Pengambilan Sampel Darah Untuk Pemeriksaan Ebola Di Kongo (Shutterstock.com)
Dream - Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan wabah Ebola yang menewaskan 2.280 warga Kongo telah berakhir. Wabah ini sempat melanda salah satu negara di Benua Afrika tersebut dalam dua tahun.
" Akhir Ebola adalah kemenangan bagi sains," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari New York Times.
Perawatan baru memainkan peranan penitng dalam penghentian wabah. Selain itu, vaksin suntik Ervebo yang dikembangkan perusahaan farmasi Amerika, Merck, sebanyak hampir 300 ribu dosis telah diberikan kepada pasien terjangkit di Kongo dan terbukti berhasil.
" Peluncuran cepat vaksin yang sangat efektif menyelamatkan nyawa dan memperlambat penyebaran Ebola. Untuk pertama kalinya, dunia sekarang memiliki vaksin Ebola berlisensi," kata dia.
Awal April ketika para ahli sedang menghitung masa inkubasi selama 42 hari untuk mengumumkan wabah berakhir, muncul kasus baru. Awal Juni, wabah meluas hingga 750 mil di Mbandaka, kota dengan populasi 1,2 juta.
Upaya memerangi wabah di Kongo Timur banyak menghadapi hambatan. Seperti ketidakpercayaan masyarakat, perselisihan antar-pejabat, serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan, sekaligus munculnya hotspot atau klaster baru dengan cepat.
Direktur Regional WHO Afrika, Matshidiso Moeti, mengatakan, perang melawan Ebola tidaklah mudah. Bahkan dia menilai seperti menjalankan misi yang mustahil.
" Akhir wabah Ebola ini sebagai pertanda harapan bagi wilayah ini dan dunia, bahwa dengan solidaritas dan ilmu pengetahuan serta komitmen, bahkan epidemi yang paling menantang sekalipun bisa dikendalikan," kata Moeti.
Kasus Ebola yang melanda Kongo disebut sebagai wabah ke-10 dan mulai menjangkit pada 1 Agustus 2018. Wabah tersebut telah menginfeksi sedikitnya 3.463 jiwa di Provinsi Kivu Utara, Kivu Selatan, dan Ituri.
Juli 2019, WHO menetapkan status darurat kesehatan dunia dan menyebut wabah Ebola ini terburuk sejak pertama kali muncul di Afrika Barat antara 2014 dan 2016. Wabah ini telah menginfeksi 28.616 jiwa dan menewaskan 11 ribu jiwa di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Ketika kabar ini diumumkan, Kongo sendiri tengah berjuang melawan wabah campak terbesar di dunia. Sejak 2019, wabah tersebut telah menginfeksi 369.520 jiwa dan menyebabkan 6.779 pasien meninggal.
Selain itu, Kongo juga tengah berhadapan dengan virus korona. Tercatat 6.213 pasien tekonfirmasi positif dengan 142 jiwa meninggal dan 870 orang sembuh.
" Hari ini adalah kesempatan yang menggembirakan," kata Ghebreyesus.
Sumber: Merdeka.com/Hari Ariyanti
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik