Kisah Kenadie, si Putri Kerdil

Reporter : Ayik
Kamis, 16 Oktober 2014 11:31
Kisah Kenadie, si Putri Kerdil
Meski seakan hidup di dunia raksasa tak membuat Kenadie minder dengan teman-teman sebayanya.

Dream - Sosok Thumbelina rupanya bukan hanya ada di dunia dongeng anak-anak. Bocah manis berusia 9 tahun asal Kanada, Kenadie Jourdin Bromley mengalami kelainan sejak lahir sehingga ia terus terlihat seperti bayi.

Kenadie lahir dengan berat 1,1 kg dan memiliki panjang 28 cm. Perawat di rumah sakit yang membantu proses kelahirannya pun menjuluki gadis itu Thumbelina sama seperti putri sebesar jempol di dongeng.

Saat lahir di bulan Februari 2013 lalu, Kenadie hanya menangis kecil layaknya suara kucing kecil. Bahkan kedua orang tuanya harus mendekatkan betul telinganya agar memastikan keadaan Kenadie yang masih hidup.

Menginjak usia 8 bulan, Brianne Jourdin ibunda dari Kenadie memeriksakan keadaan puteri tercintanya itu dan baru diketahui bahwa Kenadie menderita primordial dwarfisme yakni sebuah keadaan yang sulit membesar di sepanjang hidupnya.

" Aku sangat sedih saat dokter mengatakan, Kenadie akan mengalami gangguan kesehatan, seperti gangguan tulang yang terlalu tipis dan mengakibatkan terkena Scoliosis (lengkungan tulang belakang yang tak normal)," ungkap Brianne.

Pertumbuhan Kenadie berangsur membaik, tingginya pun kini 83 cm. Sebelumnya dokter memprediksikan kondisi Kenadie tak ada kemungkinan untuk tumbuh kembang. Walau begitu sudah dipastikan Kanedie tidak dapat mencapai ukuran manusia normal.

Dalam hidupnya Kenadie juga harus waspada mengalami anurisma yakni tonjolan di pembuluh darah yang bisa pecah dan mengancam kelangsungan hidupnya. Kepalanya yang kecil membuat pertumbuhan otaknya lambat sehingga akan sulit berjalan dan berbicara.

Semua prediksi dokter yang seakan merenggut kebahagiaan Kenadie rupanya sirna. Brianne mengatakan kondisi puterinya baik-baik saja, dan beraktivitas dengan normal. Kenadie dapat berjalan bahkan terbilang cerewet. Meski ia seakan hidup di dunia raksaksa tak membuat Kenadie minder dengan teman-teman sebayanya.

Kondisi sang adik yang terbilang normal tak membuat Kenadie merasa iri apalagi minder, justru ia menunjukkan kekuatannya sebagai seorang kakak. Ia sering menunjukan siapa yang lebih berkuasa ketimbang adiknya. Brianne dan suami sangat menyayangi Kenadie.

" Kehadiran Kenadie mengajarkan kami untuk hidup tegar. Dan kami hanya ingin Kanadie hidup bahagia, meski tak sempurna," Kata ibunda Kanadie.

Beri Komentar