dari belakang itu tidak tahu suami saya itu sudah keluar atau jatuh gimana saya tidak tahu," kata dia.

kisah elmiyati

Kekacauan semakin memuncak di pintu 13. Penonton dari dalam stadion terus mendorong menuju arah pintu. Saat dalam situasi tidak bisa bergerak karena desak-desakan, Elmiyati mengaku diangkat oleh penonton lain.

3 dari 5 halaman

Ditolong Orang yang Mengira Saudara

Karena pertolongan itu dia bisa kembali ke tribun. Namun rupanya keajaiban datang karena dirinya dikira saudara oleh orang yang menolongnya. Dia ditarik dari atas untuk diselamatkan dari desak-desakan.

kisah elmiyati

" Tidak tahu dari mana ada yang menyelamatkan saya. Saya ditarik ke atas, terus diajak ke tribun lagi. Dikira saya itu saudaranya, dikira adiknya, 'Mbak Sampeyan tak kiro adikku,' kata orang tersebut," kata dia.

Namun ketika sudah tenang dan dia terlepas dari suasana desak-desakan, posisi Elmiyati justru terpisah dari suami dan anaknya. Saat di tribun dia bertemu adik ipar dan kerabatnya yang kemudian membantu mencari anak dan suaminya. 

4 dari 5 halaman

Elmiyati diminta duduk menunggu kabar, sementara kedua orang tersebut berbagi peran mencari anak dan suaminya.

Saat itu suasananya sudah agak tenang dan tembakan gas air mata sudah berkurang. Dia juga mengaku melihat para penonton yang diselamatkan, beberapa kondisinya sudah lemas.

Adik iparnya meminta foto anak dan suaminya agar mudah untuk pencarian dengan menanyakan kepada petugas dan polisi.

5 dari 5 halaman

Suami dan Anak Meninggal Dunia

Tetapi putranya ditemukan sudah tak bernyawa saat sang adik memintanya untuk datang ke rumah sakit. Belum lama kabar duka itu datang, dia kembali mendapatkan informasi sang suami telah tutup usia di rumah sakit yang lain.

" Ketemunya anak saya di rumah sakit Kanjuruhan. Ayo ke rumah sakit, kata adik saya. Posisinya sudah meninggal di rumah sakit. Terus sekitar 10 menit dapat kabar lagi kalau suami saya ditemukan sudah meninggal di RS Wafa Husada," kisahnya.

Elmiyanti kehilangan tulang punggungnya dalam keluarga. Dia saat ini hidup bersama putri bungsu, Caynanda Billa (14) yang saat kejadian tak ikut menonton ke stadion Kanjuruhan.

Sumber: Merdeka.com

 

Beri Komentar