(Foto: Shinsegae Food)
Dream - Shinsegae Food's cafetaria di Desa Olimpiade PyeongChang telah dinyatakan sesuai dengan hukum Islam, unit katering Shinsegae Group mengatakan pada Senin.
Kafetaria ini telah mengacu pada prinsip halal. Muslim dilarang minum alkohol dan mengonsumsi makanan non-halal seperti daging babi dan daging lainnya yang tidak disembelih menggunakan metode yang ditentukan.
Meskipun muslim hanya menyumbang 5 persen dari delegasi Olimpiade, Shinsegae Food, penyedia katering resmi acara tersebut, telah menyiapkan zona makanan halal di lokasi Olimpiade.
Setelah menandatangani nota kesepahaman dengan Korea Food Research Institute's Food Standard Research Center, perusahaan tersebut menyingkirkan daging babi dari zona makanan halal kafetaria.
Upaya tersebut membuat Federasi Muslim Korea akhirnya mensahkan zona makanan tersebut dan menyatakannya telah memenuhi persyaratan halal.
Sertifikasi federasi memiliki validitas yang sama dengan Departemen Pengembangan Islam Malaysia (JAKIM), karena JAKIM mengakui kredibilitas federasi.
Menurut Shinsegae Food, federasi memuji ruang terpisah untuk memasak, mencuci dan menyajikan hidangan halal. Seorang kokinya yang berasal dari Malaysia dilaporkan mendapat komentar bagus juga, mengingat perusahaan tersebut akan bisa melayani 20 jenis makanan halal sepanjang hari.
Pejabat Shinsegae Food mengatakan, " Kami dihadapkan pada kesulitan dalam mendapatkan sertifikasi, karena kami dilengkapi dengan sistem manajemen pemisahan dalam distribusi, penyimpanan, memasak dan katering. Meskipun atlet muslim jumlahnya kecil dari sebagian besar dari total delegasi, kami secara khusus berfokus pada zona makanan halal untuk menghormati beragam budaya dan agama."
Serifikasi baru-baru ini diharapkan dapat meningkatkan ekspansi Shinsegae Food di luar negeri, yang memperluas kehadirannya di pasar Asia Tenggara dengan makanan tradisional Korea.
Perusahaan yang berbasis di Seoul telah menandatangani kontrak dengan produsen makanan Malaysia Mamee Double-Decker tahun lalu untuk membentuk usaha patungan di negara ini. Mamee, yang mengekspor produknya ke 100 negara di seluruh dunia dan memiliki fasilitas produksi di Indonesia dan Myanmar, merupakan pemain terbesar kedua di pasar ramen negara Asia Tenggara.
" Kami akan mengekspor saus ala Korea bersertifikasi halal ke Asia Tenggara," kata CEO Shinsegae Food, Choi Sung-jae pada acara penandatanganan. " Kami akan memperluas kehadiran kami di pasar makanan halal di Asia Tenggara, mengenalkan selera makanan Korea kepada konsumen di sana."
Menurut Badan Promosi Perdagangan-Investasi Korea, pasar makanan halal global diperkirakan akan melampaui $2 triliun pada 2020.
(Sumber: koreatimes.co.kr)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak