Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Belakangan, hoaks menjadi bahan yang ramai dibicarakan. Keberadaan hoaks atau berita bohong dan palsu dianggap telah sampai pada titik meresahkan.
Merebaknya hoaks sudah menjadi fenomena sosial tersendiri. Banyak orang yang termakan isu hoaks, padahal mereka memiliki latar belakang pendidikan yang memadai.
Hoaks sebenarnya sudah ada sejak lama. Bahkan sebelum datangnya Islam dan tidak surut hingga saat ini.
Ulama sampai memberikan perhatian khusus terkait kabar hoaks. Sampai-sampai, mereka membuat tulisan khusus terkait hoaks dalam sejumlah karyanya.
Dikutip dari NU Online, salah satunya adalah Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki dalam karyanya yang berjudul Al Manhalul Lathif fi Ushulil Haditsis Syarif. Sayyid Al Maliki mengenali ada lima alasan seseorang membuat dan menyebarkan hoaks.
Alasan pertama yaitu mempertahankan kepentingan pribadi dan golongannya, yang disebut oleh Sayyid Al Maliki dengan istilah 'al intishar lil mazhab'. Contoh yang dikemukakan adalah hadis-hadis palsu yang dibuat kelompok Syiah Rafidhah untuk melegitimasi gerakan politik mereka.
Jika dilihat dalam konteks saat ini, bisa saja hoaks dibuat untuk meningkatkan elektabilitas calon maupun partai. Bisa juga sekadar membela partai politik tertentu.
Alasan kedua, sebagai upaya mendekati pejabat tertentu. Sayyid Al Maliki menyebutnya dengan istilah 'thalabut taqarrub ilal muluk wal umara'.
Alasan ini bisa dipakai oleh mereka yang mendukung pihak tertentu dengan tujuan mendapatkan posisi tertentu. Si penyebar hoaks bertujuan bisa dekat dengan pejabat agar jika terpilih bisa menduduki sebuah jabatan.
Alasan ketiga yaitu mencari rezeki atau istilahnya 'thalabul kasbi wal irtizaq bil wadh'i'. Alasan ini paling mudah ditemukan.
Alasan keempat, membela sebuah pendapat meskipun sebenarnya salah. Istilahnya, 'al intisar ilal futya 'indal khata' fiha'. Alasan ini banyak kita temukan di masyarakat.
Sedangkan alasan kelima, demi menarik simpati orang untuk mengerjakan perbuatan baik, 'talabul targhibin nas fi af'alil khair'. Contohnya, menceritakan kisah hoaks kepada anak agar semangat menjalankan perintah agama.
Kelima alasan ini mudah kita temukan tidak hanya di dunia maya, melainkan juga di dunia nyata.
Advertisement
Mengenal Komunitas GMDI, Generasi Muda Penjaga Budaya Kalteng


OJK: Kerugian Korban Penipuan Setahun Terakhir Capai Rp7,8 Triliun

Coba Tenangkan Diri Dulu, Begini Cara Mengatasi Gejala Serangan Jantung Saat Sendirian

Heboh Robot Humanoid IRON: Gerakan Nyaris Luwes, Sampai Perlu Dibuktikan Bukan Manusia


Honda Culture Indonesia Vol.2 Digelar di Jakarta, Ribuan Pengunjung Hadiri Pameran Komunitas Honda

Proses Pembuatannya Sampai 2 Tahun, Bonvie Haircare Rilis Produk Perawatan Rambut Khusus Cowok


Siswa SMPN 19 Tangsel Diduga Korban Bullying Meninggal Dunia, Sempat Koma di RS

Niatnya Mulia Selamatkan Kucing, Bocah 12 Tahun Malah Balik Ditolong Damkar dari Dalam Toren Air

Pria di Rusia Saban Tahun Ganti Nama Biar Tak Ditagih Tunjangan Anak

Mengenal Komunitas GMDI, Generasi Muda Penjaga Budaya Kalteng