Cerita Memilukan Gadis Penderita Leukemia

Reporter : Sandy Mahaputra
Rabu, 7 Januari 2015 10:03
Cerita Memilukan Gadis Penderita Leukemia
Ia memutuskan menulis setiap jengkal kisah hidupnya ke dalam sebuah buku harian.

Dream - Seorang gadis 19 tahun dari Provinsi Shandong, Tiongkok telah menginspirasi netizen di negara tersebut. Gadis itu membuat catatan buku harian yang mendokumentasikan perlawanannya dalam menghadapi leukemia di sebuah kamar rumah sakit.

Apa yang dilakukan gadis bernama Du Liyuan itu terinspirasi oleh serial TV Jepang berjudul The Hours of My Life, yang berkisah tentang penderitaan seorang mahasiswi seni yang menderita ALS.

Liyuan memutuskan menulis setiap jengkal kisah hidupnya ke dalam sebuah buku harian, meski belum tahu kapan ia akan meninggal dunia.

" Saya ingin meninggalkan sesuatu yang bisa diingat oleh keluarga saya dan saya sendiri," kata Liyuan, seperti dikutip Shanghaiist.com dari laporan NetEase News, Rabu 7 Januari 2015.

Liyuan menimbang akan menyudahi semua perawatan medis yang dijalaninya dan kembali ke sekolah di sisa waktu yang ada. Dia juga berencana bepergian ke Cina bagian selatan. Selama ini dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukannya.

" Tapi saya tidak bisa melakukan itu," kata Liyuan. " Menyerah dalam hidup terdengar terlalu egois. Orang tua saya membesarkan dan merawat saya setiap hari ketika sedang sakit. Jika saya menolak menjalani pengobatan ini, berarti saya mengecewakan mereka," katanya.

Liyuan didiagnosis leukemia saat liburan tahun baru China 2014. Sejak itu, ia telah menjalani enam kali kemoterapi dan 25 radioterapi. Hampir setiap hari selama pengobatan, dia mengalami tekanan darah rendah, pusing, muntah, dan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Apa yang paling disesali Liyuan adalah biaya pengobatan. " Biaya obat-obatan sekitar 4.000 yuan (Rp 8 juta) per hari. Kami sudah menghabiskan lebih dari 400.000 yuan (Rp 814 juta) sejak tahun baru lalu," kata ibu Liyuan.

" Mungkin kita tidak berdaya dalam menghadapi penyakit dan kematian, mungkin kita takut dengan penyakit yang mematikan, mungkin kita kehilangan semangat dan runtuh, tetapi ketika sekilas cahaya masuk ke hatiku dan menerangi kegelapan, aku memilih untuk menyambut harapan, merangkul waktu yang tersisa dan menikmati kebahagiaan," tulis Liyuan di buku hariannya.

Liyuan mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan terus kuliah keperawatan jika dia nanti sembuh. " Saya ingin menjadi seorang dokter Hematologi dan menciptakan obat yang dapat menyembuhkan penyakit seperti yang saya derita," katanya.

Dokter memutuskan melakukan transplantasi sel induk di tubuh Liyuan menggunakan sumsum tulang ayahnya. Tapi Liyuan punya infeksi pada paru-paru dan operasi telah ditunda sampai setelah kesembuhannya.

Beri Komentar