Kusmayadi Alias Agus, Pelaku Mutilasi (Dream/Maulana Kautsar)
Dream - Pemutilasi ibu hamil di Cikupa, Tangerang, Kusmayadi alias Agus tiba di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 21 April 2016, pukul 15.40 WIB. Dia diterbangkan ke Jakarta usai diringkus di sebuah rumah makan Padang di Surabaya, Jawa Timur.
Kusmayadi tiba di Polda Metro Jaya menggunakan bus mini. Dia dikawal dengan penjagaan maksimal aparat kepolisian.
Puluhan anggota kepolisian yang mengawal Kusmayadi pun tampak mengenakan rompi dan persenjataan lengkap. Mereka menggiring pria yang melakukan pembunuhan kekasihnya, Nur Atika alias Nuri itu.
Kusmayadi memilih diam saat ditanya awak media seputar perbuatannya. Dengan ditutup masker hitam, ekspresi wajahnya pun tak terlihat.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti mengatakan, polisi akan melakukan pemberkasan berita acara pemeriksaan (BAP) sebelum merilis kasus ini.
" Nanti dulu. Kita biarkan yang bersangkutan istirahat, sesudah itu baru di BAP," ucap dia dia. (Ism)
Dream - Kematian yang terjadi pada Nur Atika, perempuan hamil yang terbunuh karena mutilasi oleh Kusmayadi bukan tanpa alasan.
Menurut pengakuan Kusmayadi, Nur Atika meninggal karena satu kalimat yang dikeluarkan perempuan yang berstatus kekasihnya itu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti mengatakan, awal peristiwa pembunuhan itu karena sepasang kekasih itu terlibat cekcok.
Ini lantaran Kusmayadi, tak kunjung menikahi Nur Atikah, meskipun perempuan itu telah berbadan dua.
Agus yang mulai sebal kepada Nur Atikah mendorong perempuan hingga tersungkur di lantai rumahnya di Desa Tegalsari, Cikupa, Kabupaten Tangerang.
Nur sontak berbicara sedikit lantang kepada Kusmayadi, " Kan saya sudah bilang kalau mau pulang sekarang monyet!," ucap Krishna menirukan pengakuan Kusmayadi.
Mendengar ucapan itu, amarah Kusmayadi mulai membara. Dengan gelap mata dia memiting leher Nur yang sedang mengandung bayi enam bulan.
" Korban berteriak. Teriakannya semakin kuat," kata Krishna.
Selama 30 menit, kata Krishna, Kusmayadi memiting leher Nur sehingga akhirnya tak bernyawa. Pada ketika itu, Kusmayadi bingung lantas berinisiatif untuk menghilangkan jejak.
" Tersangka terbesit pikirannya untuk menghilangkan jejak perbuatannya. Kemudian mengambil golok yg ada di bawah televisi, dan memutilasi badan korban," ucap dia.
Dream - Pelarian pemutilasi wanita hamil selama sepekan berakhir, setelah setelah polisi menangkap Kusmayadi alias Agus (31) di Rumah Makan Padang Selera Bundo Surabaya, Jawa Timur.
Agus ditangkap berdasarkan informasi yang diberikan masyarakat melalui hotline yang disebar Polda Metro Jaya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti menjelaskan, kronologi pembunuhan ini berawal dari perkenalan Agus pertama kali dengan korban di RM Gumarang sekitar Juli 2015.
Saat itu korban bekerja sebagai kasir, lalu korban pindah ke RM Gumarang Taruna Cikupa. Meski berbeda tempat kerja, keduanya tetap berhubungan melalui telepon dan pesan pendek.
Selang dua bulan kemudian, tepatnya Agustus 2015, keduanya bertemu di KFC Citra Raya Cikupa. " Tersangka mengaku masih bujang dan korban mengaku janda, Lalu sepakat untuk mencari tempat tinggal di kontrakan H. Malik dekat pasar Cikupa," kata Krishna, Kamis 21 April 2016.
Setelah tinggal serumah, kedua kerap melakukan hubungan badan hingga akhirnya korban hamil. Korban akhirnya mengetahui tersangka sudah memiliki istri. Dari situ kerap terjadi pertengkaran.
" Korban sering marah karena uang kurang, korban minta status yang jelas, korban minta orangtua tersangka melamar ke keluarganya di Malimping Banten," ujar Krishna.
Pada 7 April 2016, tersangka bercerita kepada temannya bernama Valen sedang memiliki masalah dan sempat bertanya bila membunuh orang dosa besar atau tidak.
Tersangka bertanya kepada saksi kunci yang ikut membuang potongan tubuh korban bernama Erik, apakah pernah membunuh orang dan Erik menjawab tidak pernah karena takut.
Tersangka rupanya menanyakan hal serupa kepada saksi pada Sabtu tanggal 9 April 2016 dan jawaban saksi tetap sama.
Pada hari kejadian tersangka membunuh korban, Minggu 10 April 2016, sekitar pukul 08.00 WIB, tersangka membelikan nasi bungkus untuk dimakan berdua dengan korban di kontrakan.
" Sebelum makan sempat terjadi keributan karena korban menanyakan kapan pulang ke orangtua korban di Banten, tersangka menjawab 'sabar dulu tidak bisa buru-buru pulang'," kata Krishna.
Pada pukul 10.00 WIB, terjadi ribut lagi antara keduanya, kemudian korban mendorong tersangka hingga terjatuh dan mengeluarkan kata-kata kasar.
Karena merasa tidak dihargai, tersangka khilaf dan langsung membanting dan memiting korban dengan sangat kuat.
Korban sempat berteriak minta tolong, tetapi tersangka makin kuat memiting leher korban dan sekitar kurang lebih 30 menit kemudian tersangka melepaskan piting dan disadari bahwa korban sudah tidak bernafas atau meninggal dunia.
Setelah itu tersangka kembali ke RM Gumarang meminta bantuan saksi bernama Erik.
Pukul 19.30 WIB, tersangka terbesit pikirannya untuk menghilangkan jejak perbuatannya dengan memutilasi korban dan kemudian mengambil Golok yang ada dibawah TV.
Tersangka kemudian memotong tangan kanan dari lengan bahu kemudian memotong tangan kiri. Pelaku lantas pergi ke pasar membeli plastik besar lalu kemudian simpan di kost.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR