Peneliti Memeriksa Tulang Paha Dinosaurus (Foto: France24)
Dream - Ahli paleontologi menemukan puluhan tulang dinosaurus berukuran raksasa di barat daya Perancis. Dilaporkan France24, tulang paha itu diduga milik dinosaurus herbivora dari era Jurassic akhir.
Tulang itu ditemukan setelah penggalian panjang di situs purbakala situs Angeac-Charente sejak 2010.
Tulang paha, atau femur, dinosaurus yang ditemukan itu memiliki panjang 6,5 kaki atau setara 1,9 meter.
Tulang paha itu diduga milik Sauropoda, dinosaurus herbivora dengan leher dan ekor panjang yang tersebar luas di era Jurassic akhir, lebih dari 140 juta tahun yang lalu.
" Ini adalah penemuan besar," kata Ronan Allain, ahli paleontologi di National History Museum of Paris.
" Aku kagum dengan kondisi tulang paha itu."
Ronan mengatakan, hewan ini memiliki berat sekitar 40 ton hingga 50 ton.
Ronan mengatakan, para ilmuwan di situs dekat kota Cognac telah menemukan lebih dari 7.500 fosil lebih dari 40 spesies berbeda sejak 2010. Temuan ini menjadikannya salah satu terbesar di Eropa.
Dream - Logam `alien` yang terbawa dalam meteor yang memusnahkan dinosaurus di bumi diklaim dapat menyebuhkan kanker. Logam tersebut bernama Iridium.
Dilaporkan Mirror, logam Iridium merupakan elemen langka di dunia. Logam ini dapat meledak dengan bantuan sinar laser. Logam yang meledak menghasilkan oksigen beracun yang dapat mematikan sel tumor, namun tak berbahaya bagi sel-sel sehat.
Eksperimen menunjukkan Iridium dapat menembus inti sel kanker dengan menempel ke albumin protein darah. Hasil eksperimen ini merupakan revolusi dunia pengobatan.
Peneliti Fakultas Kimia di Universitas Warwick, Inggris, Profesor Peter Sadler, takjub dengan kemampuan logam tersebut. Dia menyebut, temuan ini dapat mengurangi dampak dari kemoterapi.
" Jika teknologi ini dapat diterjemahkan ke klinik, mungkin efektif melawan kanker yang resistan dan mengurangi efek samping kemoterapi," kata Sadler.
Sadler mengatakan, logam Iridium dapat digunakan dalam dosis yang lebih kecil. Setelah mengetahui kandungan logam ini, tim peneliti, kata dia akan melanjutkan uji coba ke hewan pra-klinis.
Kemampuan Iridium menghancurkan sel kanker paru-paru diketahui di laboratorium. Tim peneliti menggunakan teknik terapi fotodinamik (photodynamic therapy) untuk memaksimalkan kandungan Iridium.
Cara kerja teknik ini yaitu, fotosensitiser terkena sinar dengan panjang gelombang tertentu, mereka akan menghasilkan bentuk oksigen yang membunuh sel-sel di dekatnya.
Studi yang diterbitkan dalam Angewandte Chemie International Edition menemukan senyawa berbasis Iridium adalah fotosensitiser yang sangat baik.
Iridium aktif kemudian dapat dihidupkan oleh radiasi sinar laser merah.
Sadler percaya logam mulia lain seperti Iridium, yang aman dengan efek samping minimum, berpotensi melawan resistensi sel kanker.
" Sekarang saatnya untuk mencoba menggunakan iridium secara medis yang dikirimkan kepada kita oleh asteroid 66 juta tahun yang lalu," ucap dia.(Sah)
Dream – Ada saja barang-barang unik yang dilelang. Salah satunya kerangka dinosaurus yang dilelang di Paris, Perancis, pada Juni 2018.
Lucunya, pemenang lelang bisa memberikan nama dinosaurus yang dilelang karena ilmuwan belum mengetahui jenisnya.
Dilansir dari Metro, Jumat 13 April 2018, kerangka dinosaurus ini akan dilelang di pelelangan Auguttes, Paris, Perancis. Kerangka dinosaurus pemakan daging ini ditemukan 2013. Ilmuwan menduga spesies ini adalah Allosaurus.
Hewan ini memiliki gigi yang lebih banyak dan tulang pelvis yang lebih lebar. Tak hanya itu, binatang purba ini juga memiliki tulang belikat lebih panjang. Jenis tulangnya berbeda dengan dinosaurus lainnya.
Perwakilan dari Augutte, Eric Genest, memprediksi kerangka ini seharga US$1,2 juta-US$1,6 juta (Rp23,45 miliar-Rp31,73 miliar).
“ Tapi, ini hanya perkiraan,” kata Genest.
Dia berkata harga kerangka ini bisa melesat karena dinosaurus ini belum punya nama. Ditambah lagi pemenang lelang bisa memberikan namanya untuk menjadi nama dinosaurus. Keren, ya?
Sekadar informasi, kerangka ini memiliki panjang 9 meter dan kelengkapan tulangnya 70 persen. Hewan ini diperkirakan hidup pada 148-155 juta tahun silam. Tingginya mencapai 2,6 meter dan ditemukan di situs purbakala Morisson Formation di Wyoming, Amerika Serikat—lokasi ini “ kaya” fosil dinosaurus.
“ Penemuan ini mungkin merepresntasikan titik tertinggi karier saya sebab ini berdampak kepada sains,” kata pakar penjualan, Eric Mickeler.
(Sah)
Dream - Nelayan khusus laut dalam baru-baru ini melihat hiu jumbai (Chlamydoselachus anguineus) di antara tumpukan ikan yang tertangkap, saat mereka melaut di lepas pantai Portugal.
Menurut laman Boy Genius Report (BGR), saat tertangkap di antara ikan-ikan lainnya, hiu jumbai itu sudah dalam keadaan mati.
Nelayan tersebut kemudian menyerahkan hiu jumbai itu kepada kapal riset untuk diteliti lebih lanjut.
Penelitian lebih dekat mengungkapkan bahwa C. anguineus memiliki kurang lebih 300 gigi runcing berbentuk segitiga.
Gigi tersebut ia gunakan untuk mencengkeram dan membunuh mangsanya, termasuk ikan, cumi dan hiu lainnya.
Margarida Castro, seorang peneliti ilmu perikanan di Universitas Algarve, di Portugal, mengatakan kepada Sic Noticias, bahwa nama hiu jumbai diambil dari barisan gigi berbentuk aneh yang tersusun dengan pola seperti jumbai.
Giginya terlihat seperti jarum menghadap ke belakang, dan rahangnya bisa menangkap mangsa yang besarnya lebih dari separuh ukuran tubuhnya.
C. anguineus sering juga dijuluki sebagai ‘fosil hidup’ karena merupakan spesies primitif yang memiliki banyak persamaan dengan fosil-fosil hiu dari 350 juta tahun lalu.
Fosil hidup ini mendiami perairan dalam di Samudra Atlantik dan Pasifik sejak zaman dinosaurus. Meski begitu, mereka jarang terlihat.
Hiu jumbai yang ditangkap nelayan Portugal panjang tubuhnya 1,5 meter. Menurut Margarida, ukuran tersebut hampir tidak berubah dalam 80 juta tahun terakhir.
Nelayan melaporkan hiu jumbai itu tertangkap di kedalaman 700 meter di bawah air - sekitar setengah dari kemampuannya berenang.
Menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), spesies ini diketahui mampu berenang di kedalaman antara 20 sampai 1.500 meter di bawah air.
Hiu jenis ini memiliki masa gestasi yang sangat lama, yang berlangsung antara satu dan dua tahun - periode yang hampir sama dengan gajah.
Seperti anak gajah, ukuran anak hiu jumbai tidak kecil. Begitu lahir, anak hiu jumbai bisa berukuran panjang hingga 60 sentimeter.
Hiu jumbai memang melahirkan anak, bukan bertelur. Menurut IUCN, hiu jumbai biasanya melahirkan antara 2 hingga 15 anak.
Bukan kali ini saja C. anguineus tertangkap sebagai tangkapan sampingan oleh nelayan. Pada Desember 2003, sebuah kapal pukat berhasil menangkap 34 hiu jumbai yang terdiri dari 15 jantan dan 19 betina - di utara Kepulauan Azores di Samudra Atlantik, sekitar 900 mil barat Portugal.
Mengingat bahwa menemukan C. anguineus adalah hal yang sulit, kemungkinan pukat tersebut menangkap selama musim kawin, menurut sebuah penelitian tahun 2008 di Journal of Ichthyology.
Meski tidak terancam punah, ada peraturan untuk melindungi hiu jumbai. Pada tahun 2007, Dewan Perikanan Uni Eropa menetapkan batasan tangkapan total yang diperbolehkan untuk hiu yang terancam.
Hiu jumbai ditambahkan dalam daftar tersebut di tahun 2010, dan mulai berlaku mulai tahun 2012. (San)
(Sumber: livescience.com)
Advertisement
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025
Belajar Sejarah Nggak Lagi Boring Bareng Komunitas Jelajah
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu