Ustazah Nani Handayani Dan Potongan Ayat Dari Surat Al Ankabut Ayat 45 (Foto: Twitter)
Dream - Stasiun televisi Metro TV telah meminta maaf karena kesalahan menulis potongan Surat Al Ankabut ayat 45 yang dilakukan ustazah Nani Handayani dalam program Syiar Kemuliaan, yang ditayangkan pada Senin 4 Desember 2016.
" Kami memohon agar dibukakan pintu maaf atas kekeliruan yang terjadi pada program Syiar Kemuliaan dan semoga kita semua diberikan ridho dari Allah SWT, Aamiin YaaRabbal'alaamiin," tulis PR dan Publicity Manager Metro TV, Henny Puspitasari, Selasa 5 Desember 2017.
Penjelasan tentang tayangan Syiar Kemuliaan oleh Ustadzah Nani Handayani. @Metro_TV memohon maaf atas terjadinya kesalahan yang tidak disengaja pada program Syiar Kemuliaan dan kami akan menjadikan hal ini sebagai koreksi kami ke depan. pic.twitter.com/fgtETWvfjJ
— METRO TV TODAY (@MetroTVToday)December 5, 2017
Sementara, melalui Twitter, Nani Handayani meminta maaf kepada seluruh umat Islam. " Apa yang terjadi di Metro TV merupakan sebuah kesalahan manusiawi yang sama sekali tidak pernah diinginkan untuk melakukan, kesalahan yang tidak disengaja," tulis Nani melalui akun Twitter miliknya @handayani_nani.
" Mohon ampun kepada Allah, mohon maaf kepada umat Islam semoga hal ini tidak akan terulang lagi," tambah dia.
Video singkat klarifikasi tampilan tulisan saya di acara syiar kemuliaan metro TV. pic.twitter.com/rGRroC7tEh
— Nani Handayani (@handayani_nani)December 5, 2017
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin, membenarkan peristiwa kesalahan tulis tersebut. Amin mengatakan Neni salah menuliskan ayat Alquran yang berbunyi, Innash sholaata tanhaa' anil-fahsyaa'i wal-munkar. Artinya, " Sesungguhnya sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" .
Amin mengatakan, Neni menuliskan kalimat 'innash sholata' dengan sambung, sementara kata 'tanha', menggunakan kha.
" Pokoknya semua salah. Itu dengan pedenya, ibu Nani Handayani membacanya," ucap Amin kepada Dream, Rabu 6 Desember 2017.
Agar kejadian tersebut tak terulang, Amin berencana memanggil pengelola televisi. Amin ingin mengajak para pengelola televisi menyeleksi para dai dan mubaligh yang tampil di media.
Selain itu Bimas juga akan membuat kode etik penceramah yang akan tampil di media.
" Janganlah sembarang, baru pengetahuan Alquran-nya (sedikit), salah-salah apalagi menulis, jangan dulu digunakan di media, soalnya ditonton banyak orang," ucap dia.
Advertisement
Nonton Jadi Lebih Seru, Ikut Aja 5 Komunitas Film di Indonesia
7 Pemandian Air Panas Garut, Bisa Healing Menghempas Lelah
Gunung Gede Ditutup untuk Pendakian, Kondisinya Penuh Sampah
Ayu Ting Ting Buat Kue Sendiri Khusus Untuk Picnic Story
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas