Mengapa Islam Melarang Panjangkan Kuku?

Reporter : Puri Yuanita
Selasa, 1 Desember 2015 20:05
Mengapa Islam Melarang Panjangkan Kuku?
Sebagai bentuk penekanan, Nabi Muhammad SAW bahkan pernah memberi batas waktu kepada para sahabat untuk memotong kuku mereka.

Dream - Tahukah Anda bahwa memanjangkan kuku dilarang dalam Islam. Apa sebabnya?

Islam mengajarkan akan kemuliaan manusia. Sementara memanjangkan kuku identik dengan binatang.

Karena itu, Islam melarang umatnya memanjangkan kuku. Untuk menunjukkan jati diri mereka sebagai manusia yang berbeda dengan binatang.

Abu Ayyub Al Azdi menceritakan, ada seseorang yang mendatangi Nabi SAW. Ia bertanya pada beliau mengenai berita langit.

Rasulullah SAW mengatakan, “ Ada orang di antara kalian yang bertanya tentang berita langit, sementara dia biarkan kukunya panjang seperti cakar burung, dengan kuku itu, burung mengumpulkan janabah dan kotoran.” (HR. Ahmad 23542, al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubro 861, dan hadis ini dinilai dhaif oleh Syuaib al-Arnauth).

Untuk itulah, bagian dari ajaran para nabi, mereka tidak membiarkan kuku mereka panjang. Mereka memotong kuku mereka, karena ini yang sesuai fitrah manusia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Ada lima macam fitrah , yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari 5891 dan Muslim 258).

Sebagai bentuk penekanan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan pernah memberi batas waktu kepada para sahabat untuk memotong kuku mereka.

Sahabat Anas bin Malik mengatakan, “ Kami diberi batasan dalam memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, agar tidak tidak dibiarkan lebih dari 40 hari.” (HR. Muslim 258).

Batas yang diberikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sifatnya umum, berlaku untuk semua bagian badan yang dianjurkan untuk dipotong.

Hanya saja, jika kuku dibiarkan sampai 40 hari, tentu akan sangat mengerikan. Sehingga untuk kuku, yang menjadi acuan adalah panjangnya. Akan tetapi, semalas-malasnya orang, maksimal kukunya harus dipotong dalam 40 hari.

Meski begitu, memanjangkan kuku tidak haram melainkan hukumnya makruh dalam Islam.

(Ism, Sumber: www.konsultasisyariah.com)

 

1 dari 5 halaman

Rasul Perintahkan Umat Menangis Saat Berkunjung ke Tempat Ini

Rasul Perintahkan Umat Menangis Saat Berkunjung ke Tempat Ini © Dream

Dream - Petra di Yordania, Mada'in Saleh di Arab Saudi dan Piramid di Mesir adalah beberapa situs bersejarah Islam yang kini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

Tempat-tempat tersebut menyimpan sejarah kelam pada zaman nabi. Di tempat-tempat inilah Allah SWT pernah membinasakan kaum-kaum yang mengingkari dakwah para nabi di masanya.

Lalu, apakah umat Muslim diperkenankan mengunjungi atau berwisata ke tempat-tempat yang pernah diazab Allah seperti itu?

Jawabannya, Nabi Muhammad SAW ketika melakukan perjalanan menuju Tabuk, Beliau melewati Hajar Mada'in Saleh, satu daerah yang dulu ditempati umat Nabi Sholeh AS, Tsamud.

Kala itu, puing-puing rumah kaum Tsamud masih banyak tersisa. Rasul pun memerintahkan para sahabat agar mempercepat langkahnya dan berusaha menangis.

Ibnu Umar RA menceritakan, ketika Nabi Muhammad SAW melewati daerah Hajar, Beliau bersabda, " Janganlah kalian memasuki tempat tinggal orang-orang yang dzalim, kecuali sambil menangis. Karena apa yang menimpa mereka bisa menimpa kalian."

Lalu beliau menutup kepalanya dengan kain selendang, dan mempercepat perjalanannya, hingga berhasil melewati daerah itu. (HR. Ahmad 5466 dan Bukhari 4419)

Dalam riwayat lain, beliau secara tegas melarang untuk memasuki tempat seperti itu, kecuali sambil menangis.

Beliau bersabda, " Janganlah kalian memasuki daerah umat yang diadzab itu kecuali sambil menangis. Jika kalian tidak bisa menangis, jangan memasuki daerah mereka. Jangan sampai adzab yang menimpa mereka, menimpa kalian." (HR. Bukhari 433).

Tentu saja saran beliau itu tidak hanya berlaku untuk sahabat di masa itu. Peringatan ini berlaku untuk semua umat beliau.

Karena itulah, hadis ini menjadi landasan para ulama, tentang larangan berkunjung ke tempat umat-umat masa silam yang diazab oleh Allah karena kedurhakaannya, hanya karena ingin tahu atau piknik atau sebatas mengambil gambar.

Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi peringatan, “ Jangan sampai azab yang menimpa mereka, menimpa kalian”.

Jadi, bolehkah mendatangi tempat seperti Mada'in Saleh untuk mengambil pelajaran dari kejadian masa lalu? Baca Selengkapnya di sini.      

2 dari 5 halaman

Rajin Salat tapi Durhaka, Tersiksa Saat Ajal Datang

Rajin Salat tapi Durhaka, Tersiksa Saat Ajal Datang © Dream

Dream - Ini kisah tentang Alqamah. Pemuda yang sangat rajin salat, puasa, bersedekah, dan amal ibadah lainnya. Namun, pemuda ini mengalami kesulitan saat mati karena satu hal, durhaka kepada sang ibu.

Nabi Muhammad mendengar kabar kondisi Alqamah. Rasul kemudian mengutus Bilal untuk melihat kondisi Alqamah. Rasul meminta para sahabat membimbing Alqamah mengucapkan syahadat. Namun Alqamah tak mampu mengucap syahadat.

Kejadian itu segera dilaporkan kepada Rasul. Dan Rasul pun bertanya apakah Alqamah masih punya ibu. Dan para sahabat menjawab Alqamah masih punya ibu, yang sudah tua renta.

Lantas Rasul meminta sahabat untuk memanggil ibu dari Alqamah. Apa yang terjadi pada Alqamah selanjutnya? Baca selengkapnya di sini.

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

3 dari 5 halaman

Beginilah Azab Pelaku Bunuh Diri dalam Islam

Beginilah Azab Pelaku Bunuh Diri dalam Islam © Dream

Dream - Dalam Agama Islam, bunuh diri merupakan tindakan terlarang yang sangat dibenci Allah. Ancaman dosanya pun tidak tanggung-tanggung dan begitu mengerikan. Bahkan dalam hadist dijelaskan pelaku bunuh diri akan kekal mendekam di neraka jahanam.

Dalam agama Islam, bunuh diri dengan alasan apapun adalah haram. Orang yang melakukan perbuatan ini terancam akan mendapatkan dosa yang sangat besar. Sebab hidup dan matinya seseorang itu berada di tangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang dari Allah.

Allah SWT melarang umatnya untuk melakukan pembunuhan ataupun bunuh diri. Bagi mereka yang melanggarnya akan diancam dengan neraka dan ia akan kekal di dalamnya. Allah SWT berfirman:

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."  [QS. An-Nisa' ayat 29]

" Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."  [QS. An-Nisa' ayat 30]

Sungguh pedih azab yang akan diterima oleh orang yang melakukan tindakan bunuh diri ini. Bahkan Rasulullah SAW juga bersabda mengenai hal ini. Selengkapnya klik di sini. (Ism) 

 

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

Ayo berbagi traffic di sini!

4 dari 5 halaman

Keajaiban `Alhamdulillah`, Kalimat Ahli Surga

Keajaiban `Alhamdulillah`, Kalimat Ahli Surga © Dream

Dream - Kalimat " alhamdulillah" tentu sudah karib dengan kita, umat muslim. Bila mendapat nikmat, kita diajari untuk selalu bersyukur kepada Allah dengan mngucap kalimat tersebut.

Namun tahukah Anda bahwa di balik kalimat yang bermakna " segala puji bagi Allah" itu terdapat keajaiban yang luar biasa. Nabi Muhammad selalu mengucap alhamdulillah saat membicarakan tanda-tanda kebesaran Allah.

Dan " alhamdulillah" ini merupakan kalimat ahli surga. Dalam Surat Yunus Ayat 10, Allah berfirman, " Doa mereka di dalamnya ialah, " Subhanakallahumma" (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah, " Salam" (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, " Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin" (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam)."

Apa saja keajaiban alhamdulillah" Baca selengkapnya di tautan ini.

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

Ayo berbagi traffic di sini! 

5 dari 5 halaman

Lelaki Paling Tampan di Dunia Bukan Nabi Yusuf?

Lelaki Paling Tampan di Dunia Bukan Nabi Yusuf? © Dream

Dream - Sosok Nabi Yusuf AS selama ini digambarkan sebagai lelaki yang sangat tampan. Ketampanannya bahkan digambarkan mewakili separuh dari penduduk dunia. Namun benarkah Nabi Yusuf AS adalah manusia paling tampan?

Ulama memiliki perbedaan pendapat tentang siapa lelaki yang paling tampan di dunia. Pendapat pertama, yang paling tampan adalah Nabi Yusuf.

Di antara dalil yang mendasari pendapat itu adalah hadits dari Anas bin Malik RA, di mana Nabi SAW bersabda, " Yusuf diberi setengah ketampanan." (HR. Ahmad 14050 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)

Disebutkan pula dalam hadits riwayat Muslim, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan peristiwa Isra Mi’raj yang beliau alami. Ketika beliau di langit ketiga, beliau bertemu dengan Yusuf. Komentar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ketemu beliau, " Di sana saya bertemu Yusuf alaihis shalatu was salam, ternyata beliau diberi setengah ketampanan." (HR. Muslim 429)

Kemudian Ibnul Qoyim menjelaskan makna hadits tersebut. Ia menyimpulkan bahwa Yusuf AS secara khusus memiliki setengah ketampanan semua manusia. Sementara setengah ketampanan sisanya terbagi pada semua manusia lainnya (Badai al-Fawaid, 3/723).

Kemudian, pendapat kedua dari para ulama, orang yang paling tampan adalah Nabi Adam AS. Di antara dalil yang mendukung pendapat ini adalah hadits dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, " Allah menciptakan Adam dengan rupa sama seperti wajahnya." (HR. Bukhari 6227 & Muslim 2841)

Dalam riwayat lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, " Apabila kalian menghukum orang lain, jauhi wajah. Karena Allah menciptakan Adam dengan rupa seperti wajahNya." (HR. Muslim 2612)

Kita tidak membahas makna kalimat ‘seperti wajahNya’, yang jelas hadits ini menunjukkan betapa wajah Nabi Adam `alaihis Salam adalah wajah yang indah.

Pendapat ketiga, orang yang paling tampan adalah Nabi Muhammad SAW. Ibnul Qoyim menyebutkan pendapat ini.

Sebagian ulama menyebutkan, Yusuf diberi setengah ketampanan yang dimiliki MuhammadShallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di puncak ketampanan, sementara Yusuf hanya mencapai setengah ketampanan beliau.

Selanjutnya, Ibnul Qoyim menyebutkan alasan pendapat ini. Mereka beralasan, bahwa ini sesuai dengan hadits riwayat Turmudzi dari Qatadah, dari Anas bin Malik RA, yang mengatakan, " Tidaklah Allah mengutus nabi, kecuali berwajah tampan, dan suaranya bagus. Dan Nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling indah suaranya." (Badai al-Fawaid, 3/723)

Selengkapnya baca di sini.     (Ism) 

Beri Komentar