Pesawat Tempur MiG-29 Yang Sudah Berusia 30 Tahun Lebih.
Dream - Pertempuran antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung. Kali ini Rusia sudah mulai menggunakan pesawat tempurnya.
Dalam pertempuran di Ukraina, Rusia mengandalkan jet tempur Sukhoi Su-35 yang memiliki sistem navigasi dan persenjataan yang canggih.
Sementara Angkatan Udara Ukraina hanya memiliki pesawat tempur tua MiG-29. Pesawat tersebut peninggalan zaman Rusia masih bernama Uni Soviet.
Sebanyak 43 pesawat tempur MiG-29 menjadi andalan Ukraina untuk menghadapi Rusia yang menggunakan Su-35.
Beberapa laporan media internasional dan media sosial memperlihatkan MiG-29 kejar-kejaran dengan Su-35 di atas langit Ukraina.
Yang jadi pertanyaan, mampukah pesawat tua sekelas MiG-29 menghadapi jet tempur modern Su-35 yang sempat diminati Indonesia itu?
Sekadar informasi, pesawat tempur MiG-29 sudah beroperasi sejak 1982 atau 40 tahun lalu saat Rusia masih bernama Uni Soviet.
MiG-29 adalah jet tempur bermesin ganda buatan perusahaan Mikoyan-Gurovich yang sekarang berganti nama menjadi Mikoyan Corporation.
Pesawat ini dibuat untuk mengimbangi pesawat tempur Amerika Serikat F-18 Hornet, F-15 Eagle, atau F-16 Fighting Falcon.
Pada awal pengembangan sekitar tahun 1970 hingga 1980-an, Uni Soviet membentuk dua program teknologi pesawat tempur yaitu Penempur Ringan Taktis Tingkat Lanjut (Perspektivnyy Lyogkiy Frontovoy Istrebitel-LPFI) dan Penempur Garis Depan Tingkat Lanjut (Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel-PFI).
Dari program PFI tersebut, Rusia menghasilkan pesawat tempur kelas berat Su-27 yang dibuat oleh Sukhoi.
Sedangkan LPFI dilempar ke Mikoyan dan menghasilkan MiG-29. Jadi, bisa dibilang MiG-29 adalah pesawat tempur versi ringan dari Su-27.
MiG-29 mulai mengemban tugasnya pada bulan Juli 1982 bersama Angkatan Udara Uni Soviet. Pesawat ini ternyata cukup laris hingga dipakai di 30 negara.
Dalam pengoperasiannya, MiG-29 menggunakan dua mesin jet ganda Klimov RD-33 turbofan dengan kapasitas bahan bakar internal hanya 4.365 liter.
Dengan kapasitas bahan bakar internal yang kecil, MiG-29 memiliki jarak tempur yang terbatas. Namun ini sesuai dengan desain awalnya.
Untuk mengemudikannya, kokpit MiG-29 dilengkapi tuas kendali konvensional tunggal yang berada di tengah, dan pengendali laju di sisi tangan kiri.
Pilotnya sendiri duduk di atas kursi pelontar Zvezda K-36DM yang diklaim memiliki performa mengesankan untuk penyelamatan saat terjadi kondisi darurat.
Meski desain dan fitur kokpitnya terkesan jadul, namun MiG-29 memiliki pengindraan yang jauh lebih baik dari pesawat Soviet sebelumnya.
Teknologi navigasi dan radar MiG-29 memakai OEPS-29 IRST (infra merah) dan Phazotron Zhuk-ME (radar).
Selain itu, MiG-29 juga dilengkapi SPO-15 Beryoza RWR sebagai radar pendeteksi ancaman dan DARE D-29 EW System untuk perangkat elektronik.
MiG-29 memiliki kontrol hidrolika dan sebuah autopilot 3 sumbu SAU-451. Tetapi tidak seperti Su-27, tidak ada sistem pengendali fly-by-wire.
Meskipun begitu, pesawat ini amatlah lincah saat bertarung di udara, dengan performa elakkan instan dan bertahap yang baik serta ketahanan umum saat melakukan perputaran tak terduga.
Persenjataan MiG-29 termasuk sebuah meriam 30 mm GSh-30-1 di pangkal sayap kanan. Awalnya memiliki magasen berisi 150 peluru, namun dalam pengembangan lanjutan dikurangi menjadi 100 peluru.
Awalnya, MiG-29 hanya bisa membawa bom serbaguna dan pod roket tak berpandu, namun tidak bisa membawa munisi berpandu-presisi alias rudal.
Dalam pengembangan berikutnya seperti MiG-29S dan versi setelahnya, ia bisa membawa 6-8 rudal sekaligus bahan bakar cadangan.
Selain R-60, MiG-29 terbaru juga bisa menggotong rudal R-72 dan R-27 Vympel untuk pertempuran udara ke udara jarak medium.
Ketika Uni Sovyet bubar tahun 1991, sekitar 1.000 unit MiG-29 dibagi ke negara pecahannya. Salah satunya Ukraina yang mendapat jatah terbanyak, yaitu 220 unit.
Sayangnya karena masalah ekonomi dan perawatan yang tinggi, sebagian MiG-29 milik Ukraina dijual. Ukraina pun tidak pernah beli jet tempur baru sampai sekarang.
Begitulah tadi sekilas pengenalan pesawat tempur andalan Ukraina yang sudah uzur untuk menghadapi jet-jet Rusia yang jauh lebih canggih.
Berbagai sumber