Du Liyuan (Shanghaiist.com)
Dream - Seorang gadis 19 tahun dari Provinsi Shandong, Tiongkok telah menginspirasi netizen di negara tersebut. Gadis itu membuat catatan buku harian yang mendokumentasikan perlawanannya dalam menghadapi leukemia di sebuah kamar rumah sakit.
Apa yang dilakukan gadis bernama Du Liyuan itu terinspirasi oleh serial TV Jepang berjudul The Hours of My Life, yang berkisah tentang penderitaan seorang mahasiswi seni yang menderita ALS.
Liyuan memutuskan menulis setiap jengkal kisah hidupnya ke dalam sebuah buku harian, meski belum tahu kapan ia akan meninggal dunia.
" Saya ingin meninggalkan sesuatu yang bisa diingat oleh keluarga saya dan saya sendiri," kata Liyuan, seperti dikutip Shanghaiist.com dari laporan NetEase News, Rabu 7 Januari 2015.
Liyuan menimbang akan menyudahi semua perawatan medis yang dijalaninya dan kembali ke sekolah di sisa waktu yang ada. Dia juga berencana bepergian ke Cina bagian selatan. Selama ini dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukannya.
" Tapi saya tidak bisa melakukan itu," kata Liyuan. " Menyerah dalam hidup terdengar terlalu egois. Orang tua saya membesarkan dan merawat saya setiap hari ketika sedang sakit. Jika saya menolak menjalani pengobatan ini, berarti saya mengecewakan mereka," katanya.
Liyuan didiagnosis leukemia saat liburan tahun baru China 2014. Sejak itu, ia telah menjalani enam kali kemoterapi dan 25 radioterapi. Hampir setiap hari selama pengobatan, dia mengalami tekanan darah rendah, pusing, muntah, dan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Apa yang paling disesali Liyuan adalah biaya pengobatan. " Biaya obat-obatan sekitar 4.000 yuan (Rp 8 juta) per hari. Kami sudah menghabiskan lebih dari 400.000 yuan (Rp 814 juta) sejak tahun baru lalu," kata ibu Liyuan.
" Mungkin kita tidak berdaya dalam menghadapi penyakit dan kematian, mungkin kita takut dengan penyakit yang mematikan, mungkin kita kehilangan semangat dan runtuh, tetapi ketika sekilas cahaya masuk ke hatiku dan menerangi kegelapan, aku memilih untuk menyambut harapan, merangkul waktu yang tersisa dan menikmati kebahagiaan," tulis Liyuan di buku hariannya.
Liyuan mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan terus kuliah keperawatan jika dia nanti sembuh. " Saya ingin menjadi seorang dokter Hematologi dan menciptakan obat yang dapat menyembuhkan penyakit seperti yang saya derita," katanya.
Dokter memutuskan melakukan transplantasi sel induk di tubuh Liyuan menggunakan sumsum tulang ayahnya. Tapi Liyuan punya infeksi pada paru-paru dan operasi telah ditunda sampai setelah kesembuhannya.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu