Penampakan Matahari Buatan Yang Dikembangkan China. (Foto: Institute Of Plasma Physics Chinese Academy Of Sciences)
Dream - Kemajuan teknologi dalam bidang nuklir telah memasuki babak baru. Para ilmuwan China telah berhasil menciptakan matahari buatan.
Pencapaian tersebut merupakan tonggak penting untuk meniru proses matahari menghasilkan energi yang disebut dengan fusi nuklir.
Tim ilmuwan dari China's Institute of Plasma Physics mengumumkan minggu ini bahwa reaktor Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) di Hefei Institutes of Physical Sciences telah mencapai panas 100 juta derajat Celsius.
EAST mampu menghasilkan suhu yang diperlukan untuk menciptakan reaksi fusi nuklir sehingga bisa memproduksi lebih banyak energi. Karena kemampuannya itu EAST dijuluki matahari buatan.
Sebagai perbandingan, plasma panas matahari dilaporkan sekitar 15 juta derajat Celcius. Namun plasma di matahari buatan China lebih panas enam kali daripada matahari itu sendiri.
Pencapaian ilmuwan China itu akan menjadi terobosan ilmiah yang sangat besar. Matahari buatan ini akan menyediakan cara yang aman bagi dunia untuk menghasilkan sejumlah besar energi bersih.
Selain itu, pencapaian tersebut juga merupakan langkah penting bagi kemajuan ilmu fusi nuklir di masa mendatang.
" Ini tentu langkah yang signifikan untuk program fusi nuklir China dan perkembangan bagi seluruh dunia," kata Profesor Matthew Hole dari Australian National University.
" Manfaatnya sangat besar karena merupakan produksi energi berkelanjutan dalam skala yang besar, tapi tanpa gas emisi rumah kaca dan limbah radioaktif yang sulit diuraikan," tambahnya.
Dia menambahkan bahwa reaktor fusi nuklir ini juga menghindarkan risiko terkait dengan reaktor fisi nuklir yang banyak digunakan saat ini.
Selama ini, negara-negara maju mengadopsi proses fisi nuklir menjadi senjata berbahaya dan rentan terhadap kemungkinan terjadinya bencana.
Dr Hole mengatakan bahwa fusi nuklir sebagai sumber energi bersih telah menarik investasi besar dari negara-negara di seluruh dunia.
Dia mengatakan bahwa pencapaian oleh EAST akan menjadi penting untuk pengembangan percobaan besar ilmu fusi nuklir global berikutnya yang disebut International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER).
Saat ini sebanyak 35 negara termasuk China berkolaborasi untuk membangun ITER di Perancis selatan. ITER diharapkan menjadi perangkat fusi eksperimental pertama untuk menghasilkan energi bersih.
ITER dirancang agar bisa memproduksi 10 kali lebih banyak energi daripada daya yang dipakai untuk menjalankannya.
Meski ITER hanyalah fasilitas eksperimental dan tidak akan memanfaatkan energi fusi untuk menciptakan listrik. Tapi, jika berhasil, ITER dapat membuka jalan bagi pabrik fusi nuklir di masa depan.
ITER diharapkan siap untuk menciptakan plasma pertamanya dan memulai operasinya pada tahun 2025.
(Sumber: ABC News)
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi