Bali Rencanakan Buka Sektor Pariwisata Pada Oktober

Reporter : Syahidah Izzata Sabiila
Minggu, 24 Mei 2020 13:28
Bali Rencanakan Buka Sektor Pariwisata Pada Oktober
Apa saja yang disiapkan Bali menyambut turis?

Dream - Sejak pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia, pemerintah menutup akses kunjungan dan menangguhkan kebijakan visa kedatangan pada Maret lalu. Menurut Reuters, Bali telah melaporkan 343 kasus dan empat kematian dengan tingkat kematian 1,2 persen di bawah rata-rata nasional 6,4 persen.

Jika Bali berhasil mempertahankan tingkat infeksi yang rendah, Kementerian Pariwisata berharap bisa membuka kembali pembatasan kunjungan internasional mulai Oktober nanti dengan protokol kesehatan yang ketat.

Kementerian Pariwisata juga akan meluncurkan program CHS (Cleanliness, Health, and Safety) untuk kebersihan, Kesehatan, dan keselamatan ketika membuka kembali hotel, restoran, dan tempat-tempat wisata secara aman. Program ini akan menetapkan pedoman peningkatan standar kesehatan, kebersihan dan keselamatan, dan membantu memulihkan kepercayaan di sektor pariwisata dan hiburan.

1 dari 2 halaman

Program CHS Akan Dilakukan Bertahap

Program CHS Akan Dilakukan Bertahap © Wisata Bali (sumber:Pexels.com)

Program CHS akan dilakukan secara bertahap. Pulau-pulau resor mewah Nusa Dua diperuntukkan sebagai tujuan pertama untuk menguji coba program CHS.

Sebagai tujuan pariwisata utama Indonesia, Bali memang diharapkan harus segera bersiap setelah pandemi berakhir.

" Menimbang bahwa Bali adalah tujuan wisata utama, perlu untuk mengambil langkah segera dan cepat untuk memulihkan semua tujuan wisata yang terkena dampak corona," ungkap sekretaris kementerian pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani.

 

 

2 dari 2 halaman

Yogyakarta dan Riau akan Menyusul

Yogyakarta dan Riau akan Menyusul © Dream

Selain Bali, pariwisata Yogyakarta dan Riau juga akan menyusul untuk dibuka. Kedua kota ini juga merupakan destinasi wisata yang utama. Terdapat berbagai tujuan wisata, seperti candi borobudur, dan beberapa pulau-pulau indah di Riau. 

Pandemi virus corona sangat mempengaruhi tenaga kerja yang bergantung pada pariwisata Bali. Hampir semua tujuan wisata, atraksi, dan fasilitas ditangguhkan atau ditutup sejak keadaan darurat dilaksanakan pada bulan Maret.

Menurut I Ketut Ardana, kepala cabang Bali dari Organisasi Nasional Indonesia untuk Tur dan Perjalanan (ASITA), mengatakan kepada ABC bahwa 80% orang di Bali bergantung pada pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung. Kita semua dalam industri ini benar-benar berjuang sekarang. Dan mereka menunggu pandemi ini berakhir.

Sumber Lonely Planet

Beri Komentar