Inilah 4 Arahan Presiden Jokowi Soal Tatanan New Normal di Sektor Pariwisata

Pertama: Tren Baru Pariwisata

© Ilustrasi (Foto: liputan6.com)

Arahan pertama dari presiden Jokowi soal tatanan new normal dalam sektor pariwisata adalah dengan mengingatkan bahwa pandemi virus corona Covid-19 akan membuat perubahan tentang tren pariwisata dunia.

“ Di mana isu health dan hygiene serta safety dan security akan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan ingin melancong,” tutur presiden Jokowi.

Ia juga mengatakan referensi liburan akan bergeser ke alternative liburan yang tidak banyak orang seperti solo travel tour, wellness tour, dan termasuk juga di dalamnya virtual tourism serta staycation.

Menurutnya para pelaku industry pariwisata dan ekonomi kreatif harus betul-betul mengantisipasi terjadinya perubahan tren baru ini dan masyarakat harus benar-benar bisa beradaptasi dengan perubahan menuju yang lebih baik.

Maka dari itu, presiden Jokowi usai wabah virus corona ini, semua sektor harus melakukan inovasi, perbaikan-perbaikan sehingga bisa cepat beradaptasi dengan perubahan tren yang juga akan terjadi pada sektor pariwisata.

Kedua: Keselamatan Dan Kesehatan

© Ilustrasi (Foto: water-spot-bali.com)

Arahan presiden Jokowi yang kedua adalah isu tentang keselamatan dan kesehatan. Sehingga protokol tatanan new normal di sektor pariwisata harus betul-betul menjawab isu utama tersebut.

“ Mulai dari protokol kesehatan yang ketat di sisi transportasinya, di sisi hotelnya, di sisi restorannya, dan juga di area-area wisata yang kita miliki,” ucap presiden Jokowi.

Ia juga melihat negara-negar lain sebagai perbandingan yang sudah menyiapkan new normal di sektor pariwisata.

Ketiga: Standar dan Kultur Baru

© Ilustrasi (Foto: setkab.go.id)

Jokowi meminta sektor pariwisata benar-benar menyiapkan standar baru, yang mana standar tersebut akan dijadikan sebuah kultur yang baru, sekaligus kebiasaan baru di sektor pariwisata.

Ia mengatakan perlunya sosialisasi yang massif, uji coba, simulasi-simulasi dan juga perlunya pengawasan yang dimulai sejak sekarang. Hal ini dilakukan supaya standar kesehatan betul-betul dijalankan di lapangan.

Menurutnya, begitu ada imported case kemudian ada dampak kesehatan, maka citra pariwisata yang buruk itu akan bisa melekat dan menyulitkan untuk diperbaiki. “ Oleh sebab itu, betul-betul harus dihitung, dikalkulasi betul di lapangan harus dimanajemen pengawasannya betul-betul dilaksanakan,” terangnya.

Keempat: Strategi Promosi Khusus

© Ilustrasi (Foto: Asliindonesia.net)

Arahan presiden yang keempat adalah perlu disiapkan strategi khusus dalam promosi pariwisata di era new normal yang akan diberlakukan ini. Menurutnya, hal yang perlu dikerjakan terlebih dahulu adalah bagaimana mendorong wisatawan domestik.

Sehingga presiden meminta diidentifikasi daerah-daerah wisata, daerah-daerah tujuan destinasi wisata yang memiliki RO di bawah 1, dan Rt-nya di bawah 1. Sehingga secara bertahap negara bisa membuka sektor pariwisata dengan tetap mengendalikan protokol kesehatan.

Tentu saja presiden meminta kepada Menteri pariwisata untuk menyiapkan program promosi berwisata di dalam negeri yang aman dari Covid-19, termasuk menggencarkan promosi produk-produk lokal dan atraksi pariwisata.

Menurutnya, masyarakat bisa lebih produktif khususnya bagi para pelaku pariwisata. Namun mengenai waktunya, presiden meminta untuk tidak dilaksanakan terlalu tergesa-gesa. Karena kebijakan ini memang harus dibahas matang tanpa tergesa-gesa. Dengan berbagai tahapan yang harus dilalui dan dikontrol dengan baik.