Puncak Suroloyo (Liputan6.com/Yanuar H)
Dream - Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki bentang alam yang unik. Dikelilingi kawasan perbukitan membuat DIY punya pemandangan alam yang eksotik.
Seperti di Dusun Keceme, Desa Gerborasi, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Puncak Suroloyo. Di tempat ini, kamu bisa merasakan kenikmatan pagi yang tenang dihiasi sinar matari dan harum bunga kopi yang semerbak dari kebun yang terhampar di lereng bukit.
Hanya perlu mengeluarkan uang Rp5.000 untuk masuk ke Puncak Suroloyo. Tetapi, ada hal lebih penting harus kamu siapkan yaitu stamina yang prima.
Untuk menuju tempat ini, kamu harus melewati ratusan anak tangga. Kamu tidak perlu khawatir, karena rasa lelahmu akan terbayar lunas begitu sampai di puncak.
Hal ini dibenarkan oleh salah satu pengunjung asal Kota Yogya, Ihwan. Dia mengaku rasa lelahnya hilang begitu melihat pemandangan dari Puncak Suroloyo.
" Lelah juga naik ke puncak. Cari foto yang bagus pokoknya. Saran saya sarapan dulu sebelum naik," kata Ihwan, dikutip dari Liputan6.com.
Kurang pas rasanya menikmati pagi tanpa ditemani segelar kopi. Nah, di tempat ini juga, kamu bisa merasakan sedapnya kopi khas Kulon Progo, Kopi Menoreh.
Salah satu warung yang menyediakan minuman ini adalah Kedai Kopi Menoreh Pak Rahmat. Lokasinya tidak jauh dari Puncak Suroloyo, tepatnya di Madigondo, Sariharjo.
" Kita punya lahan dan produksi sendiri kopinya," kata pemilik kedai, Rohmat.
Di kedai ini tersedia kopi jenis arabika maupun robusta hasil kebun di lereng Bukit Menoreh. Kedai kopi ini cukup ramai dikunjungi wisatawan.
" Biasanya habis lihat sunrise (matahari terbit) pulang ke sini ngopi sama breakfast (sarapan)," kata dia.
Selain arabika dan robusta, Rohmat mengatakan kedainya memiliki kopi andalan yaitu kopi lanang. Kopi jenis ini punya khasiat tertentu, salah satunya mengurangi migrain.
" Ada juga kopi ijo, kopi ini untuk obat asam urat, diet dan kolesterol," tutur Rohmat.
Tak hanya itu, Rohmat juga menyajikan kopi luwak yang terkenal mahal. Kopi ini diambil dari kotoran luwak liar yang berkeliaran di kebun milik Rohmat.
" Kopi itu kita kumpulkan sedikit demi sedikit, dia (luwak) yang milih kopi yang enak. Jadi bukan luwak yang dikurung, ini liar, rasanya beda," kata dia. (mut)
Sumber: Liputan6.com/Yanuar H
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal