Kisah Simpatik Pria Rela Berjalan 33 KM Untuk Bekerja

Reporter : Syahid Latif
Minggu, 8 Februari 2015 16:01
Kisah Simpatik Pria Rela Berjalan 33 KM Untuk Bekerja
Mobil Honda tahun 1988 tak lagi bisa digunakan. Berjalan kaki akhirnya harus dilakoninya. Aksinya ini menuai simpati khalayak

Dream - Kisah seorang pria yang berjalan 33 kilometer setiap hari hanya untuk sampai ke pabriknya tempat bekerja menuai banjir. Tak hanya pujian, pria asal Detroit ini juga berhasil menyentuh hati orang banyak. Donasi dari hasil pengumpulan dana telah mencapai lebih dari US$ 200 ribu, atau sekitar Rp 2,51 miliar.

Sumbangan lebih dari 8.000 orang itu akan lebih dari cukup untuk membeli sebuah mobil. Kini pria bernama James Robertson itu tidak perlu berjalan kaki lagi.

Kisah haru pria 56 tahun ini mulai membetot sorotan ketika sebuah artikel di Detroit Free Press menceritkan perjalanan hidupnya. Bekerja jauh dari lokasinya tinggal, Robertson harus berjalan kaki setiap hari menempuh jarak 33 km.

" Awalnya, saya hanya berharap bisa mengumpulkan US$ 5.000," kata Evan Leedy, pencetus ide pengumpulan dana melalui situs crowdfunding, GoFundMe seperti dikutip laman Al Arabiya.net, Minggu 8 Februari 2015.

Leedy hanya ingin Robertson memiliki mobil untuk dipakai pulang pergi kerja.

" Terima kasih kepada semuanya yang telah menyumbangkan uangnya. Kini jumlahnya lebih dari cukup untuk membeli sebuah mobil," kata Leedy.

Robertson berjalan setiap hari ke tempat kerjanya di Rochester Hills, Michigan selama satu dekade sejak mobil Honda tahun 1988 miliknya rusak.

Pria yang selalu menumpang bus sebelum berjalan 33 km ke tempat kerjanya ini tidak bisa membeli mobil lagi. Upah kerjanya yang hanya US$ 10,55 per jam tak cukup untuk mengantarkannya ke diler mobil.

Leedy, mahasiswa Wayne State University, mengatakan dirinya tergerak untuk menolong Robertson setelah membaca artikelnya di Detroit Free Press. Lewat program crowdfunding, Leedy berhasil mengumpulkan beberapa ribu dolar dalam waktu singkat.

Uang hasil sumbangan tersebut akan digunakan membeli mobil, membayar angsuran, membeli bensin dan pengeluaran lainnya.

Meski sudah mencapai jumlah yang ditargetkan, sumbangan tetap mengalir hingga Selasa malam kemarin. Beberapa mengaku menyumbang karena terinspirasi oleh keuletan dan tak pantang menyerah yang ditunjukkan Robertson.

" Ini sangat menginspirasi," kata Jason Fisher, yang menyumbang US$10.

" Saya menyumbang karena muak dengan orang yang mampu tapi tak mau bekerja. Saya harus menghargai orang-orang seperti Robertson yang memilih mengatasi kesulitan dengan tekad baja."

Beri Komentar