Kisah Haru Penebar Kebajikan Wafat Usai Bayar Belanjaan Orang

Reporter : Idho Rahaldi
Jumat, 4 Desember 2015 09:32
Kisah Haru Penebar Kebajikan Wafat Usai Bayar Belanjaan Orang
Sebelum meninggal, pemuda itu berpesan agar orang yang dibantunya ikut menebarkan kebijakan.

Dream - Umur seseorang memang tidak bisa ditebak. Bahkan dalam keadaan yang sehat sekalipun kita tidak akan pernah tau kapan ajal menjemput. Jamie Lynne-Knighten adalah seorang ibu dari dua anak berusia 2 tahun dan seorang bayi berusia 5 bulan.

Kisah Haru Penebar Kebajikan Wafat Usai Bayar Belanjaan Orang

Seperti kebanyakan ibu lainnya, Jamie mengurus keuangan dan keperluan keluarganya seorang diri, termasuk urusan belanja bulanan. Kala Ia berbelanja untuk keperluannya di bulan november lalu, Jamie mengalami kesialan yang akan terus diingatnya 

Saat ingin membayar di kasir, Jamie mendapati kartu debitnya ditolak karena ditolak pihak bank. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan toko tersebut tanpa makanan yang dibeli untuk keluarganya. Dirinya juga malu karena tidak dapat membayar tagihan tersebut. 

Namun tanpa disangka, seorang pria menghampiri Jamie dan membayar semua tagihannya yang bernilai Rp 3 juta. Belakangan diketahui, nama pria itu adalah Matt Jackson, seorang pria pekerja biasa. Meski tak kenal, Matt mau membayar semua tagihan seorang ibu dengan Balita berumur 5 bulan yang tidak dikenalnya. 

Kisah Haru Penebar Kebajikan Wafat Usai Bayar Belanjaan Orang

Dikutip dari Akun Facebook Jamie Lynne-Knighten, Matt hanya berpesan kepadanya, ''Jika suatu saat Anda bertemu dengan orang yang mengalami kejadian serupa, tolong lakukan seperti apa yang saya lakukan saat ini."

Seraya mengatakan jika dirinya bekerja di sebuah tempat Fitness di daerah Los Angeles. 

Tindakan yang dilakukan Matt rupanya menyentuh perasaan Jamie. Diapun memutuskan menghubungi tempat Matt Bekerja. Jamie hanya ingin memberi tahu atasannya bahwa ia memiliki anak buah yang luar biasa.

Bukannya mendapat kabar baik, Jamie justru mendengar informasi mengejutkan. Sang manajer memberitahukan jika Matt telah tewas secara tragis dalam sebuah kecelakaan mobil, tidak lama setelah mereka berdua bertemu. 

Jamie pun langsung memposting kisah tersebut ke akun miliknya di jejaring sosial facebook. Sontak beragam komentar muncul di wall akun sosial medianya usai membaca kisah mengharukan itu.

Kisah Haru Penebar Kebajikan Wafat Usai Bayar Belanjaan Orang

Jamie pun telah bersumpah untuk menepati janjinya dan bertekad terus menyebarkan pesan kebaikan yang telah ditunjukan Matt kepada keluarganya. 

(Sumber : viralthread.com)

1 dari 5 halaman

`Tukang Kerupuk Buta Itu Membuatku Malu`

`Tukang Kerupuk Buta Itu Membuatku Malu` © Dream

Dream - Lelaki tua itu melaju pelan. Menyusur tepian aspal jalan. Tangan kanan memegang tongkat. Meraba tanah. Di kiri, sebuah besi penopang badan terkempit, membantunya berjalan.

Di leher, terkalung tulisan “ Jual Kerupuk”. Nyaris tertutup keranjang plastik di depan dada. Punggung kakek bertubuh mungil itu juga tak sepi. Beberapa bungkus kerupuk dia gendong di sana.

Dia adalah penjual kerupuk di Ciputat, Tangerang Selatan. Saya menemuinya pekan lalu. Saat hendak pulang ke Yogyakarta, setelah mengikuti Semifinal Dream Girls 2015 di Jakarta. Hanya satu kata terlontar dari bibirku: “ Subhanallah.

Ya, hanya kalimat itu yang terucap. Saya kagum melihat kakek itu. Meski mengalami cacat ganda, buta dan kaki yang tak lagi sempurna, masih tetap menyimpan bara asa. Tak menyerah, berusaha survive di tengah kerasnya hidup kota.

Lihatlah kulitnya. Legam terbakar matahari. Peluhnya mengalir deras. Bak baju diperas dari pencucian. Sungguh membuat saya malu dan takjub melihat kebesaran Tuhan yang luar biasa ini.

Rasa kagum itu menuntun kakiku untuk menghampirinya. Dari loket bus itu, perlahan saya dekati dia. Pada saat itu, saya merasa sangat iba. Tidak banyak hal yang sempat saya tanyakan. Saya hanya sempat bertanya, “ Harga kerupuk berapaan Pak?”

Raut muka ikhlas tampak jelas di wajah kakek itu. Dia tak peduli berapa orang akan membayar kerupuk yang dibeli. Dia percaya kepada semua pelanggan. Para pembeli hanya meletakkan uang di tas plastik yang juga terkalung di lehernya.

“ Bagaimana Bapak mengetahui orang yang membeli dagangan Bapak berbohong atau tidak?” tanyaku. “ Saya serahkan saja sama Allah Yang Kuasa, Mba. Karena jika ada orang yang menzalimi kita, kita tidak tahu, insya Allah, Allah yang akan membalasnya dengan yang lebih baik,” jawab dia.

Perjuangan kakek ini sungguh luar biasa. Bagi orang yang tak memiliki kekurangan fisik, berjalan di bawah tikaman matahari sangatlah melelahkan. Apalagi buat kakek ini, yang tak bisa melihat dan juga pincang.

Rasa penasaran terus mengalir di benak. Saya pun kembali menyodorkan tanya, “ Bapak setiap hari harus berjalan sampai mana?” Dan saya terkejut mendengar jawaban kakek itu. “ Saya berjalan sampai kerupuk jualan saya habis, Mbak,” katanya.

Dalam hati, saya trenyuh. Masya Allah, sungguh sedih. Bagaimna jika kerupuk itu tidak laku-laku. Tak terbayang berapa kilometer beliau harus berjalan menyusuri panas dan ramainya Kota Ciputat.

Namun, selain sedih, ada rasa kagum yang terselip di hati ini. Mungkin sudah banyak di luar sana para difabel yang berjualan kerupuk atau melakukan usaha lainya. Tapi ketika difabel yang mengalami keterbatasan fisik ganda itu masih jarang saya lihat.

Apalagi dengan usaha beliau berjalan kaki, hal yang cukup sulit bagi beliau. Karena tidak hanya mengalami kesulitan berjalan, namun juga beliau adalah seorang tuna netra.

Sungguh pengalaman yang sangat mengiapirasi saya. Kecacatan fisik ternyata tidak menghalangi seseorang untuk memiliki keutuhan. Malah sebaliknya, terkadang orang-orang yang punya fisik utuh memiliki cacat mental, karena tidak kuat menghadapi badai yang menerpa di kehidupan ini.

Semoga kisah yang saya bagi bisa bermanfaat dan menginspirasi bagi sahabat semua ya. Mari introspeksi diri kita masing-masing. Sudahkah kita sekuat mereka yang tak seberuntung kita? Sudahkah kita bersyukur sehingga tidak ada rasa iri hati atau membanding-bandingkan dengan kondisi orang lain dengan motif yang negati?

Appun keadaan kita, di manapun musim kita berada, dan appun tantangan yang sedang kita hadapi, dengan fisik dan mental yang utuh kita sanggup melaluinya dengan rasa syukur dan mendapat tuntunan dari Sang Illahi.

Mari sama-sama kita do'akan semoga kakek itu selalu diberi kesehatan, kelancaran dalam usahanya, kekuatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Terta Mayasari, Dream Girls 2015

2 dari 5 halaman

Kisah Haru Mbah Paijo, Menjual Seruling Keliling Yogya

Kisah Haru Mbah Paijo, Menjual Seruling Keliling Yogya © Dream

Dream - Lelaki sepuh itu berjongkok di tepi jalan. Di bawah terik matahari yang membakar udara Yogyakarta. Dia hanya diam. Mata menatap tajam. Memandangi dua keranjang di depan, yang penuh dengan seruling dan mainan anak-anak dari bahan bambu.

Dialah Mbah Paijo. Tengah mengaso di tepi Jalan Kaliurang. Tubuh renta itu kelelahan. Setelah berjalan cukup jauh. Berkeliling Kota Yogya menjajakan seruling dan mainan bambu. Hawa pada Senin, 28 September 2015, itu memang panas. Terik matahari menikam ubun-ubun tanpa ampun.

Penasaran kisah selanjutnya? Berikut ulasan dari Finalis Dream Girls 2015, Terta Mayasari: 

Saya, yang saat itu tengah menuju Cebongan, merasa trenyuh. Saya teringat kakek dan nenek di rumah yang sumuran Mbah Paijo. Tanpa pikir panjang, lampu sein saya nyalakan. Setang motor langsung saya belokkan. Turunlah saya dari motor dan menghampiri Mbah Paijo.

Saya melihat-lihat dagangan Mbah Paijo. Sepertinya masih utuh. Belum banyak yang laku. Saya amati pula Mbah Paijo lekat-lekat. Rautnya sungguh terlihat lelah. Buliran-buliran keringat mengucur dari kulit yang sudah keriput. Baju batik cokelat pun terlihat kuyup oleh keringat.

Saya kemudian duduk di samping Mbah Paijo. Mengajaknya berbincang. “ Biasanya sehari laku berapa Mbah?” tanyaku membuka percakapan. Mbah Paijo terdiam sejenak, lantas menjawab, “ Tidak pasti Mba, kadang malah nggak laku sama sekali.”

Saya semakin trenyuh. Memang, di zaman modern ini permainan tradisional yang dijajakan Mbah Paijo tak lagi diminati. Anak-anak lebih memilih mainan buatan pabrik. Apalagi permainan online yang tersedia di dalam telepon pintar bisa diakses dengan gratis. Sungguh berat perjuangan Mbah Paijo. Tapi itu yang membuat saya semakin salut.

Percakapan itu terus mengalir. Dari sana, saya tahu Mbah Paijo sudah berumur 80 tahun. Beliau merupakan warga Gunung Kidul. Hampir saban hari berkeliling Kota Yogya, menjajakan seruling dan mainan bambu, agar dapur tetap mengepul.

Mbah Paijo sebenarnya punya empat anak. Namun mereka merantau ke Jakarta. Sehingga saat ini Mbah Paijo hanya tinggal bersama istri yang selalu setia menunggunya pulang.

Dari Gunung Kidul, Mbah Paijo selalu naik angkutan umum ke Kota Yogya. Setelah itu, berjalan menyusuri jalanan kota. Berharap ada anak-anak yang tertarik dan membeli seruling dan mainan bambunya. Mbah Paijo biasa berkeliling dan baru balik ke rumah beberapa hari kemudian. “ Setiap saya tidur di masjid atau emperan toko,” kata Mbah Paijo.

Mendengar cerita Mbah Paijo, tak terasa air mata saya menetes. Rasanya sangat berat beban Mbah Paijo. Umurnya sudah renta. Sudah begitu harus berkeliling puluhan kilometer sambil memikul beban, dengan hasil tak menentu. Meski demikian, Mbah Paijo Tak menyerah. Dia lebih memilih berjuang daripada meminta-minta atau merepotkan orang lain.

“ Manusia hanya bisa berusaha, tuhan yang menentukan. Berapapun hasilnya harus kita syukuri,” turur Mbah Paijo. Meski terkadang pulang tanpa membawa uang, Mbah Paijo mengaku selalu ikhlas. Yakin rezeki tak akan tertukar.

Subhanallah, betapa bahagianya jika kita memilki seorang ayah atau kakek yang amanah terhadap keluarga seperti Beliau, benar-benar pahlawan keluarga yang patut dicontoh. Semoga Allah selalu menjaganya, meridhai setiap langkah dan melancarkan rizkinya sebagai bentuk pengabdian terhadap keluarga dan Tuhan.

Terta Mayasari, Finalis Dream Girls 2015

3 dari 5 halaman

Kisah Haru Ayah Kandung dan Tiri Berbagi di Pernikahan Anak

Kisah Haru Ayah Kandung dan Tiri Berbagi di Pernikahan Anak © Dream

Dream - Momen haru terjadi pada sebuah prosesi pernikahan yang dihadiri oleh ayah kandung dan ayah tiri mempelai perempuan. Semua tamu yang hadir di lokasi pernikahan itu tak kuasa menahan tangis setelah melihat adegan dari sang ayah kandung dan tiri itu.

Kisah itu bermula saat mempelai perempuan, Brittany Bachman, berjalan menuju pelaminan. Seperti mempelai-mempelai perempuan lain --yang masih memiliki ayah kandung-- Brittany dituntun oleh ayah kandungnya, Todd Bachman. Namun, tiba-tiba Todd menghentikan prosesi itu.

Semua tamu jelas kebingungan. Mereka saling berbisik satu sama lainnya, bertanya-tanya. Ada apa gerangan. Saat semua orang kasak-kusuk, Todd melangkah menghampiri ayah tiri Brittany.

Di hadapan ayah tiri Brittany itu, Todd mengulurkan tangan. Dia menarik ayah tiri putrinya itu menuju pelaminan. Rupanya, Todd ingin ayah tiri itu menemani sang putri menuju ke pelaminan.

Melihat adegan itu, semua orang terharu. Mata mereka basah. Tak kuasa membendung air mata. Termasuk Delia D Blackburn yang menjadi fotografer pernikahan itu.

“ Tidak ada mata yang kering di seremoni itu, termasuk saya,” kata Delia, sebagaimana dikutipDream dari laman Metro.co.uk, Selasa 29 September 2015.

Ya, seharusnya yang menjadi wali untuk menemani Brittany menuju ke pelaminan adalah Todd. Karena memang dia adalah ayah kandungnya. Namun Todd mengajak ayah tiri putrinya itu untuk bersama-sama mengantar anak mereka ke pelaminan.

Para tamu melihat betapa indahnya rasa kekeluargaan yang ditunjukkan Todd. Bukan sebuah ego. “ Selamat Todd Bacman karena menunjukkan kepada anak-anakmu apa sebenarnya cinta sejati itu, cinta untuk anak-anakmu,” tambah Delia yang merupakan fotografer berbasis di Ohio.

Delia menguggah kisah dan foto-foto momen emosional itu ke akun Facebook. Dan benar saja, kisah ini membuat haru pengguna media sosial. Lihat saja, hanya sehari setelah diunggah, foto dan kisah ini disukai oleh 964.397 pengguna Facebook. Sementara, postingan itu telah disebarkan 417.880 kali.

Sebanyak 36.918 pengguna Facebook memberikan komentar. “ Dia merupakan perempuan beruntung memiliki dua ayah seperti itu dalam hidupnya,” tulis salah satu pengguna Facebook, Jackie Hinkle. (Ism)

4 dari 5 halaman

Kisah Tragis Masa Tua Pengisi Suara Doraemon

Kisah Tragis Masa Tua Pengisi Suara Doraemon © Dream

Dream - Di balik suara serak khas Doraemon yang lucu ada sosok pengisi suara melegenda, adalah Nobuyo Oyama. Nobuyo merupakan pengisi suara Doraemon versi bahasa Jepang sejak 1979 sampai 2005.

Tapi sayang, kondisi kesehatan Nobuyo saat ini cukup memprihatinkan, ia kini mengalami demensia atau penyakit pikun. Bahkan Nobuyo sudah lupa dengan Doraemon.

Dilansir Dream dari Anime News Network, Selasa 17 November 2015, Nobuyo mengalami demensia atau penyakit pikun, bahkan Nobuyo sudah lupa dengan Doraemon.

" Saya tidak tahu apakah dia ingat (mengisi suara Doraemon)," aktor Keisuke Sagawa, suami Nobuyo.

Sagawa mengatakan pada saat itu bahwa Nobuyo mulai menunjukkan gejala beberapa waktu lalu. Nobuyo menderita stroke pada 2008, tapi Sagawa mengira gejala demensia hanyalah efek sampingnya.

Saat ini, Nobuyo dirawat dan dibantu oleh manajer, suami dan pengurus rumah tangganya di rumah.

Meskipun kondisi istrinya tidak memungkinkan untuk bekerja menghafal dialog, Sagawa mencatat, Nobuyo dapat menangani pekerjaan mengisi suara sambil melihat naskah.

Sagawa menjelaskan ketika mengatakan kepada Nobuyo bahwa dia tidak harus menggunakan suara Doraemon, suaranya " menjadi suara Doraemon alami" ketika ia merekam sebuah pengantar untuk album CD.

Nobuyo terkenal karena karyanya menyuarakan karakter tituler dari seri TV dan film Doraemon 1979-2005, sebelum digantikan oleh aktor suara lainnya. Oyama adalah orang yang menyanyikan " Doraemon no Uta" , lagu tema serial kartun yang disukai anak-anak di Indonesia.

Dia juga mengisi suara Kappei Jin di Muteki Chojin Zambot 3, serta karakter tituler di Hazedon.

Kisah hidupnya akan diangkat ke layar televisi dengan judul " Zutto Issho da yo Seiyu: Oyama Nobuyo Monogatari" atau Together for a Long Time: The Story of Voice Actress Nobuyo Oyama.

Drama kehidupan Oyama akan tayang perdana di saluran BS Premium NHK pada 13 Desember pukul 10 malam waktu Jepang.

Tayangan spesial tersebut akan menceritakan kisah 26 tahun perjalanan Nobuyo mengisi suara robot kucing ajaib Doraemon dan kehidupan sehari-harinya dengan sesama aktor suara lainnya. (Ism) 

5 dari 5 halaman

Perjuangan Bocah `Separuh Kepala` Menghafal Alquran

Perjuangan Bocah `Separuh Kepala` Menghafal Alquran © Dream

Dream - Ini kisah tentang perjuangan remaja penghafal Alquran di Malaysia. Remaja bernama Ammar ini baru mengalami kecelakaan yang menyebabkan separuh tempurung kepalanya hilang.

Dikutip Dream dari laman Siakapkeli, Selasa 17 November 2015, tempurung kepala Ammar harus diangkat setelah kecelakaan itu. Otak kirinya bahkan terluka parah.

Alhamdulillah dia masih mampu senyum walaupun keadaanya amat parah kerana melibatkan kecederaan otak, lebih-lebih lagi sebelah kiri,” kata sang bunda, Bushra Haji Yusoff.

Ammar sudah menghafal 11 juz Alquran. Kecelakaan itu dia alami saat pulang ke rumah untuk mengambil jubah yang akan dipakainya dalam kelas hafalan Alquran.

“ Musibah yang menimpa karena hendak pergi ambil jubah dari asrama ke sekolah sebab malam ada kelas tahfiz,” ujar Yusoff.

Kala itu, Ammar agak terburu-buru. “ Kerana hari itu dia berpuasa jadi tidak sempat berbuka puasa hari Senin.”

Dan saat di jalan itulah Ammar mengalami kecelakaan. Dan dia mengalami cedera parah pada bagian kepala. Saat ini, penghafal 11 juz Alquran ini tengah memulihkan kondisi.

“ Sebab itu belum boleh bercakap tapi faham semua perkataan orang. Untuk pulih ia perlu waktu bertahun-bertahun dan sekarang ini sudah masuk setahun delapan bulan.” 

Beri Komentar