Hong Kong Persingkat Masa Karantina Pelancong Sudah Divaksin Penuh

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 21 Juni 2021 20:10
Hong Kong Persingkat Masa Karantina Pelancong Sudah Divaksin Penuh
Masa karantina akan jadi 7 hari dari sebelumnya 14 hari, selama pelancong menunjukkan antibodi mencukupi.

Dream - Pemerintah Hong Kong menyatakan akan mempersingkat masa karantina bagi pelancong yang sudah divaksinasi dari 14 hari menjadi 7 hari. Syaratnya, para pelancong menunjukkan antibodi yang cukup terhadap virus corona.

Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam mengatakan langkah-langkah baru hanya berlaku untuk orang yang telah login 14 hari setelah dosis vaksinasi kedua mereka. Perubahan aturan ini akan berlaku mulai akhir bulan.

Hong Kong memiliki beberapa aturan karantina terberat di seluruh dunia. Para pendatang wajib menjalani karantina hingga 21 hari di hotel setelah tiba di Hong Kong.

Langkah untuk mengurangi durasi karantina dilakukan ketika pemerintah mencoba memberi insentif kepada lebih dari 7,5 juta penduduknya yang bersedia mendapat vaksinasi Covid-19. Sejauh ini hanya sekitar 17 persen penduduk yang telah divaksinasi penuh sejak skema dimulai pada Februari.

Bagi mereka yang datang dari negara-negara yang dianggap " berisiko sangat tinggi" , periode karantina tidak berubah. Mereka diharuskan berada di kamar hotel selama 21 hari.

 

1 dari 1 halaman

Bakal Dilonggarkan

Menteri Kesehatan Hong Kong, Sophia Chan, mengatakan beberapa langkah jarak sosial termasuk peningkatan kapasitas di restoran dan bar akan dilonggarkan mulai 24 Juni untuk penduduk yang divaksinasi.

Pihak berwenang Hong Kong selama sebulan terakhir memperketat bisnis dan lembaga keuangan untuk mendorong vaksinasi. Mereka juga mendesak para pengusaha memberikan hari libur bagi karyawan yang akan menjalani vaksinasi.

Banyak perusahaan telah meluncurkan insentif dan penghargaan untuk vaksinasi. Sementara beberapa perusahaan dan klub swasta mengancam akan menolak kenaikan gaji atau memecat jika karyawan menolak divaksin.

Pandemi di Hong Kong telah terkendali dengan sekitar 11.800 infeksi dan 210 kematian, dengan mayoritas penduduk memilih untuk menunda vaksinasi. Pemerintah setempat menyatakan masih ada surplus vaksin yang tidak digunakan dan beberapa akan kedaluwarsa, dikutip dari Channel News Asia.

Beri Komentar