Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Dream - Skandal penjualan data lokasi pengguna sejumlah aplikasi ke militer Amerika Serikat tengah jadi polemik. Isu ini turut menerpa aplikasi yang populer bagi umat Islam, Muslim Pro.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengaku menjadi salah satu pengguna aplikasi tersebut. Dia mengakui Muslim Pro merupakan aplikasi yang bagus.
" Namun jika disalahgunakan, tentunya itu melanggar hal fundamental yaitu privasi data dan lokasi pengguna," ujar Ridwan, dalam Instagramnya, @ridwankamil.
Pihak Muslim Pro belakangan telah memberikan bantahan dengan menyatakan praktik tersebut dijalankan oleh X-Mode yang merupakan perusahaan rekanan dari aplikasi tersebut. Tetapi, Muslim Pro menyatakan tidak mengetahui rupanya data penggunanya turut dijual X-Mode ke militer AS.
Meski demikian, Ridwan mengatakan dugaan penyalahgunaan tersebut tetap ada. Ini selama kerja sama antara Muslim Pro dengan X-Mode selaku pihak ketiga tidak dihentikan.
" Sementara mari pindah ke apps yang lain, sampai ada kepastian terkait perlindungan privasi pengguna," kata Ridwan.
Namun demikian, Ridwan kembali menyerahkan keputusan kepada masing-masing individu.
" Tugas saya hanya mengingatkan dan memberi perlindungan kepada warga tercinta saya," terang Ridwan.
Dream - Buat pengguna aplikasi Muslim Pro, sebaiknya berhati-hati. Aplikasi ini dituding telah menjual data lokasi kepada militer Amerika Serikat.
Hasil investigasi majalah Motherboard yang dilansir pada Senin mendapat temuan Komando Operasi Khusus AS mendapatkan data lokasi dari sejumlah perusahaan. Salah satunya dari aplikasi doa dan Alquran, Muslim Pro, yang telah diunduh sebanyak 98 juta kali di seluruh dunia.
Berdasarkan catatan publik, wawancara dengan pengembang, dan analisis teknis, investigasi Motherboard mencatat beberapa perusahaan memperoleh data lokasi aplikasi saat pengiklan membayar untuk memasukkan iklan mereka ke sesi penjelajahan orang-orang.
Pihak militer AS mengkonfirmasi hasil investigasi tersebut. Mereka menyatakan pembelian data itu dilakukan untuk kepentingan operasi khusus.
" Akses kami ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Operasi Pasukan Khusus di luar negeri," ujar Komandan Angkatan Laut, Tim Hawkins.
Namun demikian, Hawkins menyatakan pihaknya patuh para prosedur perlindungan data pengguna.
" Kami sangat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika," kata dia.
Perusahaan yang terlibat dalam kasus ini, X-Mode, mengaku telah melacak 25 juta device dalam negeri AS setiap bulan. Sedangkan 40 juta di tempat lain, termasuk Uni Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia Pasifik.
Motherboard memasang aplikasi kencan Muslim Mingle pada ponsel Android dan melihatnya berulang kali mengirim koordinat geolokasi yang tepat bersamaan dengan jaringan WiFi ke X-Mode.
Investigasi menemukan aplikasi lain yang menyampaikan data lokasi termasuk aplikasi penghitung langkah Accupedo, aplikasi cuaca Global Storms, dan CPlus untuk Craigslist.
Senator AS, Ron Wyden, mengatakan kepada Motherboard bahwa X-Mode juga mengakui menjual data yang dikumpulkannya ke pelanggan militer AS lainnya. Praktik tersebut tetap dipertahankan hingga saat ini.
" X-Mode melisensikan panel datanya ke sejumlah kecil perusahaan teknologi yang mungkin bekerja dengan layanan militer pemerintah, tetapi pekerjaan kami dengan kontraktor tersebut bersifat internasional dan terutama berfokus pada tiga kasus penggunaan: kontra-terorisme, keamanan siber, dan memprediksi titik-titik Covid-19 di masa depan," kata X-Mode kepada majalah Motherboard dikutip dari laman Aljazeera.
Sementara mengutip laman middleeasteye melaporkan pengelola aplikasi Muslim Pro telah menghentikan semua kerja sama dengan perusahaan teknologi lokasi yang dilaporkan menjual data ke pihak militr AS.
Zahariah Jupary, head communitu Muslim Pro, membantah laporan Motherboard dan menyebutkan sebagai laporan " salah dan tidak benar" . Namun dia menegaskan perusahaan memutuskan semua hubungan dengan X-Mode.
" Kami segera memutuskan hubungan kami dengan mitra data kami - termasuk dengan X-Mode, yang dimulai empat minggu lalu," ujarnya.
Zahariah memastikan perusahaan akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan penggunanya bisa menjalankan keyakinan dengan ketenangan pikiran, yang menjadi misi utama pembuatan Muslim Pro.
Saat ini Muslim Pro sedang melakukan investigasi internal dan mengkaji kebijakan pengawasan data untuk memastikan semua data pengguna sudah ditangai sesuai ketentuan yang ada.
Muslim Pro tidak memperluas elemen laporan apa yang " tidak benar dan tidak benar" , dan MEE tidak menerima jawaban atas pertanyaan apakah mereka tahu tentang X-Mode yang menjual data lokasi pengguna kepada kontraktor militer AS dan mengapa mereka menjual data lokasi pengguna di posisi pertama.
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang