Ilustrasi (Foto: Pexels)
Dream – Pola lantai dalam tari sangat diperlukan untuk dapat menguasai berbagai jenis tarian. Pola lantai ini akan menjadi patokan bagi sang penari. Sehingga mendapatkan gerakan yang indah.
Pola lantai sering digunakan dalam tari berkelompok. Yang berfungsi untuk menghindari adanya tabrakan antar penari dan mengetahui gerakan selanjutnya. Dan membuat penampilan para penari semakin menawan dengan adanya gerakan yang selaras.
Pola lantai ini juga banyak digunakan dalam tarian tradisional. Gerakan yang kompak dan teratur semakin menambah keindahan dalam tarian tradisonal.
Pola lantai dalam tari merupakan garis-garis lantai yang harus penari ketika melakukan gerakan. Gerakan tari ini akan membantu perpindahan antara satu tempat ke tempat lainnya. Pola ini biasanya dibentuk dari formasi penari dalam tari berkelompok.
Fungsi dari pola lantai yaitu untuk menata gerakan tarian, membentuk komposisi dalam pertunjukan tarian dan menciptakan kekompakan antar anggota penari. Dengan adanya pola lantai, tarian yang disajikan akan lebih indah dan menarik untuk ditonton.
Pola lantai ini juga bertujuan agar penari lebih mudah melakukan perpidahan gerak. Sehingga tidak terjadi tabrakan antar penari. Selain itu, dengan adanya pola lantai ini para penari tidak akan khawatir mengganggu area penari lain.
Awalnya pola lantai hanya terbagi dalam tiga jenis. Yaitu vertikal, horizontal, dan diagonal. Namun seiring perkembangan zaman, jenis pola lantai dalam tari juga semakin berkembang.
Seperti pola lantai lurus yaitu zig zag, segitiga, segiempat, dan segilima. Dan pola lantai melengkung yaitu lingkaran, lengkung depan, lengkung belakang, dan angka delapan.
Nah, berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis pola lantai yang biasanya digunakan dalam tari tradisional.
Vertikal memiliki arti lurus memanjang. Pola lantai lurus vertikal berarti pola lantai yang lurus dan memanjang. Para penari berjumlah lebih dari satu orang dan akan membentuk formasi lurus baik dari depan ke belakang maupun sebaliknya.
Jenis pola lantai ini biasanya digunakan dalam tari klasik. Pola lantai melambangkan antara ikatan manusia dengan Tuhannya. Sehingga memiliki makna yang kuat dan mendalam.
Beberapa tarian daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari Serimpi dari Jawa Tengah, tari Yospan dari Papua, tari Pasambahan dari Sumatera Barat dan tari Baris Cengkedan dari Bali.
Pola lantai horizontal berbentuk barisan dari kiri ke kanan maupun dari kanan ke kiri. Pola lantai horizontal disebut melambangkan antara ikatan manusia satu dengan manusia yang lain.
Beberapa tarian yang menggunakan pola lantai horizontal yaitu tari Indang dari Sumatera Barat dan tari Saman dari Aceh.
Pola lantai diagonal membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Pola lantai ini memberikan kesan yang lembut tetapi tetap kokoh. Kesan inilah yang semakin menambah keindahan tarian bagi para penontonnya.
Tarian daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari Sekapur Sirih dari Jambi, tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari Pendet dari Bali.
Pola garis melengkung terdiri dari beberapa jenis yaitu garis lingkaran, angka delapan, huruf U dan lengkung ular. Saat penari melakukan gerakan pola lengkung ini, maka gerakannya akan terlihat indah.
Tarian rakyat dan tarian tradisional banyak yang menggunakan pola jenis ini seperti tari Ma’badong Toraja dari Sulawesi Utara, tari Piring dari Sumatera Barat dan tari Randai dari Sumatera Barat.
Adanya pola lantai dalam gerakan tari tradisonal tentunya sangat penting bagi setiap penari. Selain membuat gerakan tari semakin kompak dan teratur, adanya pola lantai juga akan memberikan kesan yang indah dan menawan bagi penonton.
Selain itu, terdapat beberapa tujuan dari adanya pola lantai dalam tari tradisional, yaitu:
(Diambil dari berbagai sumber)
Advertisement