Menyisir Jalur Zubaida, Rute Kuno Haji ke Mekah yang Masih Aktif

Reporter : Ahmad Baiquni
Sabtu, 29 Mei 2021 13:10
Menyisir Jalur Zubaida, Rute Kuno Haji ke Mekah yang Masih Aktif
Jalur ini sudah ada sejak zaman pra-Islam namun dibangun di masa Dinasti Abbasiyah.

Dream - Haji merupakan kisah spiritual, yang menggerakkan hati seseorang untuk menempuh perjalanan jauh menuju Mekah. Di masa dulu, para jemaah menempuh rute ribuan kilometer dengan berjalan kaki atau naik kuda maupun unta.

Salah satu jalur yang terkenal yaitu Jalur Zubaida. Rute kuno yang masih aktif hingga saat ini juga dikenal sebagai rute ziarah Kufi.

Rute ini pernah melayani ribuan jemaah setiap tahun dari Irak dan beberapa bagian Wilayah Levant menuju situs-situs suci Islam. Jalur itu membentang lebih dari 1.600 kilometer dari Kufah di Irak, melalui Wilayah Perbatasan Utara Arab Saudi hingga ke Mekah.

Jalan kuno tersebut dulunya merupakan jalur perdagangan umum di era pra-Islam. Jalur ini kemudian digunakan oleh jemaah setelah penyebaran Islam.

Jejak tersebut melewati gurun di barat daya Kerajaan dan benar-benar melewati lima wilayah: Perbatasan Utara, Salam, Qassim, Madinah, dan Mekah. Itu terdaftar di antara proyek Program Penjaga Dua Masjid Suci untuk Perawatan Warisan Budaya yang dilaksanakan oleh Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Saudi dalam kerangka inisiatif Program Transformasi Nasionalnya.

Kolam penampungan air di jalur haji kuno© Arab News

Jalur Zubaida menjadi salah satu rute ziarah dan komersial terpenting selama Era Abbasiyah antara 750 dan 1258. Saat itu, jalur ini menjadi penghubung antara Baghdad, Dua Masjid Suci, dan wilayah Arab lainnya.

Nama jalur tersebut diambil dari Zubaida bin Ja'far, istri Khalifah Abbasiyah Harun Al Rasyid. Zubaida yang menggagas pembangunan di jalur ini.

Jalur ini memiliki 27 stasiun dengan kolam penampungan air besar, masing-masing dipisahkan sejauh 50 km, bersama dengan stasiun sekunder atau perhentian peristirahatan. Seiring waktu, rumah dan fasilitas lainnya dibangun di sepanjang jalan setapak.

Penanda di jalan memandu jemaah haji sebagai kolam pengumpulan air didirikan di lokasi tertentu untuk memastikan jemaah akan memiliki akses yang banyak. Beberapa stasiun terpenting di jalan setapak termasuk kolam Al-Dhafiri, Al-Amya, Al-Thulaimiya, Al-Jumaimiyah, Zabala, Umm Al-Asafir, Hamad, dan Al-Ashar.

Otoritas Saudi telah bekerja untuk memasukkan jejak di antara 10 situs warisan paling signifikan Kerajaan yang ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO, dikutip dari Arab News.

Beri Komentar